MUARO JAMBI (WARTANEWS.CO) – Ada beberapa fakta hal menarik patut ditiru. Terkait pola pendidikan dan metode pembelajaran tentang hal kebiasaan yang positif saat berkunjung ke SD Negeri 168/IX Tanjung Nangko di Desa Persiapan Desa Kasang Tanjung Nangko, Kecamatan Kumpeh Ulu (hasil pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu). Saat berlangsung jadwal KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) di dalam kelas, sekitar dalam lingkungan sekolah hingga bubar waktu sekolah.
Diantaranya kebiasaan wajib membaca doa oleh siswa/siswi di ruang kelas ketika awal masuk pertama kali sebelum serius mengikuti jadwal KBM di dalam kelas. Serta upaya sekolah menanamkan nilai-nilai Nasionalisme dan Patriotisme kepada seluruh peserta didik melalui pendekatan pendidikan karakter, pembentukkan perilaku dan kebiasaan positif di kalangan siswa/siswi sejak usia dini sampai mereka selesai usia sekolah dasar.
Serta tidak kalah pentingnya tentang bagaimana upaya sekolah untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tanah airnya sejak usia anak-anak sekolah dasar melalui kebiasaan pemutaran lagu kebangsaan RI yaitu Indonesia Raya (lagu ciptaan W.R. Supratman) dan lagu nasional Padamu Negeri (lagu ciptaan R. Kusbini) yang diperdengarkan setiap harinya ke seluruh peserta didik dengan sengaja diputar melalui speaker sekolah.
Kepala SD Negeri 168/IX Tanjung Nangko, Holik Izhari, S.Pd., menyatakan pihak sekolah menekankan pendidikan karakter seluruh peserta didik. Dengan membentuk akhlak mereka yang baik, berperilaku sopan kepada semua guru dan orang yang lebih tua. Serta pola kebiasaan yang positif, disiplin dan bertanggung jawab selalu ditekankan kepada siswa/siswi di lingkungan SD Negeri 168/IX Tanjung Nangko, Kecamatan Kumpeh Ulu sampai sekarang.
Salah satunya, jelas Holik Izhari, yakni upaya sekolah untuk menanamkan nilai-nilai Nasionalisme dan Patriotisme ke seluruh peserta didik diselenggarakan Senin-Sabtu selama enam hari sekolah. Sekaligus upaya sekolah menumbuhkan semangat cinta kepada tanah airnya yaitu wajib memperdengarkan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” pada pukul 10.00 WIB. Dilanjutkan dengan lagu nasional “Padamu Negeri” yang diputar menjelang 15 menit sebelum waktu bubar sekolah setiap harinya.
“Sejak saya dilantik menjadi kepala sekolah di SD Negeri 168/IX Tanjung Nangko ini. Kami dari pihak sekolah selalu menekankan pendidikan karakter yang baik terkait soal pendidikan adab dan akhlak yang baik, dan budaya malu kepada semua peserta didik. Serta tentang bagaimana mengajarkan kepada anak-anak didik saya, dengan berperilaku sopan dan akhlak yang baik sesuai dengan tuntunan agama, harapan semua orangtua siswa juga sekolah kepada semua peserta didik saya. Karena apa, bahwasanya anak-anak kami di sekolah ini, adalah anak-anak didik saya. Maka itu, anak-anak itu, adalah anak saya, kan begitu. Juga pun demikian bagaimana saya bersama guru mengajarkan kepada siswa/siswi tentang adab sopan santun mencium tangan guru saat berada di dalam lingkungan sekolah,“ lanjutnya.
“Ketika saat masuk kelas maupun saat bertemu saya dan guru di sekitar lingkungan sekolah sampai waktu bubar sekolah. Terutama sekali pendidikan adab perilaku mencium tangan gurunya harus persis berada di depan hidung dan mulutnya. Yang dibarengi dengan cara menempelkannya ke hidung, dan mencium tangan gurunya dengan mulutnya. Kami tidak suka apabila ada anak-anak didik saya, yang mencium tangan guru atau saya, dengan menggunakan pipi. Karena menurut saya itu tidak baik, tidak sopan. Karena bagaimana pun juga guru itu, adalah orangtua siswa saat mereka berada di sekolah. Maka guru pun sama kedudukannya dengan orangtuanya di rumah,” demikian paparnya.
Ditambahkan ada beberapa hal menjadi dasar utama dalam upaya pembentukkan karakter siswa tentang bagaimana mendidik peserta didik untuk selalu membiasakan disiplin dan bertanggung jawab selama dalam lingkungan sekolah. Salah satunya membiasakan untuk memungut sekaligus membuang sampah ke tong sampah yang sudah disediakan sekolah. Apabila anak-anak ada menemukan sampah-sampah yang tampak berserakan di dalam kelas maupun sekitar lingkungan sekolah.
“Hal penting lagi, yakni bagaimana upaya sekolah untuk mendidik kepada semua anak-anak didik saya, untuk selalu disiplin dan bertanggung jawab. Memungut sampah juga membuang sampah ke dalam tempat sampah yang ada di depan kelas dan halaman sekitar sekolah. Apabila ada yang menemukan sampah-sampah (tampak berserakan) di dalam kelas juga sekitar dalam lingkungan sekolah, mereka ikut bertanggung jawab. Saat setiap apel upacara bendera (setiap hari Senin), selalu saya ingatkan kembali dan mengumumkannya untuk diketahui semua. Kelas-kelas mana yang kotor, saat saya melakukan pemeriksaan rutin ke seluruh penjuru kelas setiap harinya,” ungkap Holik Izhari. (Afrizal)