Sebagai Pilot Project, Ojk Jambi Paparkan Potensi Pendukung Transisi Energi Bersih

Jambi (WARTANEWS.CO) – Pemanasan global menjadi isu lingkungan paling hangat  beberapa tahun terakhir. Kondisi panas yang terjadi di dunia saat ini akibat gabungan perubahan iklim dan El Nino. Bahkan fenomena perubahan iklim pemanasan global terjadi secara gradual akibat efek rumah kaca yang meningkatkan konsentrasi gas karbondioksida dan gas gas lainnya di atmosfir.

Adanya hal ini ditanggapi serius oleh Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan membuat gebrakan pemakaian bursa karbon. Tidak hanya sebagai emisi namun juga menggali banyak potensi yang ada untuk kehidupan dimasa depan.

Provinsi Jambi ditunjuk sebagai salah satu Pilot Project Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon di Indonesia. Melalui Seminar Nasional yang dilakukan.

Sebagai salah satu Pilot Project di Indonesia, Provinsi Jambi pun bersiap akan hal itu. Akan diluncurkan pada 26 September 2023 mendatang, gebrakan Ojk tentang Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon di Indonesia juga secara matang di awasi, sebagai salah satu konteks pengawasan dari Ojk, Khususnya Ojk Provinsi Jambi.

Pada sambutannya di Seminar Nasional, Kepala Ojk Jambi Yudha Nugraha Kurata mengatakan, Provinsi Jambi yang memiliki luas wilayah 53.435,72 km2 dimana sekitar 60% lahannya merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang menjadikan daerah Jambi merupakan salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan utama di wilayah Sumatera seperti kelapa sawit, karet, kopi, pinang, teh dan lainnya.

“Strategi pembangunan rendah emisi yang mendukung capaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia tahun 2030, salah satunya melalui program Bio carbon Fund (BioCF) Initiative For Sustainable Forest Landscape  (ISFL) yang fokus untuk mempromosikan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca dari sektor lahan, termasuk upaya untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan di negara berkembang,”  sebut Yudha.

Sebagai Pilot Project, Kepala Ojk Jambi juga menyebutkan potensi potensial guna mendukung keberhasilan transisi energi bersih tersebut.

“Provinsi Jambi memiliki banyak perusahaan sebagai pendukung yang berpotensi dapat menyukseskan program pengurangan emisi karbon sehingga dapat memenuhi net zero emisi, terutama dari perusahaan yang bergerak di sektor industri pengolahan minyak mentah kelapa sawit, pengolahan kayu, pengolahan karet, pengolahan teh, pengolahan hasil laut, pertambangan batubara dan sektor perkebunan,” jelasnya.  

“Dalam mendukung pemenuhan net zero emisi tersebut, perusahaan-perusahaan di Provinsi Jambi dapat bertransaksi melalui bursa karbon dengan harapan dalam mendukung target penurunan emisi gas rumah kaca dan Indonesia pada tahun 2060 sudah mencapai net zero emissions”.

Lebih lanjut, kegiatan Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon di Indonesia dibuka langsung oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Gubernur Jambi Al Haris, Deputi Komisioner Pengawas Emiten Ojk, Kepala Ojk Bengkulu dan Lampung, Kepala BI Jambi Hermanto, serta tamu undangan lainnya. (eco)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *