JAMBI (WARTANEWS.CO) – Perilaku tindak kekerasan dan tidak terpuji yang berujung tindak pidana oleh oknum peserta didik terhadap guru/pendidik justru terjadi di dalam lingkungan sekolah membuat resah dikalangan pendidik, orang tua dan masyarakat awam, serta menjadi sorotan serius dikalangan praktisi dan pelaku pendidikan di tanah air.
Salah satunya datang dari tokoh dan praktisi pendidikan di Provinsi Jambi, Karnama,SPd, juga Kepala Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 12 Kota Jambi. Yang mana dia turut merasa sedih dan prihatin tentang bagaimana sesungguhnya kondisi wajah pendidikan ditanah air, yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat di Indonesia saat ini.
Karnama mengungkapkan berangkat dari visi sekolah SMA Negeri 12 Kota Jambi, pihaknya menekankan kepada seluruh peserta didiknya untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berkarakter melalui penanaman nilai religius dalam upaya mencegah tindak kekerasan dan perilaku tidak terpuji dilakukan oleh oknum peserta didik baik di dalam dan diluar lingkungan sekolah.
“Pointnya adalah keinginan saya terhadap seluruh anak didik di sekolah kita ini, berangkat dari Visi SMA Negeri 12 Kota Jambi, semuanya harus menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berkarakter, yang harus dimulai dengan disiplin yang tegas, yang dilakukan berulang-ulang dan menjadi suatu kebiasaan sehingga mampu menghasilkan suatu karakter, ” tegasnya.
Yang harus dikembangkan kepada semua peserta didik, sebutnya, jiwa disiplin, saling menghargai dan peduli, bertanggung jawab, bekerjasama dan lainnya sesuai acuan yang ditegaskan oleh pemerintah di dalam 18 nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
18 Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, dan Tanggung jawab.
Lebih lanjut terkait tanggung jawab penyelenggaraan dunia pendidikan di Indonesia, tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja. Tetapi mesti melibatkan pemerintah, keluarga dan masyarakat, dalam hal ini peran aktif semua orangtua peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berkarakter, melalui penanaman karakter yang telah ditegaskan dalam acuan 18 nilai-nilai pendidikan karakter ditetapkan pemerintah tersebut.
Lingkungan sekolah yang menyenangkan, dan membuat peserta didik betah mengikuti segala kegiatan proses belajar mengajar di dalam dan diluar kelas sangat penting dilaksanakan, jelasnya sesuai dengan fungsi sekolah sebagai proses membelajarkan dan mendidik siswa/siswi.
Disamping itu, ungkapnya, Pemerintah sangat menekankan gerakan nasional penguatan pendidikan karakter, melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), didefinisikan sebagai gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik, melalui Harmonisasi Olah Hati, Olah Rasa, Olah Pikir dan Olah Raga, dengan pelibatan kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat.
“Didalam lingkungan sekolah SMA Negeri 12 Kota Jambi, ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di dalam kelas, dan kegiatan pembelajaran non-KBM yang diselenggarakan diluar kelas melalui penanaman nilai-nilai religius kepada peserta didik.
Contohnya dengan menyelenggarakan kegiatan peringatan hari-hari besar keagamaan Islam, dan rutin menggelar acara Tausiah di sekolah bagi seluruh siswa/siswi beragama Islam, sesuai ditegaskan di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter, mencakup tiga hal yakni kegiatan intra kurikuler, kokurikuler, dan ektra kurikuler,” tutur mantan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 1 Kota Jambi kepada media online ini. (Afrizal)