Panglima TNI : 16 Cara, Kekuatan Asing Lakukan “Perang Proxy” Hancurkan Indonesia


JAMBI (WARTANEWS.CO) – Berdasarkan hasil diskusi akademis dengan 25 universitas di seluruh Indonesia, termasuk dengan Universitas Jambi (UNJA). Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia, beserta lembaga-lembaga pendidikan dilingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya.

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan di dalam Buku terbitan Mabes TNI yang ditulisnya ini, dengan judul; “Memahami Ancaman, Menyadari Jati diri. Modal Mewujudkan Indonesia Menjadi Bangsa Pemenang”. Disebutkan adanya ancaman nyata, Proxy War (Perang Proksi), yakni sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar, dengan menggunakan pemain pengganti, untuk menghindari konfrontasi secara langsung.

Dengan alasan, mengurangi resiko konflik langsung, berupa kehancuran fatal, dan biasanya menggunakan pihak ketiga, yang bertindak sebagai pemain pengganti.

Adapun perang proksi (proxy war), dimaksud Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dapat dilakukan pihak asing terhadap Indonesia, dan ancaman ini sudah nyata didepan mata, tuturnya, dirilis didalam buku yang ditulisnya tersebut.

Dikatakan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, 16 cara dilakukan kekuatan asing untuk menghancurkan Indonesia, melalui perang proksi tersebut, yakni sebagai berikut:

1.Melakukan investasi besar-besaran ke Indonesia agar dapat mengeksploitasi dan menguasai sumber daya alam.

2.Membuat pakta-pakta perdagangan guna menekan produk Indonesia, melalui jalur diplomasi, aliansi dan intervensi, serta menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk menjual produk-produk asing.

3.Menyebarkan “black campaign” untuk menjatuhkan dan menghancurkan hasil-hasil komoditas Indonesia.

4.Menguasai pembuat kebijakan dan legislatif, dengan cara menyuap agar menghasilkan aturan, atau perundang-undangan, yang memihak kepentingan asing.

5.Menghancurkan generasi muda Indonesia, melalui berbagai budaya negatif, seperti budaya konsumtif, judi online, situs porno, dan lain-lain.

6.Menciptakan konflik domestik, untuk mengganggu roda perekonomian dan merusak konsentrasi pemerintah, dalam menjalankan program pembangunan nasional.

7.Membeli dan menguasai media massa, untuk melakukan pembentukan opini, menciptakan rekayasa sosial,
memutarbalikkan sejarah, serta membuat kegaduhan di masyarakat.

8.Menguasai sarana informasi dan komunikasi strategis sehingga dapat memonitor dan menyadap percakapan pejabat negara.

9.Mengadu domba antar lembaga-lembaga negara, seperti TNI dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), melalui berbagai cara sehingga terjadi kekacauan, serta mengganggu stabilitas nasional.

10.Mencari dan menciptakan calon pemimpin Indonesia disemua lapisan sedini mungkin. Sehingga kedepan akan berpihak, dan dapat dikendalikan oleh asing.

11.Menciptakan benturan antar lembaga penegak hukum (POLRI dan Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK).

12.Menimbulkan konflik dan memecah belah partai politik.

13.Menjatuhkan citra Indonesia dimata internasional, dengan isu terorisme, Hak Asasi Manusia (HAM),
demokratisasi, lingkungan hidup, dan sebagainya.

14.Menciptakan konflik antar lembaga negara sehingga terjadi pelemahan fungsi dan peran lembaga negara dalam pembangunan bangsa.

15.Menjadikan Indonesia, sebagai pasar narkotika, dan obat-obat terlarang, serta menghancurkan generasi mudanya lewat narkoba.

16.Menciptakan eforia di kampus agar mahasiswanya meninggalkan kampus, tidak belajar, ketagihan pesta, turun demo, dan bertengkar.

Kunjungan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ke Kampus Pinang Masak UNJA, Jalan Lintas Jambi-Muara Bulian, Desa Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Selasa (08/08/2017).

Dalam rangka memenuhi undangan kampus, untuk memberikan materi kuliah umum, bertemakan “Urgensi Bela Negara Dalam Pengenalam Kehidupan Kampus” khususnya kepada seluruh mahasiswa/mahasiswi baru Tahun Akademik 2017. Terselenggara atas kerjasama antara Markas Besar TNI, UNJA, dan Pemerintah Provinsi Jambi.

Acara bertajuk dialog kebangsaan bersama Panglima TNI kali ini. Turut hadir, yakni para alim ulama, kyai/ustadz, tokoh masyarakat dan cerdik pandai, serta aktifis dan pengurus dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas), dan organisasi kepemudaan dilingkungan kampus di Provinsi Jambi. Seluruh pejabat dilingkup Rektorat UNJA, beserta Dekan masing-masing seluruh fakultas dilingkungan civitas akademika Kampus Pinang Masak. (Afrizal)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *