KUALA TUNGKAL (WARTANEWS.CO) – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tanjung Jabung Barat, R.Azis Muslim menyatakan, saat ini Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu Kabupaten yang rawan dengan peredaran Narkotik dan Obat-obatan Terlarang (Narkoba) di Provinsi Jambi.
Hal ini terbukti, dari awal tahun 2017 sampai bulan September, pihaknya sudah mencatat lebih 2000 warga di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang terbukti kecanduan narkoba. Mirisnya lagi tidak hanya dilakukan kaum pria, tapi wanita bahkan anak bawah umur dan ibu rumah tangga juga telah kecanduan barang haram ini, kata Mantan Sekwan ini, prihatin.
H.R.Azis Muslim menyatakan, saat ini Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi yang rawan akan peredaran narkoba. Menurutnya, hal ini dikarenakan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat berseberangan langsung dengan negara tetangga, seperti Singapura, Johor (Malaysia) dan Riau.
Dari data yang diperolehnya, dari pihak Polres Tanjab Barat, Lapas kelas II B Kuala Tungkal, Dinas Kesehatan Tanjab Barat, dan pihak Rumah Sakit Daud Arif Kuala Tungkal. “Angka pecandu narkoba di Tanjab Barat dihitung dari bulan Januari hingga september 2017 terdapat sebanyak 2000 orang lebih pecandu narkoba ini,” katanya.
Bahkan yang sangat disedihkan. Para pecandu narkoba masih berumur 30 tahun ke bawah, bahkan dari 2000 pecandu yang ada tersebut 3 persennya merupakan kaum perempuan.
Namun meski angka pecandu narkoba di Tanjung Jabung Barat terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, tetapi hingga hari ini permintaan Pemkab Tanjung Jabung Barat yang menginginkan didirikannya BNNK (Badan Nasional Narkotika Kabupaten) belum juga direspon pemerintah pusat.
“Padahal semua persyaratan telah terpenuhi, bahkan lahannya pun sudah disiapkan,” imbuhnya.
Maka dari itu, dirinya berharap kedepan agar pemerintah pusat segera merekomendasi permintaan Kesbangpol (Pemda) Tanjabbar, agar pendirian BNNK dapat terealisasikan, mengingat para pecandu narkoba di Tanjab Barat saat ini sudah sangat tinggi, dikhawatirkan akan semakin bertambah,”tandasnya. (Eka)