Disbunprov Jambi Remajakan 2.500 Hektar Kebun Karet Tua

JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Jambi, Ir Agus Rizal,MM, melalui Sekretaris Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir Putri Liesdiyanthy mengungkapkan peremajaan kebun karet rakyat tua, atau biasa dikenal dengan Replanting Karet Rakyat di wilayah Provinsi Jambi terus ditingkatkan mutu dan kualitasnya, juga bantuan diberikan kualitas perbenihan unggul yang telah bersertifikasi dan berlabelisasi oleh pemerintah kepada petani, dengan harapan pendapatan dan penghasilan ditingkat petani karet rakyat semakin meningkat kesejahteraannya.

Lanjut Putri menambahkan, pihaknya tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas hasil produksi karet milik petani. Akan tetapi, pemerintah daerah (pemda) Provinsi Jambi, juga mendorong penguatan ekonomi kerakyatan, yang bersumber dari bahan baku hasil komoditi karet ditingkat petani karet rakyat kedepannya.

“Gubernur Provinsi Jambi, H Zumi Zola,STP,MA sangat concern, dan perhatian dengan kehidupan petani karet kita, yang ada di daerah-daerah penghasil perkebunan karet rakyat selama ini.

Tetapi juga, gubernur terus mendorong bagaimana meningkatkan pendapatan para petani karet kita, melalui penguatan ekonomi kerakyatan, yang bersumber dari hasil produksi perkebunan karet di seluruh daerah Provinsi Jambi saat ini, dan itulah tugas utama kita dalam mewujudkan Provinsi Jambi yang Tangguh, Unggul, Nyaman, Tertib, Adil dan Sejahtera (JAMBI TUNTAS) pada tahun 2021 mendatang,” paparnya.

Dikatakan Putri peremajaan karet sangat diperlukan, dan terus berkesinambungan. Bahkan pertama kali program replanting karet diluncurkan di Provinsi Jambi, sejak 2006 yang lalu, saat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jambi dipimpin oleh ayahanda kandung Gubernur Jambi saat ini, yakni Drs H Zulkifli Nurdin,MM, dengan luasan mencapai 130.000 hektar.

Karena alasannya, sebagian besar tanaman perkebunan karet rakyat yang ada sudah berusia tua, dan lagi sudah tidak produktif. Sehingga berdampak pada rendahnya mutu hasil produksi, dan menurunnya penghasilan ditingkat kehidupan petani karet rakyat di daerah-daerah penghasil, antara lain Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo, dan Kabupaten Bungo.

Oleh sebab itu, katanya, pemda Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Jambi terus menggalakkan dan melaksanakan program peremajaan karet rakyat, sejak awal Gubernur Provinsi Jambi, H Zumi Zola,STP,MA dilantik sebagai gubernur pada 2015 sampai dengan sekarang.

“Saat ini terus kita lakukan, dan semula awal pertama kali program replanting karet tersebut, dilaksanakan sejak Gubernur Jambi, Drs H Zulkifli Nurdin,MM, sejak 2006 sampai dengan sekarang, dengan luasan areal 130.000 hektar.

Lalu terus dilanjutkan hingga sampai Gubernur Jambi, H Zumi Zola Zulkifli,STP,MA, sekarang ini, dengan luas 111.000 hektar,” jelasnya.

Lanjutnya 2018 mendatang, yang dicanangkan pemerintah sebagai Tahun Benih. Pemda Provinsi Jambi, termasuk target dan sasaran daerah pengembangan program replanting karet oleh pemerintah pusat, melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia, salah satunya pengembangan program peremajaan karet rakyat ditingkat petani, yang telah menjadi tulang punggung komoditi hasil sektor perkebunan rakyat di Provinsi Jambi selama ini.

Hal senada diungkap Kepala Bidang Perbenihan dan Produksi Perkebunan pada Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Jambi, Ir KGS Taufik secara terpisah, menurutnya pengembangan program peremajaan karet rakyat (replanting karet) di Provinsi Jambi, telah dilaksanakan sejak 2015 sampai sekarang.

Dipastikan pada Tahun Benih 2018, yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Ir H Joko Widodo, pemberian bantuan benih karet unggul yang telah bersertifikat dan berlabelisasi oleh pemerintah, melalui Kementerian Pertanian tersebut, digunakan secara swakelola oleh petani.

“2016 yang lalu, seluas 760 hektar, telah dilakukan peremajaan karet ditingkat petani karet rakyat. Kemudian dilanjutkan pada tahun (2017) ini, dengan luas seluruhnya 2.500 hektar, tersebar di daerah-daerah penghasil.

Masing-masing, Kabupaten Muaro Jambi seluas 550 hektar. Kabupaten Batang Hari dengan luas 250 hektar. Kabupaten Sarolangun seluas 650 hektar. Kabupaten Merangin 600 hektar. Kabupaten Tebo dengan luas 100 hektar, dan Kabupaten Bungo 300 hektar,” paparnya. (Afrizal)


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *