JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota Jambi, DR Ardi,SP,MSi, diwakili Kepala Bidang Tata Lingkungan pada DLH Kota Jambi, Pahlewi,SP menyatakan peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan komunitas-komunitas kampung yang berwawasan lingkungan di Kota Jambi, seperti program pembentukan Kampung Iklim, Kampung BANTAR (Bersih, Aman dan Pintar), Kampung FLORI, Kampung Hydroponik begitu sangat strategis peranannya sehingga amat diperlukan dalam rangka mewujudkan lingkungan bersih, aman dan hijau ditengah daerah kawasan pemukiman padat penduduk, serta penataan pembangunan tata ruang dan keindahan kota dalam wilayah Kota Jambi sekarang ini.
Diungkapkan Sekretaris Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/AMDAL (KPA) Kota Jambi ini, pembentukan komunitas kampung berwawasan lingkungan menjadi kebutuhan masyarakat paling mendasar, terutama di daerah Kota Jambi seiring perkembangan wilayah ibukota Provinsi Jambi ini, dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan insfrastruktur tata ruang wilayah, serta pertambahan laju penduduk yang semakin meningkat sehingga membutuhkan peran serta aktif masyarakat untuk mengelola dan melestarikan lingkungan hidup di daerahnya masing-masing.
“Peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan komunitas kampung yang berwawasan lingkungan, seperti program pembentukan komunitas Kampung Iklim, Kampung BANTAR (Bersih, Aman dan Pintar), Kampung FLORI, dan Kampung Hydroponik ditengah masyarakat, sangat besar manfaatnya dalam upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan yang bersih dan hijau, yang menjadi kebutuhan masyarakat yang paling mendasar khususnya di wilayah perkotaan, termasuk di Kota Jambi,” paparnya saat menjawab wartanews.co diruang kerjanya, Rabu (22/11/2017).
Dikatakan Pahlewi, komunitas-komunitas kampung berwawasan lingkungan sudah banyak tumbuh hampir di wilayah kelurahan dan kecamatan dalam Kota Jambi, salah satunya pembentukan Kampung BANTAR, menjadi program unggulan yang digagas sendiri oleh Walikota Jambi saat ini, DR Syarif Fasha,ME.
Kampung BANTAR (Bersih, Aman dan Pintar), program unggulan Pemerintah Kota Jambi di era kepemimpinan Walikota Kota Jambi, DR Syarif Fasha,ME, menurutnya sangat berkontribusi besar dalam peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih, aman dan belajar masyarakat.
Lanjutnya program pembentukan komunitas Kampung Iklim, sebutnya program nasional dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam peningkatan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, atau pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
“Sudah ada beberapa Kampung Iklim di Kota Jambi, yang terbentuk di masyarakat, antara lain di daerah Rukun Tetangga (RT) 9, Kelurahan Mudung Laut, Kecamatan Pelayangan, dan Kampung Iklim di wilayah RT 25, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Paal Merah.
Sungguh besar sekali manfaatnya, dengan adanya Kampung Iklim di masyarakat ini. Partisipasi masyarakat setempat sangat mendukung, dalam upaya mempertahankan Program ADIPURA, salah satunya keberhasilan masyarakat dalam mengelola sampah, dengan penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle),” jelasnya.
Lebih lanjut menambahkan, pembentukan Kampung FLORI turut mendukung dalam upaya mempertahankan Program ADIPURA, yang telah berhasil diraih Kota Jambi sebanyak 5 kali berturut-turut, rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Program pembentukan Kampung FLORI, sangat mendukung pelestarian lingkungan hidup. Program Kampung FLORI, merupakan upaya penataan kampung didasarkan partisipasi masyarakat untuk menghijaukan lingkungan melalui penanaman Hortikultura (budidaya tanaman kebun), khususnya tanaman Anggrek. Kampung ini, dapat ditemukan di daerah Sukorejo, The Hok, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
“Pembentukan Kampung FLORI, sangat mendukung dalam rangka mempertahankan Program ADIPURA untuk Kota Jambi, pada tahun 2018 mendatang. Kota Jambi, telah berhasil meraih penghargaan ADIPURA sebanyak lima kali berturut-turut, sejak tahun 2013-2017.
Diketahui bulan November ini, sudah dimulai penilaian tahap pertama oleh Tim dari Pusat, dan akan dilanjutkan lagi pada penilaian tahap kedua, sekitar bulan April 2018 nanti, dan segera diumumkan hasilnya, pada bulan Juni 2018 mendatang,” pungkasnya.
Terakhir dukungan terhadap pembentukan komunitas untuk program Kampung Hydroponik, semakin digalakkan Pemerintah Kota Jambi, menurutnya penataan kampung tersebut, didasarkan partisipasi masyarakat dengan pemanfaatan keterbatasan lahan, melalui penanaman tanaman sayuran menggunakan media Hydroponik, justru banyak ditemukan di daerah Penyengat Rendah, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Lalu disinggung tentang keberadaan Kampung Keluarga Berencana (KB), yang telah dikembangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ini, kata Pahlewi, Kampung KB turut mendukung dalam pelestarian lingkungan, melalui pengelolaan sampah rumah tangga di masyarakat.
Dukungan Kampung KB tersebut, katanya, mampu membatasi laju populasi pertambahan penduduk di suatu wilayah sehingga ikut mendorong berkurangnya sampah-sampah rumah tangga di masyarakat.
“Ikut berperan sekali keberadaan Kampung KB ini, dalam pengelolaan sampah rumah tangga di masyarakat sehingga keberadaan Kampung KB sangat mendukung dalam rangka mempertahankan Program ADIPURA di Kota Jambi,” ujarnya. (Afrizal)