Terus Berpartisipasi Dalam Penyelenggaraan FASI, Bukti Komitmen Pemkot Jambi Mendidik Karakter Generasi Bangsa

Jambi (WARTANEWS.CO) – Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) ke-XXII Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2025 di Kota Jambi resmi dibuka pada Jumat siang (31/10/2025), di lapangan utama Kantor Wali Kota Jambi, oleh Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H.

Kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 31 Oktober hingga 02 November 2025, dengan mengangkat tema “Hebat Mengaji Hebat Prestasi Dan Berakhlakul Karimah Menyiapkan Generasi Qurani Menyongsong Masa Depan Gemilang” untuk mencetak “Santri Hebat”.

Kegiatan ini ​merupakan agenda rutin tahunan yang diinisiasi oleh Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Provinsi Jambi. Tahun ini digelar di Kota Jambi, selaku bertindak sebagai tuan rumah.

FASI ke-XXII tingkat Provinsi Jambi ini diikuti oleh tujuh Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi. Dengan empat daerah tidak mengirimkan perwakilan. Yaitu, Sarolangun, Bungo, Sungai Penuh, dan Tanjung Jabung Timur.

Keikutsertaan Kafilah Kota Jambi pada penyelenggaraan FASI ke-XXII ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Jambi dalam mewujudkan generasi masa depan bangsa yang berakhlakul karimah guna menyongsong Kota Jambi Bahagia yang selaras dengan visi besar Indonesia Emas 2045.

Turut hadir pada pembukaan FASI tingkat Provinsi Jambi tersebut, Wakil Wali Kota Diza menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan penyemangat luar biasa bagi Pemerintah Kota Jambi (Pemkot) dalam upaya membina generasi Qur’ani.

“Kegiatan FASI adalah wahana pembinaan mental spiritual yang esensial, dengan tujuan utama adalah membentuk karakter anak-anak menjadi generasi Qur’ani berakhlak mulia dan mencintai Al-Qur’an sejak dini. Langkah ini tentunya selaras dengan komitmen kuat Pemerintah Kota Jambi untuk mendukung pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul,” ujarnya.

Diza menyebutkan, peran penting FASI dalam membentuk karakter generasi muda, yang saat ini di Kota Jambi persentasenya sangatlah tinggi, berada diangka 54 hingga 56 persen populasi dengan berbagai macam karakter.

​”Meski berada di tengah era modernisasi dan distorsi informasi yang hadir di media sosial, generasi muda tidak boleh melupakan kebudayaan-kebudayaan yang kita miliki, termasuk kebudayaan agama. Melalui FASI ini, kita mendapat pengingat penting bahwa generasi muda perlu mempertahankan kebudayaan agama,” sebutnya.

Sebelumnya, dalam sambutannya, Gubernur Al Haris menyoroti pentingnya FASI sebagai ajang pengasah kemampuan generasi bangsa.

“Melalui FASI ini kita ingin anak-anak kita terdidik, punya semangat dalam menimba ilmu di segala bidang. Kalau tidak ada lomba-lomba sebagai tolak ukur, maka tidak ada persaingan dan tidak ada semangat bagi anak kita semua. Maka, lomba ini penting agar anak kita semakin hari semakin terasah kemampuannya,” ucapnya.

Selain itu, Al Haris juga menyoroti daerah yang belum mengirimkan kafilah pada penyelenggaraan FASI tingkat Provinsi ini, agar kedepan dapat berpartisipasi pada FASI tahun 2026 yang akan diselenggarakan di Kabupaten Kerinci.

​”Setiap daerah pasti memiliki anak-anak berprestasi penghafal Al-Qur’an, apalagi di daerah tersebut memiliki pondok pesantren dan sekolah-sekolah agama. Karena lomba-lomba seperti ini adalah dunia mereka,” ujarnya.

Dia juga berpesan, agar kafilah yang ikut berpartisipasi dalam berbagai macam lomba untuk tidak sebatas berpartisipasi. Namun, jadikan pelajaran sebagai wadah mengasah kemampuan untuk lebih baik.

“Kalau tujuannya hanya ikut lomba saja, anak-anak bisa belajar di rumah. Lomba ini bukan sekadar jadi pelajaran, tapi bagaimana penghayatannya menjadi utama untuk diamalkan,” pesannya mengakhiri sambutannya.

Dikesempatan ini, dipimpin langsung oleh Gubernur Al Haris, turut dilakukan prosesi pelantikan Dewan Hakim dan Panitera FASI, yang diharapkan dapat menjamin penilaian yang adil dan objektif.

Dengan terselenggaranya FASI tingkat Provinsi ini, diharapkan seluruh daerah dapat berkomitmen penuh mendukung pembinaan generasi Qur’ani. Hal ini berguna untuk membentuk karakter, memperkuat akidah, dan membangun mental moral anak-anak dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. (eco)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *