Sri Riski, Driver Perempuan Pertama Trans Siginjai

KOTA JAMBI (WARTANEWS.CO) – Untuk pertama kalinya, ada penampakan yang cukup mengejutkan publik. Sosok Driver jasa angkutan umum massal kendaraan Bus berbasis perkotaan, atau lebih dikenal dengan angkutan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Siginjai, dikemudikan seorang Perempuan lajang dan tangguh, dia bernama Sri Riski (20 tahun).

Setiap hari, dia dipercaya pihak Manajemen untuk membawa kendaraan BRT Trans Siginjai, nomor Kode Lambung 006, melayani Koridor 2, jurusan Sengeti, Kecamatan Sekernan (Kabupaten Muaro Jambi)-Bandar Udara Sultan Thaha Jambi via Telanaipura, Kota Jambi (Pulang-Pergi). Setiap hari kerja, Sri Riski selalu ditemani Kondekturnya, bernama Ari Rahmansyah melayani penumpang jasa Koridor 2, Pulang-Pergi, sejak pukul 06.00 WIB sampai pukul 16.00 sore.

Menurut penuturan Sri, saat ditemui Wartanews di Kantor PT Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (Damri) Kantor Cabang Jambi di wilayah Simpang Rimbo, Kelurahan Kenali Besar belum lama ini.

Wanita lajang kelahiran Penerokan, Kabupaten Batang Hari ini, mengaku dia tertarik melamar menjadi Driver Trans Siginjai, atas informasi Pak De-nya, bahwa ada info lowongan menjadi Driver BRT Trans Sginjai di PT Damri Kantor Cabang Jambi, untuk Sopir jasa angkutan penumpang umum melayani Koridor 2, yang sudah dibuka oleh Pemda Provinsi Jambi awal tahun ini.

Awalnya, dia mengaku tidak tertarik menjadi Sopir bus. Karena menjadi Sopir bagi dia, apalagi untuk sosok Perempuan seperti dirinya di daerah Jambi ini, justru masih menjadi stigma negatif di masyarakat. Selama ini, umum diketahui bahwa menjadi Sopir Bus selalu didominasi kaum Pria.

Tetapi karena selalu didorong-dorong terus oleh Pak De-nya, bernama Pak De Nanak, dengan terpaksa mengiyakan ajakan Pamannya tersebut. Namun pada akhirnya, dia mau juga ikut melamar berkompetisi dengan puluhan Pelamar calon Sopir Trans Siginjai dari seluruh daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.

Tanpa diduga justru pihak manajemen PT Damri Kantor Cabang Jambi, memberi kesempatan kepada dia menjadi Driver jasa Koridor 2, yang baru dioperasionalkan pertama kali oleh Pemerintah Provinsi Jambi, dalam hal ini Dinas Perhubungan Provinsi Jambi pada awal Januari 2020 yang lalu.

Diceritakan Sri Riski, tentang hobinya lebih menyukai berkendara roda empat jenis mobil berukuran besar. Waktu itu, awal mulanya seringkali melihat Pamannya, Pak De Nanak kerap membawa mobil Truck.

“Saya pikir-pikir, bahwa sepertinya membawa mobil itu, enak juga, ya. Waktu itu, saya masih duduk di bangku Kelas II SMA. Saya meminta kepada Paman untuk mengajari saya, mengendarai mobil Trucknya, dan akhirnya Paman pun mau mengajari saya,” sebut Sri.

Ada cerita lucu saat pertama kali diajarkan oleh Pamannya membawa mobil Trucknya. “Waktu pertama kali, saya diajarkan oleh Paman. Mobil pernah masuk ke Parit. Saya akui, susah juga ternyata belajar membawa mobil Truck. Tetapi saya tidak lantas menyerah begitu saja, setelah kejadian mobil masuk ke Parit. Saya mencoba terus selama satu bulan, dan akhirnya usaha kerja keras saya untuk bisa membawa mobil Truck ternyata berhasil. Saya pun sudah bisa mengendarai sendiri sampai ke jalan lintas sampai seperti sekarang ini,” tuturnya.

Selama ini banyak anggapan orang bahwa menjadi Sopir Bus, seperti Driver pengendara BRT Trans Siginjai adalah hak kaum laki-laki, dijawab Sri, untuk menjadi Sopir adalah sebuah profesi.

“Karena apa? Saya sejak kecil sampai sekarang ini, sudah menyukai yang namanya tantangan. Nggak mesti menjadi Sopir itu, harus Cowok. Kalau Cewek bisa, dan mempunyai kemampuan, menyaingi Cowok, kenapa tidak. Bagi saya sebagai kaum perempuan, saya memberi gambaran bahwa segala kegiatan dan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh laki-laki, ternyata juga bisa dikerjakan oleh perempuan,” jelasnya.

“Ya, seperti memilih menjadi Profesi sebagai posisi Driver di BRT Trans Siginjai ini. Justru ternyata, saya malahan bisa, dan sampai sekarang tetap dipercaya oleh Pimpinan menjadi Sopir Trans Siginjai, melayani jasa angkutan penumpang Koridor 2,” ungkapnya kepada media online ini.

Lanjutnya pada pertengahan Agustus 2019, Sri sempat berpikir untuk menjadi Sopir  angkutan batubara. “Waktu itu, saya belum dibolehkan sama orangtua. Alasan orangua melarang saya, waktu itu resikonya terlalu besar. Akhirnya saya lebih memilih menjadi Kernet dulu, sembari melihat, dan ingin tahu saja. Gimana sebenarnya, menjadi Sopir Truck apalagi membawa muatan batubara,” jawabnya.

Disinggung soal dukungan orantuanya kepada Sri, sebutnya, pada awalnya orangtua tidak mendukungnya namun tidak membuatnya patah arang, justru menjadi pemicu dan semangatnya semakin berkobar-kobar untuk terus menekuni profesi barunya sebagai sopir kendaraan berbadan besar, seperti Truck dan bus, Akan tetapi justru nasib berkata lain.

Malahan Sri Riski, kini sudah menjadi sosok Perempuan pertama menjadi Driver resmi BRT Trans Siginjai sebagai profesi yang dia impikan selama ini, dan kini kedua orangtuanya pun semakin bangga terhadapnya. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *