Jambi (WARTANEWS.CO) – Dihadiri oleh Camat, Lurah serta Forum RT se Kota Jambi, Wakil Wali Kota Jambi Dr. dr. H. Maulana, MKM buka Konsultasi Publik Pembangunan Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga Melalui Skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha), yang digelar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, bertempat di Aston Hotel Jambi, Kamis (30/09).
Maulana dalam sambutannya mengatakan, Kota Jambi sebagai Ibu Kota Provinsi mempunyai iklim investasi yang tinggi, sehingga perputaran ekonomi di masyarakat sangat cepat yang disebabkan oleh urbanisasi.
“Kota Jambi sangat menarik untuk Investor, karena itu disebabkan kota kita yang aman,” ucapnya.
Mengenai Jaringan Gas Bumi untuk Kota Jambi, Maulana sebutkan saat ini sudah ada 13 ribu lebih masyarakat yang telah menikmati jaringan gas rumah tangga. Namun ia menargetkan akan mengusulkan sebanyak mungkin titik yang bisa merasakan manfaat adanya Jaringan Gas untuk rumah tangga.
“Dari 17 ribu lebih yang sudah terpasang, masih 3 hingga 4 ribu yang mempunyai kendala. Namun semua telah saya proses ke Jakarta, dan nanti akan ditambah tekanan nya hingga sampai ke ujung-ujung, sehingga yang 17 ribu ini selesai,” jelas Maulana.
Dengan adanya Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) nantinya, Wakil Wali Kota Maulana juga menjelaskan, saat ini Kota Jambi telah menyiapkan penerapan ‘Siginjai Sakti’ yang bertujuan untuk pelayanan lebih baik dari segi kualitas.
“Saat ini kan kita kalau terjadi gangguan menunggu Informasi dari pusat, nanti setelah adanya KPBU, ada badan usaha yang khusus menggarap di Kota Jambi. Intinya kami hanya ingin masyarakat kami terlayani,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Maulana mengharapkan dengan adanya diskusi publik mengenai Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga di Kota Jambi. Ia mengajak seluruh stakeholder agar dapat mendukung program Pemerintah ini.
Pada kesempatan ini Nur Arifin Muhammad, Kepala Direktorat Jenderal Minyak dan Gas yang mengikuti secara virtual memaparkan keunggulan Jaringan Gas yang dapat dirasakanoleh masyarakat.
“Jaringan Gas Bumi ini lebih lebih bersih, aman dan tidak menimbulkan ledakan. Yang terpenting dapat mengurangi pembiayaan dari segi APBN,” ungkapnya. (eco)