KUALATUNGKAL (WARTANEWS.CO) – Dalam meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KH Daud Arif walau sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tapi masih belum mampu untuk membeli obat sendiri.
Maka pada APBD Perubahan 2017 lalu, pihak RSUD KH Daud Arif Kualatungkal, meminta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), menyetujui untuk anggaran Pembelian Obat di APBD-Perubahan 2017 ini.
Direktur RSUD KH Daud Arif Kualatungkal, dr Elfis membenarkan, kalau pada pembahasan APBDPerubahan Kabupaten Tanjab Barat 2017 dianggarkan dana untuk pembelian obat bagi RSUD KH Daud Arif. “Iya, memang dalam pembahasan APBD Perubahan dianggarkan pembelian obat-obatan. Dianggarkannya Dana itu, karena diawal tahun 2017 lalu, biaya pembelian obat untuk RSUD di beli sendiri pihak RS.
Karena dana yang dibayarkan cukup besar, makanya dianggarkan pada APBD Perubahan, kata Elfis.
Terkait hal ini, awalnya anggota Dewan tidak setuju, Bahkan Jamal Darmawan anggota DPRD Tanjab Barat dari Partai Demokrat ini pun mengaku sempat mempertanyakan hal itu dalam pembahasan.
“Memang ada, Kita Dewan waktu pembahasan beberapa waktu lalu itu, sempat mempertanyakannya. Sebab, awal tahun 2017 lalu RSUD ini sudah menjadi BLUD. “Katanya sudah dikelola dengan mandiri. Tetapi kenapa masih dibantu juga ? ternyata mereka masih belum mampu secara keuangan,” ungkap Jamal Darmawan Sie.
Setelah mendapatkan penjelasan dari pihak RSUD KH Daud Arif maka Dewan pun menyetujui untuk memasukkan pembelian obat dalam APBDPerubahan ini.
Mereka pun tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan bila memang keuangan rumah sakit tidak mencukupi untuk pembelian obat, padahal RS itu adalah tempat masyarakat berobat dan mendapatkan pelayanan untuk sehat. Kalau pihak RSUD tidak mampu, sewajarnya lah kita membantu.
“Tentu kita mendukung sepenuhnya karena untuk kesejahteraan dan kesehatan masyarakat,”ungkap Jamal.
Jamal mengatakan bahwa anggaran untuk pembelian obat cukup besar juga. Tetapi dirinya tidak mengingat secara pasti nilai uang yang dianggarkan.
dr Elfri Syahril, Direktur RSUD KH Daud Arif ketika dikonfirmasi mengenai hal itu membenarkan. Dikatakannya bahwa keuangan rumah sakit masih belum cukup untuk pembelian obat sendiri untuk beberapa bulan kedepan. Maka dari itu, pihaknya masih mengharapkan dana APBDPerubahan untuk pembelian obat.
“Untuk saat ini keuangan kita masih belum mampu. Makanya kita berharap pada APBDPerubahan untuk pembelian obat,” ucap Elfri.
Untuk pembelian obat itu sendiri diakuinya dimasukan dalam APBD Perubahan sebesar Rp1,3 miliar. Dimana dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan obat mulai bulan Oktober 2017 – Maret 2018.
“Dana kita anggarkan untuk cukup membeli obat sampai bulan Maret 2018. Hitung-hitungannya anggaran baru efektif dibulan-bulan tersebut. Bila tidak ada, kita akan kesulitan melayani pasien yang saat ini meningkat,” terangnya.
Penganggaran pembelian obat pada APBD ini baru di perubahan. Pada APBD Murni 2017 lalu pihak rumah sakit menggunakan dana sendiri untuk pembelian obat.
Sehingga mereka pun berharap pada 2018 nanti bisa membeli obat sendiri. “Pada APBD Murni kita tidak minta bantu. Hanya pada APBDPerubahan. Mudah-mudahan tahun depan kita sudah memiliki dana sendiri,” ungkapnya. (Eka)