KERINCI (WARTANEWS.CO) – Milyaran dana yang sudah dikucurkan kepada masyarakat. Namun sangat kecil sekali korelasi biaya dengan hasil tutupan lahan dari program rehabilitasi hutan tersebut.
Untuk itu perlu dilaksanakan evaluasi terhadap reboisasi lahan.Perlu cara kreatif untuk mengajak masyarakat menjaga tegakan dan mau menanam. Salah satu solusinya dengan program imbal jasa lingkungan, hal ini dilaksanakan dalam program hutan adat.
Kepala Kesatuan Pengolahan Hutan Produksi (KPHP) Unit I Kerinci, Neneng Susanti,rabu (6/12) menyampaikan hal ini ketika menjadi pemateri diskusi Pojok iklim yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Kegiatan ini merupakan kerja sama KPH Masyarakat dan NGO Mitra Setia KPH FFI (Fauna Flora Internasional) Merangin Project, Perkumpulan Walestra dan WWF.
Dikatakannya, kebanyakan masyarakat menanam jika diberikan biaya, setelah menanam selesai tanggungjawabnya. Tujuan untuk memenuhi terget dan serapan anggaran semata.
Sehigga dengan demikian usaha untuk rehabiltasi hutan tidak maksimal. Karena adanya kencenderungan masyarakat tadinya, kalau diberikan Dana mereka baru mau menanam, baik melalui perorangan maupun kelompok.
Menurut Neneng Susanti, hasil evaluasi menunjukkan perobahan positif dikawasan hutan adat Kerinci. Ini disampaikan untuk bisa dipahami pihak Kementerian Lingkungan Hidup.
Tujuannya ,dikatakan Neneng agar Nasional dan Internasional mengetahui Kerinci dan Provinsi Jambi secara luas. Dengan adanya acara diskusi ini diharapkan kondisi hutan di Kerinci dan Provinsi Jambi akan diketahui secara luas. (azmalfahdi)