JAMBI (WATANEWS.CO) – Kepiawaian Wali Kota Jambi DR. H. Syarif Fasha, ME, sebagai pembicara tidak perlu diragukan lagi. Sebagai kepala daerah penemu model kepemimpinan Bangkit Berdaya yang mengkombinasikan budaya organisasi, kepemimpinan pemerintahan dan birokrasi pemerintahan dengan analisis Asoca itu kini terus menjadi refrensi dalam berbagai forum ilmiah. Ide dan gagasannya pun kerap menjadi percontohan hingga tingkat nasional dan internasional.
Rabu (02/10) Doktor Ilmu Pemerintahan jebolan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan predikat summa cum laude itu, kembali diminta menjadi nara sumber dihadapan ratusan mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Jambi (Unja).
Wali Kota Syarif Fasha dengan segudang kreasi dan inovasi itu memaparkan best practicenya mengenai “Politik Kebijakan Anggaran Kepala Daerah dalam Menyusun APBD Pro Rakyat”.
“APBD yang pro rakyat adalah APBD yang memperhatikan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan Wali Kota, dan pihak-pihak lainnya. Pemerintah Kota Jambi telah mengimplementasikan sistem perencanaan penganggaran APBD e-planning yang terstruktur, transparan, akuntabel dan tersistem dengan baik,” ujar Fasha didepan mahasiswa.
Menurut Wali Kota Fasha, di awal masa kepemimpinan dirinya, Pemerintahan Kota Jambi mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan dari aspek kebijakan penganggaran APBD.
“Banyak sekali alokasi belanja yang sangat tidak efektif dan agak melenceng dari konsep pembangunan pro rakyat. Saya langsung bergerak cepat mensinergikan seluruh stakeholder di Pemkot untuk menyamakan visi pembangunan kami. Disanalah peran kepemimpinan berperan penting dan turut memainkan peran,” tegas Fasha.
Dihadapan mahasiswa Fasha juga memaparkan alur dan mekanisme konsep e-planningnya.
“Dalam e-planning kami menetapkan standar merit point untuk menentukan skala prioritas pembangunan. Dimulai dari usulan masyarakat bawah, melalui Ketua RT, masyarakat mengusulkan berbagai usulan pembangunan. Melalui Musrenbang (musyawarah rencana pembangunan), kami memberi skor untuk skala prioritas tertinggi berdasarkan sistem merit point. Angka tertinggi skala prioritas sistem merit point, kami prioritaskan untuk pembangunan fasilitas sosial dan umum. Jadi kecil sekali potensi terjadinya salah belanja dan tidak ada istilah membangun atas selera Walikota atau pihak lain. E-planning juga memperkecil adanya kongkalingkong dan titipan dari pihak lain,” tambah Fasha.
Dihadapan para mahasiswa Fasha juga berpesan, kebijakan yang terbaik tentunya didukung oleh faktor kepemimpinan yang juga harus mumpuni.
“Kesuksesan dalam kepemimpinan adalah sebuah pencapaian yang memerlukan kesungguhan, usaha yang bersungguh-sungguh, tekad yang kuat, dan keyakinan dalam meraih target. Kesuksesan tidak diraih dalam semalam, artinya tidak ada jalan pintas dan waktu yang singkat dalam meraih kesuksesan. Kebijakan yang dipengaruhi kepemimpinan yang sukses, akan ditentukan oleh proses dengan berbagai tantangannya. Dalam meraih kesuksesan, diperlukan juga jiwa yang tangguh, penuh optimisme, dan keyakinan yang luar biasa dalam mencapai tujuan tersebut,” terang Fasha.
Pemaparan Wali Kota Fasha pada kuliah umum Fakultas Fisipol Unja Prodi Ilmu Politik yang berlangsung di Gedung Rektorat Unja Mendalo itu sangat antusias diikuti para mahasiswa. Pada sesi dialog berbagai pertanyaan pun turut diajukan para mahasiswa. Selain mendapatkan jawaban langsung dari Wali Kota Jambi itu, mahasiswa pun tampak puas dengan best practice yang disampaikan tersebut. (hms)