JAKARTA – Kekurangan (defisit) suplai energi listrik merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Jambi, yang tentunya sangat berpengerauh dalam pembangunan. Gubernur Jambi, H.Zumi Zola,S.TP,MA berupaya maksimal untuk meningkatkan ketersediaan energi listrik di Provinsi Jambi, agar semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati listrik, dan pemadaman listik terus diminimalisir.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, Provinsi Jambi melalui Bank Jambi menjalin kerjasama dengan UNDP (United Nations Development Programme), salah satu organ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (Nota Kesepahaman) Bank Jambi dengan INDP tentang Penyediaan Elektrifikasi, bertempat di di Hotel Fairmont Jakarta Pusat, Kamis (20/04/2017).
MoU yang diselenggarakan antara Bank Jambi dengan UNDP tersebut terkait dengan agenda untuk tujuan pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDG)/tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Jambi, spesifiknya untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik di Provinsi Jambi.
Zola yang menghadiri dan menyaksikan penandatanganan MoU Bank Jambi dengan UNDP tersebut menyatakan, kerjasama diprioritaskan dan diarahkan pada pembangunan energi listrik tenaga terbarukan (renewable energy).
Zola menyampaikan ucapan terima kasih kepada UNDP-Baznas yang telah memilih Jambi sebagai salah satu lokus dari kerjasama untuk mewujudkan Sustainable Development Goals. “Saya yakin, pemilihan ini telah melalui berbagai pertimbangan dan penilaian secara selektif, baik dari Tim UNDP maupun dari tim kementerian terkait, khususnya Kementerian ESDM, sehingga sampai pada tahap penandatangan nota kesepahaman kerjasama hari ini,” ujar Zola.
Zola mengatakan, penandatangan kerjasama tersebut merupakan salah hal yang sangat dinantikan oleh masyarakat di Provinsi Jambi, karena program tersebut telah tersosialisi dengan baik di Provinsi Jambi khususnya di daerah penerima program. “Dalam berbagai kesempatan yang relevan, saya atas nama Pemerintah Provinsi Jambi sering ditanya oleh masyarakat tentang keberlanjutan program pemenuhan energi listrik. Untuk itulah saya atas nama masyarakat dan Pemerintah Provinsi Jambi, sekali lagi menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas terlaksananya penandatangan kerjasama ini,” terang Zola.
“Saya berharap, kerjasama ini tidak hanya sebatas penandatangan di atas kertas, namun implementasi dilapangannya sangatlah kami nantikan. Untuk itu, kami akan selalu siap memfasilitasi pelaksanaan program ini sesuai dengan kemampuan dan aturan yang berlaku,” sambung Zola.
Zola menjelaskan bahwa pengaruh perkembangan global saat ini telah dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat dalam kehidupan perekonomian. “Harga minyak yang melonjak sangat tinggi, dan harga pangan juga melonjak serta gejolak perekonomian global lainnya. Dengan kondisi ini, tentunya ada negara yang diuntungkan, tapi ada negara yang menderita. Dan tentunya pengaruh global tersebut juga akan berpengaruh terhadap perekonomian daerah Jambi. Kami masyarakat Jambi tidak ingin menjadi daerah yang menderita karena gejolak tersebut,” jelas Zola.
Zola juga memaparkan, disisi perkembangan harga minyak dunia, Provinsi Jambi membutuhkan langkah-langkah kreatif dan inovatif untuk mencari sumber energi alternatif, seperti memanfaatkan briket batu bara, gas, dan energi panas bumi, serta melakukan penanaman pohon jarak sebagai sumber energi alternatif.
“Harus kami akui, cukup banyak kendala dan hambatan yang kami hadapi dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi listrik ini. Mulai dari kendala ketersediaan infrastruktur penunjang untuk pembangunan jaringan listrik, sampai kepada masalah tarif harga jual listrik. Untuk itulah kami sangat berterimakasih dan mengapresiasi kerjasama yang dilakukan hari ini didalam mencapai tujuan SDGs yang juga selaras dengan prioritas pembangunan daerah secara konkret yakni menyediakan elektrifikasi bagi daerah,” terang Zola.
Dalam sesi wawancaranya, Zola menyampaikan bahwa MoU yang dilakukan antara Bank Jambi dengan UNDP senilai lebih kurang 8 Juta US Dolar yang rencananya akan digunakan untuk meningkatkan proyek-proyek pembangunan khususnya pembangunan pembangkit tenaga listrik yang terbarukan dengan menggunakan hydropower(pembangkit tenaga listrik melalui air terjun) yang tentunya masih membutuhkan bantuan dana. “Karena kebutuhan listrik Jambi itu masih sangat kurang sekali, dan kita harus kejar bola. Dan, Alhamdulillah peluang ini ada di UNDP. Kami dari Pemerintah Provinsi Jambi tentu akan memberikan dukungan yang terbaik agar proyek ini bisa berjalan lancar dan sukses,” pungkas gubernur.
Direktur UNDP Indonesia Christophe Bahuet menyampaikan, UNDP telah melakukan serangkaian pembahasan rencana kerjasama dengan Bank Jambi didalam mencapai tujuan SDG, yang juga selaras dengan prioritas pembanguan daerah Jambi secara konkret, yakni menyediakan elektrifikasi bagi daerah yang berpotensi meningkat secara sosial ekonomi namun belum mendapatkan aliran listrik.
Turut hadir dalam acara tersebut, mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Minera,Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Ir.Maritje Hutapea, Komisioner OJK RI Kusumaningtuti, S. Sutiono, MSc, Muhamad Yani, CEO Regional Bank Jambi, Absalon Sine Direktur Bank NTT, Holiang Xu Asisten General UNDP, Chairman Baznas Bambang Sudibyo, serta para tamu undangan lainnya. (wartanews.co).
Penulis : Dedy/Mustar
Foto : Novriansyah