JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Jambi, Erdalina,SPd,MPd mengeluh minimnya segala fasilitas dimiliki di sekolahnya saat ini, terutama untuk menunjang kegiatan siswa/siswi kelas IX (siswa akhir) dalam rangka persiapan menjelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada 2018 akan datang.
Keluhan yang dia sampaikan itu, antara lain minimnya perangkat dan peralatan unit komputer/personal computer (PC) di sekolah. Kurangnya daya arus tegangan listrik yang ada selama ini, untuk menunjang segala kebutuhan semua peserta didik, notabene mereka akan segera mengakhiri pendidikannya di SMP Negeri 22 Kota Jambi untuk melanjutkan kejenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat.
Dijelaskannya semua siswa/siswi kelas IX di SMP Negeri 22 Kota Jambi seluruhnya berjumlah 220 orang. Mereka semuanya, akan segera mengikuti pelaksanaan ujian akhir nasional UNBK pada 2018 mendatang.
“Siswa kelas IX saat ini, seluruhnya berjumlah 220 siswa/siswi, terdiri dari 7 rombongan belajar (rombel), dan semuanya akan mengikuti ujian UNBK tahun 2018. Tetapi untuk segala persiapannya sampai saat ini, justru masih menjadi keluhan dan masalah di sekolah kita sampai sekarang.
Seperti minimnya perangkat dan peralatan PC komputer, untuk peserta didik (Kelas IX) yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) UNBK, dan juga kurangnya daya arus (tegangan) listrik yang ada di dalam sekolah kita ini,” ungkap Erdalina, saat dikonfirmasi wartanews diruang kerjanya, Kamis (12/10/2017) di wilayah Simpang Rimbo, Jalan HM Thaib Fahruddin, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.
Lanjutnya minimnya fasilitas perangkat dan peralatan PC komputer bagi 220 siswa akhir tersebut, yang notabene mereka berhak untuk mengikuti UNBK pada 2018 akan datang, menurutnya justru terkendala masih kurangnya jumlah daya arus tegangan listrik, untuk mensuplai listrik ke jaringan komputer, yang akan digunakan oleh anak didiknya saat pelaksanaan UNBK mendatang.
“Sebelum saya ditunjuk menjadi kepala sekolah disini (SMP Negeri 22 Kota Jambi). Daya (arus listrik) yang ada, awalnya sebesar 1.300 watt. Tapi ketika saya duduk, sudah saya tambahkan lagi dayanya menjadi 3.500 watt.
Namun masih juga kurang. Maka kita perlu tambahkan lagi dayanya sebesar 3.500 watt. Sehingga totalnya menjadi 7.000 watt, untuk mencukupi segala kebutuhan listrik bagi siswa/siswi kita, yang akan mengikuti ujian UNBK nantinya,” beber mantan Kepala Sekolah Negeri 5 Kota Jambi ini.
Penambahan daya untuk mencukup semua kebutuhan arus daya tegangan listrik saat pelaksanaan ujian nasional UNBK tahun 2018 nanti, sebutnya total 7.000 watt, dan justru menjadi masalah sampai sekarang.
Pasalnya untuk menggenapkan menjadi 7.000 watt ini, kata Erdalina, ketika permintaan untuk penambahan daya melalui pemasangan jaringan (listrik) yang baru ke PLN, yakni sebesar 3.500 watt, terjadi masalah dan tidak sesuai dengan keinginannya.
Justru malah yang terpasang sekarang ini adalah Token pulsa. Bukan berbentuk Meteran -yang biasa digunakan dan terpasang dalam sekolah selama ini.
“Yang kita minta untuk penambahan jaringan baru sebesar 3.500 watt. Justru tidak sesuai dengan keinginan kita. Yang terpasang oleh PLN saat ini, adalah Token (pulsa). Bukan berbentuk Meteran.
Padahal di sekolah kita ini, kita biasanya menggunakan Meteran untuk listriknya, dan inilah yang menjadi masalah kita sampai sekarang. Karena sekolah kita ini, tidak cocok pakai Token, saya ingin mengajukan protes ke PLN,” paparnya lirih.
Saat disinggung untuk mengatasi minimnya fasilitas perangkat dan peralatan PC komputer bagi anak didik, terutama 220 siswa/siswi Kelas IX di SMP Negeri 22 Kota Jambi saat pelaksanaan ujian UNBK akan datang.
Dirinya selaku kepala sekolah akan mencari solusi, dengan mengupayakan dan berusaha mencari dukungan Komite Sekolah, dengan meminjam laptop/PC komputer milik orangtua murid.
Opsi lainnya, sebutnya, berkonsultasi kepada Inspektur di kantor Inspektorat Pemerintah Kota Jambi untuk menanyakan, boleh atau tidak menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Informasinya ada bantuan 40 unit PC komputer dari Dinas Pendidikan Kota Jambi. Tapi kita khan belumtau. Tapi kita upayakan, dan usahakan mencari solusinya, dengan cara mengajak rapat dengan Komite Sekolah, dan para orangtua siswa Kelas IX, tentang cara bagaimana untuk mengatasi kekurangan peralatan PC komputer ini.
Kita juga akan berkonsultasi kepada pihak Inspektorat. Boleh atau tidak, menggunakan dana BOS agar anak-anak tetap mengikuti ujian UNBK dengan lancar. Karena saya berharap, pelaksanaan ujian UNBK di sekolah kita nanti, tidak ada masalah lagi kedepannya,” jelasnya. (Afrizal)