JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Kota Jambi dilingkup Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jambi, Drs H Sugiyono,MPd mengungkapkan tuntutan masyarakat diera abad Milenial sekarang ini, membutuhkan standar kelulusan siswa/siswi SMA, yang mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan industri sehingga hasilnyapun terserap dalam bursa kerja, yang menyediakan tenaga siap pakai, terampil, handal dan mumpuni.
Sorotan kritis terhadap model standar kelulusan ditingkat SMA di masyarakat dalam menjawab kebutuhan dunia kerja dan industri tersebut, menurutnya sesuai mutu yang tercakup dalam acuan 8 Standar Pendidikan Nasional saat ini, dibuat oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), terutama kompetensi dan keahlian semua peserta didik untuk menguasai penggunaan berbahasa asing internasional dalam arus kemajuan perkembangan teknologi informasi global diera digitalisasi yang serba cepat dewasa ini, dan tantangan kedepannya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, sebut Sugiyono, pihaknya menekankan kepada seluruh peserta didiknya melalui penguatan muatan lokal sesuai acuan berlaku di dalam 8 Standar Pendidikan Nasional.
Orientasinya mampu menyediakan tenaga terampil dan handal guna diperlukan oleh dunia kerja dan industri di masyarakat, salah satunya adalah penguasaan mata pelajaran bahasa asing diselenggarakan pihak SMA Negeri 8 Kota Jambi, antara lain Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Bahasa Jerman.
“Sejak kelas X, semua siswa dan siswi di SMA Negeri 8 Kota Jambi, sudah harus belajar menguasai penggunaan keterampilan berbahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Bahasa Jerman.
Yang berorientasi untuk serapan (pemenuhan) kebutuhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk penempatan tenaga kerja di dalam dan diluar negeri, yang siap pakai dalam rangka menyediakan tenaga terampil di masyarakat sesuai standar kelulusan siswa, yang ditekankan dalam pemenuhan mutu pendidikan dalam 8 Standar Pendidikan Nasional,” paparnya ketika ditemui wartanews.co diruang kerjanya, Sabtu (04/11/2017).
Sangat disayangkan justru penggunaan Bahasa Mandarin sebagai bahasa internasional dalam pergaulan dan perdagangan dunia dewasa ini, belum bisa diselenggarakan pihak sekolah hingga sekarang.
Diakuinya terkendala faktor sumberdaya manusia tenaga pendidik, yakni guru mata pelajaran Bahasa Mandarin, yang belum ada di sekolahnya hingga sekarang. (Afrizal)