JAMBI (WARTANEWS.CO) – Sejak usia pendidikan sekolah dasar. Seluruh siswa dan siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri 119/IV Payo Selincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi diajarkan lebih disiplin, untuk lebih mencintai kebersihan.
Selanjutnya para siswa dituntut untuk bertanggung jawab, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta peduli dengan penghijauan tanaman dan pohon pelindung dalam lingkungan sekolah. Seiring perkembangan proses pembelajaran pengenalan terhadap lingkungan, dan penanaman jiwa disiplin kepada anak didik tadi. Maka pihak pimpinan sekolah, mengeluarkan kebijakan mendirikan bank sampah sekolah.
Dikatakan Kepala Sekolah SD Negeri 119/IV Payo Selincah, Elly Herawati,SPd, sekolah dasar dipimpinnya sekarang, termasuk salah satu nominator untuk 30 SD terbaik tingkat Kota Jambi pada tahun ini, kategori bidang penilaian SD Adiwiyata Tahun 2017.
“SD Negeri 119 Payo Selincah, Kecamatan Jambi Timur, masuk nominasi dalam penilaian dalam pemilihan SD Adiwiyata Tingkat Kota Jambi Tahun 2017 oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, bersama-sama dengan 30 SD lainnya se-Kota Jambi.
Adapun kriteria penilaian ini, sekolah kita adalah SD negeri, dengan lingkungan sekolah penghijauan terbaik di Kecamatan Jambi Timur. Memiliki Bank Sampah, dikelola langsung oleh guru-guru dan seluruh peserta didik. Kriteria lainnya adalah SD Negeri 119 Payo Selincah, memiliki struktur inti yang jelas, mampu mengelola pengomposan pupuk organik secara mandiri,” ujarnya.
Salah satu persyaratan wajib kategori penilaian SD Adiwiyata, kata dia, mesti memiliki bank sampah dikelola oleh sekolah, melibatkan seluruh penghuni sekolah, seperti kepala sekolah, majelis guru, staf tata usaha dan semua anak didik, totalnya berjumlah 559 siswa/siswi kelas 1-6 dari 17 rombongan belajar (rombel) pada tahun pelajaran 2017-2018 ini.
“Bank Sampah SD Negeri 119 Payo Selincah, telah memiliki struktur pengurus yang jelas. Telah berjalan selama setahun lebih. Melibatkan kepala sekolah selaku pembina, dibantu guru-guru dan staf Tata Usaha (TU). Masing-masing ditunjuk sebagai ketua, sekretaris dan bendahara. Sedangkan seluruh murid, menjadi anggota Bank Sampah sekolah, sekaligus mereka yang mengumpulkan sampahnya,” ungkapnya.
Elly menyebutkan Bank Sampah SDN 119 Payo Selincah, telah bermitra dengan Bank Sampah “Sumber Rezeki” di daerah Tanjung Sari, Kecamatan Jambi Timur, dikelola profesional oleh swadaya masyarakat setempat.
“Kita sudah melakukan kerjasama dengan Bank Sampah ‘Sumber Rezeki’ yang dikelola profesional oleh swadaya masyarakat di daerah Tanjung Sari, selama lebih setahun ini. Kami menjualnya kesana (Bank Sampah Sumber Rezeki Tanjung Sari).
Merekalah, yang menjemputnya langsung ke sekolah, dengan angkutan kendaraan sampah. Mengambil tumpukan sampah-sampah, yang sudah diatur dan ditata oleh siswa, dan ditimbang di Bank Sampah milik sekolah. Kita hanya menelpon ke Bank Sampah Sumber Rezeki, untuk siap dijual hasilnya.
Hasil penjualan sampah inilah, uangnya dikembalikan lagi kepada murid, yang dikoordinir langsung oleh wali kelasnya masing-masing. Uang sampah yang diperoleh murid-murid ini, mereka tabung melalui saldo tabungan Simpanan Pelajar Bank Tabungan Negara (BTN) Kelurahan Payo Selincah, yang dicatat rutin setiap minggunya oleh petugas BTN ke sekolah,” terangnya.
Lanjutnya dia menekankan kepada seluruh peserta didik, untuk selalu peduli terhadap lingkungan, baik didalam lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar tempat tinggalnya menetap bersama orangtua dan keluarganya.
Perannya selaku kepala sekolah, berupaya mengedukasi dan menanamkan jiwa disiplin terhadap siswa/siswi di SD Negeri 119/IV Payo Selincah. Dalam rangka mendorong, dan mendukung pendirian perkembangan Bank Sampah sekolah.
“Saya selalu mengajak dan menganjurkan kepada anak didik, untuk lebih peduli lingkungan, selalu menjaga kebersihan, dan menghemat uang jajannya, dengan membawa bekal makan-minumnya langsung dari rumah,” tegasnya.
Melalui Bank Sampah di SDN 199 Payo Selincah inilah, kata Elly, semua anak didiknya memperoleh uang tambahan setiap hari Sabtu dari hasil penjualan sampah mereka ke Bank Sampah Sumber Rezeki selama ini, sekaligus mereka diajarkan untuk rajin menabung dari hasil jerih payahnya.
“Anak-anak, sangat termotivasi dan bersemangat mengumpulkan sampah-sampah, yang mempunyai nilai ekonomi untuk siap dijual, seperti karton bekas, mengumpulkan botol-botol bekas air minum kemasan, koran-koran bekas, yang diperolehnya di sekitar lingkungan rumah tinggalnya, atau yang kerap ditemukan disekitar lingkungan sekolah.
Intinya dari order penjualan sampah oleh bank sampah sekolah ini, dari anak-untuk anak yang menikmatinya. Bahkan setiap murid, mereka mampu menjual 10-15 kilogram. Bila dirupiahkan, nominal uangnya bisa mencapai Rp.15.000 setiap anak,” jelasnya. (Afrizal)