Sarolangun (WARTANEWS.CO) – Memasuki awal tahun 2022, musim penghujan masih berlanjut, hingga menyebabkan sejumlah wilayah di Indonesia terendam banjir dan tanah longsor, termasuk melanda sejumlah titik di Kabupaten Sarolangun.
Dalam hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sarolangun menghimbau masyarakat untuk meningkatkan koordinasi komunikasi antara masyarakat yang berada di kawasan hulu dan wilayah hilir. Sehingga bisa memberikan informasi terjadinya bencana banjir terutama di daerah aliran sungai, agar memudahkan evakuasi sejak dini.
Kabupaten Sarolangun pun saat ini patut waspada, mengingat sebelumnya banjir melanda dan menggenangi 12 Kecamatan di Kabupaten Muara Bungo. Untuk itu Kepala BPBD Salahuddin Nopri S.H melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Ahmad Mulyan S.T saat ditemui mengatakan, “saat ini kita hanya bisa menghimbau kepada masyarakat untuk daerah-daerah yang dikenal sebagai rawan bencana banjir dan longsor, terutama pemukiman yang berada di bantaran sungai dan berdekatan dengan dataran tinggi untuk tetap waspada, terlebih saat hujan yang dimulai menjelang sore hingga usai di malam hari,” ucapnya, Minggu (09/01).
Selanjutnya ia juga berpesan untuk saling berkoordinasi dan komunikasi antar masyarakat dan pemerintah daerah setempat, karena hal itu sangat penting dilakukan saat terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Hal ini guna meminimalisir dampak kerugian baik material dan korban jiwa, serta percepatan penanganan bila terjadi bencana banjir dan tanah longsor susulan.
“Saya khawatir jika curah hujan terjadi di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Batang Asai, Limun dan Kec. Pamenang (Bangko) Imbuhnya. Apabila disana diguyur hujan yang tak kunjung henti secara bersamaan, kemungkinan yang terburuk untuk daerah yang dilalui sungai dimulai dari Kecamatan Pelawan, Singkut, Sarolangun hingga pertemuan aliran sungai/bermuara di Kec. Pauh maka kemungkinan terbesar dampak terparah akan dirasakan di Kec. Pauh, Mandiangin dst yang menyebabkan banjir parah,”. Ungkapnya. (Achmed BS)
