Zola: Peran Ulama Sangat Penting Persatukan Bangsa

JAMBI (WARTANEWS.CO) – Gubernur Jambi, H Zumi Zola S.TP MA mengemukakan bahwa peran para ulama sangat penting untuk mempersatukan bangsa. Hal itu dinyatakan Zola dalam Temu Alim Ulama se-Provinsi Jambi di Golden Harvest Jambi, Rabu (13/12).

Acara yang diselenggarakan tanggal 12-14 Desember 2017 tersebut mengusung tema Dakwa Ulama dan Cendekiawan Dalam Masyarakat Multi Kultur Untuk Mensukseskan Jambi TUNTAS 2021.

Zola menyampaikan pentingnya pertemuan para alim ulama dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa di hadapan Ketua Muhammadiyah Provinsi Jambi, Ketua MUI Provinsi Jambi, NU Provinsi Jambi, ICMI Jambi, Dewan Masjid Indonesia Jambi, Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten/Kota, NU Kabupaten/Kota, Tokoh Islam dan Organisasi kemasyarakatan.

“Peran Ulama, Ustadz dan Kyai sangat penting sekali karena telah mendidik umat mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin ini sangat penting,” ungkap Zola.

Gubernur mengakui keadaan Jambi patut disyukuri atas anugrah yang sangat luar biasa bagi semua khususnya masyarakat Provinsi Jambi atas terjaganya keamanan dan situasi yang kondusif.

“Terima kasih kepada seluruh masyarakat, guru-guru, ulama, kyai, ustadz termasuk pemuka agama, tokoh masyarakat yang telah mendukung Pemerintah Provinsi Jambi dan alhamdulillah Jambi sampai seterusnya tetap kondusif, juga Pak Kapolda dan Danrem beserta jajaran yang telah ikut membantu mengamankan Provinsi Jambi,” ungkap Zola.

Zola menyampaikan, secara bertahap, kemajuan Provinsi Jambi selangkah demi selangkah dapat terlaksana, salah-satunya karena Provinsi Jambi dalam kondisi damai, tentram, tertib dan kondusif,” kata Zola.

Pembangunan tidak serta merta berbicara masalah fisik bangunan jalan, jembatan, membangun gedung, fasilitas untuk kesehatan, sekolah, perekonomian masyarakat, petani, perkebunan, tetapi tidak kalah penting untuk membangun sisi keagamaan.

“Kalau kita bicara masalah hati (kebaikan dan keburukan) akan sangat penting diisi dengan ajaran-ajaran keagamaan yang sudah menjadi peran tokoh agama,” lanjut Zola.

Keberadaan ulama dirasa sangat penting terkait pembangunan, yang harus dilakukan dalam fondasi keagamaan yang benar. “Untuk memenuhinya harus berpedoman pada dua hal Al Qur’an dan Al Hadits,” kata Zola.

Pembangunan tidak dapat berjalan dalam situasi yang kacau, seperti daerah yang berkecamuk, perpecahan, anarkis.

“Alhamdulillah tidak terjadi di Jambi dan sampai saat ini dan Insya Allah seterusnya kedepan Jambi selalu dikenal sebagai salah satu provinsi teraman di Indonesia,” harap Zola.

Lebih lanjut, Zola menegaskan peningkatan kewaspadaan pada setiap gerakan maupun fenomena sosial.

“Saat ini kita perlu waspada seluruh umat Islam, saat ini banyak sekali ajaran-ajaran yang mengatasnamakan agama Islam tapi justru menyebarkan masalah kebencian, masalah kekerasan dan hal-hal lain yang sama sekali tidak sejalan dengan Al Qu’ran dan Al Hadist,” tegas Zola.

Zola mewaspadai timbulnya gerakan-gerakan kalau dibiarkan tetap melebar akan terpecah belah umat Islam dan akan merugikan banyak pihak.

“Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan para kyai, para ulama menyampaikan kekhawatiran karena penyebaran ajaran bukan dilakukan secara biasa melainkan melalui media sosial. Setiap hari anak-anak kita bisa mengakses media sosial padahal mereka tidak tahu sumbernya dari mana, tanpa disadari mereka percaya,” ujar Zola.

Para kyai dan lama menyampaikan harapan pada Gubernur Jambi melihat perkembangan situasi dan kondisi sosial untuk melindungi anak-anak termasuk para santri-santri di pondok pesantren.

“Merekalah yang akan memperjuangkan melanjutkan syiar agama Islam, kalau penyebaran informasi baik maka baik begitu pun sebaliknya,” kata Zola.

Terkait permasalahan pengaruh sosial media dan informasi yang tidak bertanggung jawab, Zola menegaskan usulan dari para kyai untuk membentuk Forum Pondok Pesantren di kecamatan, kabupaten, yang sudah ada akan diperkuat lagi sampai ke Tingkat Provinsi.

“Makanya dalam pertemuan ini kami menginginkan sumbang saran terhadap tantangan masa depan dengan solusi yang kita sepakati bersama,” harap Zola.

Zola mengungkapkan, pengakuan sebagai umat Nabi Muhammad SAW harus mengikuti cara beliau mensyiarkan agama Islam yang damai, tentram, santun. Berpesan kepada seluruh umat Islam di Provinsi Jambi yang jumlahnya mayoritas ini menjadi perekat toleransi dari seluruh umat beragama di Provinsi Jambi.

“Kalau kita inginkan kondisi yang damai, tentram, kondusif maka peran dari umat muslim di Jambi ini sangat menentukan,” pinta Zola.

Selanjutnya, untuk memperkuat peran pesantren dalam memajukan pendidikan serta menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa, Zola telah mempersiapkan anggaran di tahun 2018 untuk membantu kegiatan di pesantren.

“Saya harap pertemuan ini menjadi agenda rutin yang dilakukan minimal satu tahun sekali, Pemerintah Provinsi Jambi akan memfasilitasi pondok pesantren untuk dapat lebih mandiri,” tutup Zola.

Kepala Biro Kesramas Provinsi Jambi, H Amsyarnedi menyampaikan, pertemuan tersebut diharapkan mampu memperkuat jalinan silaturrahmi yang semakin besar serta menyamakan pandangan kebangsaan terkait dengan isu serta paham-paham yang bertentangan dengan wujud Islam.

“Penyamaan persepsi, disinyalir paham radikalisme menggerogoti dalam umat Islam itu sendiri,” kata Amsyarnedi. (Raihan)


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *