WARTANEWS, SAROLANGUN – Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) secara umum dilakukan pemerintah dari pemerintah terkecil sampai kabupaten. Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) juga mengadakan Musrenbang dengan tujuan menyamakan persepsi di bidang pertanian dan perkebunan dari semua wilayah kecamatan.
Secara khususnya pertanian juga mengadakan acara Musrenbang agar pelaksanaan pembangunan pertanian lebih terarah. Kepala Dinas TPHP Kabupaten Sarolangun, Ir. Joko Susilo mengatakan dewasa ini tanaman pertanian tidak lagi menjadi idola bagi masyarakat. “Masyarakat sudah beralih pada tanaman pangan, tanaman holtikultura, peternakan dan perikanan”, kata Joko, usai acara Musrenbang Pertanian, Kamis, di kantor dinas TPHP Kabupaten Sarolangun.
Berbicara tentang kedaulatan pangan, sebuah keluarga harus berdaulat atas pangannya seperti tanaman padi, jagung dan kedele ditambah lagi dengan tanaman holtikultura seperti bawang dan cabe. Artinya hal-hal pokok sebagai masyarakat sudah ada di rumah tangga itu sendiri.
“Bertanam cabe yang tidak memerlukan lahan yang luas, cukup di polly bag dan ternyata lebih terjaga dibandingkan ditanam di tanah. Alasannya, bila dikasih pupuk tidak lari kemana-mana, tetap tertampung di dalam media tanam tersebut”, urai Joko. Di dalam program pertanian, pemerintah memposisikan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai ujung tombak. “Ujung tombak Kita adalah PPL, agar dapat menggalakkan program ini yang mana dapat dimulai dari rumah tangga”, tambahnya.
Disinggung tentang program pertanian cetak sawah baru, Joko menyebutkan setiap tahunnya Kabupaten Sarolangun tetap memprogramkan cetak sawah 500 hektar pertahun untuk menghasilkan padi.
Namun, untuk menghasilkan padi tidak hanya bertanam di sawah melainkan dapat dilakukan di lahan kering, “Untuk menghasilkan padi, masih ada lahan kering yang bisa ditanam padi ladang yang harus dimanfaatkan dan untuk lahan kering pertanian masyarakat tetap kita bantu bibit cabe dan bibit lain untuk meningkatkan nilai hasil pertanian masyarakat”, lanjut Joko.
Musrenbang pertanian yang diselenggarakan, seharusnya diikuti semua camat se Kabupaten sarolangun, namun ada beberapa camat yang tidak bisa hadir karena alasan yang dapat diterima. Seperti Camat Air hitam,sedang melakukan tanam padi perdana dan camat Mandiangin yang beralasan sedang dilanda banjir. Tapi mereka mengirimkan staf dan BP3.
Kadis TPHT menjelaskan, Sebagai ujung tombak,di Kabupaten Sarolangun keberadaan PPL dinilai masih kurang, “Ternyata PPL masih kurang, menurut pemantauan kekurangannya 32 orang. Begitu juga sarana pendudkung seperti kantor, kendaraan dan jalan menuju kantor”, ungkapnya.
Joko mengatakan untuk keberhasilan program pertanian, sarana dan prasarana akan tetap diberikan seperti Hand Tractor yang berbanding lurus dengan jumlah tanaman padi yang ditanam dan tanaman padi yang akan dipanen. Dalam Musrenbang pertanian yang digelar, Dinas TPHT merumuskan kegiatan untuk tahun 2018 .Bahwa, untuk sektor pertanian kita dengan program khusus padi, jagung, kedele, bawang dan cabe (pajalebabe) didukung oleh PPL yang harus lebih aktif dan menjadi contoh di lapangan.
“PPL yang seharusnya satu orang perdesa yang terdiri dari beberapa komoditas unggulan pertanian dan bila PPL harus menguasai semuanya, ke depannya sumber daya manusianya harus kita tingkatkan, mereka harus mengetahui semua itu, setidaknya dasar ilmunya harus tahu”, tutup Joko. (H/igun)