Siswa/I Lulusan SMKN 4 Kota Jambi Dituntut Mampu Wirausaha Online

JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Kota Jambi lingkup Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jambi, Sujono, S.Pd, M.Pd menyebutkan semua peserta didik diharapkan mampu berwirausaha mandiri setelah menamatkan pendidikan.

“Anak-anak siswa/i kita, harus berwirausaha sendiri setelah tamat, dan mereka harus terampil dibidangnya. Karena tujuan SMK itu, setelah siswa tamat. Mereka harus mempunyai jiwa BMW, yaitu Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha,” ujarnya.

Perubahan dunia dewasa ini semakin cepat, menurutnya semua serba digitalisasi online sehingga pihaknya selalu menekankan kepada semua peserta didik agar dapat menang dalam kompetisi global di abad 21 ini, atau kerap dikenal sebagai abad Milenial.

“Tantangan di abad 21 di era digital ini, cukup berat. Anak-anak tamatan SMK, harus mengoptimalkan penggunaan Informasi Teknologi (IT), dan penguasaan bahasa asing. Disamping menguasai Bahasa Inggris, mereka juga dituntut menguasai Bahasa Mandarin sebagai bahasa (pergaulan) internasional. Ada istilah di lingkungan kita, terutama di kalangan SMK umumnya. Bila ingin menguasai teknologi, maka kuasailah Bahasa Jepang. Tapi bila ingin menguasai bisnis perdagangan dunia, maka kuasailah Bahasa Mandarin,” terangnya.

Saat disinggung soal keinginan keras sebahagian orang tua memasukan anaknya ke SMK agar cepat bekerja, menurutnya lebih pas. Disamping siswa/i harus menamatkan pendidikan di SMK, mereka juga dituntut harus terampil dibidangnya. Anak-anak didik ini, harus bisa bekerja setelah menamatkan pendidikan tiga tahun.

Sujono melanjutkan, pendidikan di SMK lebih banyak praktek ketimbang teori 60 persen, siswa harus mampu dalam praktek dan menguasai keterampilan dibidangnya. Sedangkan 40 persen adalah teori.

“Lebih pas bagi orang tua, yang ingin memasukan anaknya ke SMK. Apalagi anaknya setelah tamat SMK, mereka sudah bisa bekerja. Karena yang paling penting dalam proses pembelajaran di SMK, bagaimana sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kurikulum industri. Tidak semata-mata siswa tamat di SMK, tujuannya bisa langsung bekerja saja. Itu ternyata bukan tujuan akhir. Tapi semua anak-anak di SMK Negeri 4 Kota Jambi, dituntut harus terampil dibidangnya, menguasai IT, dan paling pokok adalah mereka mempunyai etika dalam sikap dan perilaku yang baik. Baik itu etika yang baik dalam berorganisasi, dan juga etika yang baik dalam pergaulan di masyarakat dan dunia kerja,” paparnya.

Penguasaan IT sangat perlu bagi peserta didik di SMK pada abad 21. Karena ada pola yang sudah bergeser dari sifatnya konvensional/manual ke era digitalisasi online, dengan perkembangan begitu cepat dewasa ini, seperti bisnis dan transaksi online, toko online, penyedia jasa lewat online, menggunakan jasa transportasi online contohnya GOJEK dan GRAB yang marak ditemukan di Kota Jambi, dan lainnya.

“Bahkan diprediksi kedepannya, masyarakat akan segera meninggalkan toko-toko konvensional, dalam melakukan transaksi jual-beli, masyarakat ingin serba cepat. Apabila mereka yang tidak mengikuti perkembangan zaman saat ini, mereka akan ditinggalkan pembelinya.

“Alasan itulah, kita sedang berupaya kepada semua peserta didik di SMK Negeri 4 Kota Jambi, untuk mempersiapkan kearah sana, terutama penguasaan IT sesuai masing-masing jurusan program studi,” ungkapnya.

Diceritakan Sujono seraya mencontohkan tentang kreatifitas siswa di jurusan busana. Anak didiknya sendiri yang membuat bajunya, dan mereka sendiri yang memasarkan dan menjualnya.

Uang dari hasil penjualan tersebut, dijadikan modal untuk kembali belajar membuat model dan motif busana yang sedang trend dan diinginkan oleh pasar, atau sesuai dengan pesanan pelanggan mereka. Begitu juga halnya dengan siswa/i jurusan lainnya, seperti tata boga, patiseri, kecantikan dan pariwisata bidang kejuruan akomodasi perhotelan.

Semua peserta didik, terutama siswa kelas XII SMK Negeri 4 Kota Jambi. Setelah menamatkan pendidikan, siswa berhak mengikuti uji sertifikasi kompetensi sekaligus memperoleh sertifikat kompetensi dibidangnya, yakni Sertifikat Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi Tingkat 1 (LSP-1) dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Sayangnya untuk mengikuti uji kompetensi siswa LSP-1, katanya, masih terkendala sampai sekarang. Pihaknya masih menunggu arahan dan kebijakan dari Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jambi terkait hal ini. Sebab menyangkut soal anggaran, apakah dibiayai oleh negara atau orang tua siswa yang harus menanggung sendiri biaya ujian kompetensinya.

Alasannya pada 2016 lalu, semua siswa/i tamatan jurusan perhotelan telah mengikuti uji kompetensi LSP-1 dari BNSP, yang dibiayai Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jambi. “Siswa/i kita, yang tamatan perhotelan, semua sudah ikut uji kompetensi LSP-1 dari BNSP pada 2016 yang lalu. Alhamdulillah, 100 persen lulus semua,” ujarnya. (Afrizal)


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *