JAMBI (WARTANEWS.CO) – Walikota Jambi Syarief Fasha menghadiri sekaligus membuka langsung bimbingan pelatihan terkait dengan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan Puskesos Tahun 2019 bertempat di ruang rapat Bappeda Kota Jambi, Selasa (22/10/2019).
SLRT merupakan program nasional Kementerian Sosial untuk mendata by name (nama), by address (alamat), dan by job (pekerjaan) terkait masyarakat miskin yang mendapat bantuan selama ini.
“Karena kita ketahui bahwa selama ini banyak data-data yang tidak valid sehingga berkembang di masyarakat. Kok saya miskin dan tidak mampu tapi tidak mendapatkan apa-apa, dan yang satunya kok mendapatkan bantuan padahal kehidupannya lebih baik dari kami,” jelas Fasha.
“Maka dari itu, Kementerian Sosial menangkap permasalahan ini dan membuat sebuah aplikasi yaitu SLRT sehingga nanti data ini bisa menyesuaikan, tidak hanya dalam hitungan hari namun dalam hitungan menit, maupun hitungan jam, tergantung dengan data-data yang disajikan petugas nantinya. Diharapkan dengan adanya SLRT ini, pemerintah daerah mendapatkan data yang valid terkait dengan angka kemiskinan yang sesuai,” lanjut Fasha.
“Karena selama ini kita hanya mendengar laporan kemiskinan dari suatu instansi yang kadang kala kita berpikir apakah iya orang miskin kita sebanyak itu. Dengan adanya SLRT ini, kita bisa tahu data yang valid berapa angka kemiskinan di daerah masing-masing,” papar Fasha.
Pemerintah bersama pendamping nantinya akan membuat satu inovasi berupa tanda di tiap rumah seperti tulisan bahwa ini adalah keluarga penerima bantuan prasejahtera.
“Kalau ada warga-warga yang memang bukan penerima yang tepat, misalnya rumahnya yang bagus atau permanen nantinya mereka ada rasa malu kalau rumah mereka ada tulisan seperti itu dan mereka melaporkan bahwa mereka keluarga yang bukan lagi penerima bantuan itu,” jelas Fasha.
“Menurut data BPS di Kota Jambi berkisar di angka hampir 8%, berarti dengan jumlah 700 ribu berarti 8% nya di angka 60 ribu jiwa. Sesuai dengan KPN ada 15 ribu, BPNT lebih kurang ada 10 ribu berarti 25 ribu KK dengan jumlah 60-70 jiwa. 60-70 itu nanti akan kita verifikasi kembali, apakah benar sebesar itu. Saya yakin jumlahnya tidak sebesar itu, mungkin adanya penurunan signifikan,” paparnya.
“Untuk target kita tidak bisa memasang yang besar, kita pasang yang kecil, tetapi kita kejar melebihi target, contoh misalnya berdasarkan RPJMD Kota Jambi setiap tahun penurunan lebih kurang 0,4% sampai 0,5% berarti 5 tahun sekitar 2,5%. Kalau angka kemiskinan mendekati 8% berarti target RPJMD selesai itu sekitar 6%. Saya tidak puas dengan 6%, saya akan turunkan 5% persen angka kemiskinan itu,” tutupnya. (cbf)









