UKM Dodol Barokah Khas Desa Pondok Meja Butuh Perhatian Pemda

MUARO JAMBI (WARTANEWS.CO) Bagi pelancong bila ingin berkunjung ke Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong rasanya tidak lengkap kalau belum membeli cemilan (makanan ringan) dan oleh-oleh Dodol khas Pondok Meja yang cukup familiar, warga setempat biasa menyebutnya ‘Dodol Barokah’ buatan Heri Okta Pratama alias Mas Heri, di Jalan Tri Brata-KM 11, RT 21, Dusun Karya Maju, Desa Pondok Meja. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) rumahan ini, lokasinya pun dekat lingkungan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jambi.

Mas Heri- biasa dia disapa, ia mengatakan Dodol khas buatannya ini, merupakan warisan tradisi turun-temurun milik keluarganya yang telah lama menetap tinggal di Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi sampai sekarang. Usai berhenti dari pekerjaannya di Palembang, Sumatera Selatan saat puncak mewabahnya Pandemi Covid-19, dengan berat hati akhirnya memutuskan pulang kampung ke Desa Pondok Meja berkumpul bersama istri dan keluarga.

“Awalnya saya bingung, Mas. Apa yang mesti dikerjakan disini. Atas saran dan anjuran dari semua keluarga di Kota Jambi, serta didukung oleh istri (Rizky Wahyuni- disapa Mbak Kiki) dan Ibu mertua. Akhirnya membuka usaha Dodol sampai sekarang ini, sejak enam bulan yang lalu, dan Alhamdulillah, berjalan lancar,” jawab Mas Heri seraya menceritakan awal memulai usaha ‘Dodol Berkah’ yang kini sudah memiliki pelanggan di daerah Mestong, Sungai Bahar, Desa Bertam di Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), hingga ke daerah Penerokan, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari.

Bahkan tidak disangkanya, kata dia, pesanan dodolnya pun kini telah merambah sampai keluar provinsi, seperti permintaan pesanan ke daerah Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Provinsi Sumatera Selatan) dan Lampung. “Pelanggan di Lampung, sudah menjadi pelanggan tetap kita, dan mereka sering memesan Dodol sampai 15 kilo(gram),” pungkasnya.

Dodol Barokah mempunyai bentuk ukuran berbeda-beda, yakni ada ukuran 1 ons, 2 ons, 2,5 ons, setengah kilogram sampai satu kilogram. Dodol Barokah yang dijual, lanjutnya, mempunyai empat rasa yakni masing-masing rasa Durian, rasa Kacang, rasa Wijen, dan Original yakni dodol saja tanpa rasa.

“Insya Allah, menjelang Bulan Suci Ramadhan nanti, kita akan kembangkan lagi Dodol rasa buah Naga, dan Wajik,” imbuhnya.

Untuk membantu kelancaran usaha ke pelanggan dan memenuhi permintaan pesanan Dodol, Mas Heri dibantu istrinya, Mbak Kiki turut ikut memasarkan lewat akun media sosial Facebook, untuk pemesanan dapat langsung melalui kanal aplikasi WhatsApp milik akun Mbak Kiki, yang juga merangkap sebagai pemasaran.

“Saya dan istri, berdua berbagi peran. Saya sendiri, yang memasak dan mengaduk. Lalu istri saya, yang menimbangnya sesuai pesanan dan juga permintaan untuk ukuran dodolnya. Kalo bahan Dodol Barokah yang kita buat ini, 100 persen asli dari beras Ketan,” ungkapnya.

Disinggung seiring kemajuan usaha Dodol Barokah, yang dirintisnya sejak enam bulan lalu sampai sekarang ini, Mas Heri dan Mbak Kiki mengeluhkan tidak adanya peralatan mesin untuk mendukung usahanya memenuhi permintaan dan pesanan pelanggan.

Harapan terhadap UKM rumahannya tersebut, Pemda Muaro Jambi, melalui Pemerintah Desa Pondok Meja dan pihak Kantor Pemerintah Kecamatan Mestong dan dinas/instansi terkait dapat segera membantu penyediaan peralatan mesin yang memadai guna kebutuhan perkembangan usaha yang dirintisnya itu, seperti mesin giling beras Ketan, mesin peras Kelapa, dan mesin Santan.

“Selama ini, Dodol yang kita buat ini, masih manual dikerjakan dengan tangan. Kami begitu sangat membutuhkan mesin giling beras Ketan, mesin untuk peras Kelapa, dan juga mesin Santan. Semoga, ada kepedulian dan perhatian oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi, untuk membantu kemajuan usaha dodol kami ini kedepannya, seperti membantu (peralatan) mesin-mesin yang memadai yang dibutuhkan untuk memudahkan kerja kami sehingga dapat membantu kelancaran dan kebutuhan usaha kami disini dalam memenuhi permintaan dan pesanan pelanggan,“ tuturnya. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *