Pengrajin UMKM Belido Craft Butuh Bantuan Peralatan Mesin Usaha

MUARO JAMBI (WARTANEWS.CO) – Penyandang disabilitas (difabel), Edi Prayogi (43), warga tinggal di Dusun Belido Jaya, Desa Talang Belido, Kecamatan Sungai Gelam, yang juga pemilik rumah Gallery ‘Belido Craft’ yakni Pengrajin ekonomi kreatif dan penggiat seni kerajinan tangan menggunakan bahan-bahan limbah mendaur ulang kertas jenis HVS dan limbah dari batang pohon pisang yang diubahnya menjadi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkreasi citarasa seni tinggi yang mampu meraup nominal Rupiah, seperti kotak tempat tisu, toples kue atau toples permen, vas bunga dan pot, tempat gelas-gelas air mineral kemasan, tempat pena (pulpen) dan lain-lain banyak diminati konsumen, terutama ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak muda Milenial ini. Justru usaha Edi Prayogi tersebut, sedang mengalami kendala dalam upaya memenuhi permintaan dan pesanan pelanggan.

https://ibb.co/PxDWq9r

Disamping karena faktor keterbatasan fisik Edi Prayogi, yang mengalami kelumpuhan dari pinggang sampai ke kaki sehingga terpaksa dia harus rebahan di lantai dan turun-naik dari kursi rodanya mengerjakan dan menyelesaikan pesanan orang. Juga minimnya modal operasional bagi pemasaran dan pengembangan usaha yang digelutinya selama ini. Sehingga patut menjadi perhatian serius oleh Pemda Kabupaten Muaro Jambi untuk membantunya, dan menumbuhkan kembali geliat usaha ekonomi kreatifnya, yang telah ia rintis dari nol sampai seperti sekarang.

Sehari-hari Edi Prayogi, akrab dipanggil Mas Yogi, senantiasa selalu ditemani Putri sulungnya, Yoniyah, mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang kerap membantu juga turut memasarkan usaha kreasi seni ayahnya untuk memenuhi permintaan pelanggan, maupun pesanan lewat promosi online di internet dan media sosial (Facebook, Instagram dan WhatsApp) untuk mengenalkan produk-produk Belido Craft.

Mas Yogi kepada Wartanews belum lama ini, dia mengeluhkan soal usahanya, menurutnya ada ganjalan untuk mendukung dan menopang kelancaran usaha produksi di Rumah Gallery ‘Belido Craft’ saat ini. Dia mengharapkan ada kepedulian dan perhatian Pemerintah dan Pemda Kabupaten Muaro Jambi dalam hal ini, untuk membantu keluhannya guna memenuhi permintaan dan pesanan para pelanggan.

Yang dia keluhkan justru terbentur tidak adanya alat mesin untuk membantunya dan menunjang ide-ide kreasi bagi usaha seni dan produk kerajinan tangan sesuai diinginkan pelanggan. Sehingga terpaksa dengan berat hati, kadangkala ia harus membatalkan pesanan dalam jumlah banyak.

Salah satu permintaan sangat mendesak saat ini, bantuan peralatan mesin Kompresor terbaru, berikut komponen-komponen alat pendukungnya. Sehingga saat melakukan pengecatan lebih mudah dan cepat agar semua jenis produk-produk kreasi seninya semakin bagus dan menarik banyak konsumen, tentunya juga lebih ‘wah, dengan citarasa seni dan mutu yang bernilai tinggi.

Menurutnya rata-rata produk usaha Belido Craft, umumnya sesuai permintaan dengan model-model tertentu yang diinginkan pelanggan sehingga nilai harga jualnya pun sesuai tingkat kerumitan dan tergantung pesanan.

“Apa pun, macam-macam bisa (dibuat). Sesuai tingkat kerumitannya, dan juga tergantung pesanan. Pesanannya seperti apa, misalnya ingin membuat sampul buku dan sampul untuk map Ijazah, atau pesanan sampul untuk buku Diary ini, kita jual seharga Rp.40.000, atau sampul untuk tempat foto-foto album Wedding/pernikahan dan lain-lain,” jelasnya.

“Kemudian membuat pesanan bingkai untuk Foto dinding termasuk kacanya, sekitar Rp.30.000. Juga pesanan yang lain, contohnya untuk membuat lampu belajar dan tempat pena (pulpen atau spidol). Miniatur pesanan untuk membuat Rumah Adat misalnya, ini tentunya mempunyai tingkat kerumitan dan tingkat kesulitannya, dan juga masalah waktunya untuk menyelesaikannya. Asalkan ada contohnya bisa kita buat disini, dan itu tergantung dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Insya Allah, bisa. Soal  harga, tentunya sesuai pesanannya apa, juga tingkat kerumitan, bentuk dan modelnya seperti apa. Bisa kita kerjakan,” paparnya.

https://ibb.co/0y2fMbS

Kemudian produk-produk milik rumah gallery ayahnya di Belido Craft ini, sambung Yoniyah menambahkan, sering kali diikutsertakan dalam pameran atau Bazar oleh ibu-ibu Tim PKK Desa Talang Belido di tingkat Kecamatan Sungai Gelam sebelum wabah Pandemi Covid-19 maupun event-event pameran dan Bazar Kampus di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, seperti toples kue/permen dijual seharga Rp.30.000, tempat kotak tisu dijual antara Rp.30.000-150.000 dan tergantung ukuran dan modelnya besar atau kecil. Lalu tempat untuk gelas air mineral kemasan, ia jual Rp.80.000.

“Macam-macam bentuk dan model, yang kita jual di galeri (Belido Craft) ini. Harga juga, belum termasuk dengan ongkos kirim bila ada pesanan banyak,” tukasnya.

Juga tak kalah menariknya dibalik kemampuan dan bakat kreasi seni Craft dimiliki Yoniyah tersebut, juga berasal dari Ayahnya yang menurunkan kepada dirinya, bak pepatah orang bijak bahwa Buah yang jatuh tidak jauh dari Pohonnya. Sehingga ayah dan anak ini, kompak berkolaborasi membesarkan dan mengembangkan usaha Belido Craft, sejak 2017 lalu sampai sekarang.

Diakuinya selama masa Pandemi Covid-19 ini, juga berpengaruh dengan hasil omset penjualannya yang menurun namun walaupun demikian, tetap saja ada permintaan warga dan masyarakat, lewat promosi online di media sosial untuk dibuatkan produk-produk menarik sesuai model pesanan yang diinginkan.

“Saya sangat berharap, ada bantuan dari Pemerintah, untuk membantu memajukan usaha kami disini. Yang sangat mendesak dibutuhkan saat ini, menurut saya adalah bantuan mesin Kompresor untuk pengecatan dan komponen-komponen peralatan pendukung lainnya, untuk memudahkan kami dalam memenuhi permintaan dan pesanan pelanggan. Juga tidak kalah pentingnya mohon bantuan sarana penunjang lainnya seperti (ruangan) Studio, untuk kebutuhan di ruangan bengkel kerja (workshop) yang lebih memadai dan nyaman guna memudahkan untuk aktifitas Bapak,” ungkapnya.

“Kasihan dengan Bapak (Mas Yogi) dan juga ibu (Kartini, istri Mas Yogi) yang selalu menemani Bapak. Karena selama ini untuk menyelesaikan pesanan barang, saya dan Bapak, bergantian mengerjakan pesanan orang dan permintaan pelanggan, dengan cara manual dengan alat seadanya, dan diharapkan dengan adanya bantuan peralatan mesin Kompresor tersebut, maka pekerjaan kami akan lebih cepat dan usaha kami bisa lebih berkembang lagi kedepannya,” tuturnya.

Terkait upaya mengajukan permohonan bantuan peralatan berupa mesin Kompresor yang diperlukan untuk kemajuan usaha Belido Craft ini, kata Yoniyah, dia sudah pernah mengirimkan bahan proposal ke Kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tetapi sampai saat ini, belum ada tanggapan dan kejelasan informasinya. Malahan soal keluhan yang sama, pernah juga dia sampaikan kepada Kepala Desa Talang Belido, Datuk Fadli,SE untuk membantunya. “Semoga saja, tahun 2021 ini, terealisasi. Mohon doanya ya, Mas. Aamin,” ucapnya.

Bakat dan keterampilan seni Yoniyah di bidang kerajinan Craft dari hasil limbah bahan daur ulang kertas HVS dan limbah batang pohon pisang tersebut, ternyata diam-diam dia daftarkan produknya dalam satu event kegiatan lomba bergengsi tingkat Nasional di DKI Jakarta tahun lalu, dan malahan tidak disangka-sangkanya justru mampu meraih juara pertama berhasil mengungguli 200-an peserta dari seluruh Indonesia dalam Festival Iklim 2020 diselenggarakan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, untuk kategori lomba kreasi produk berbahan limbah. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *