JAMBI (WARTANEWS.CO) – Setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), atau menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), anda mau kemana. Bila ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi, tentu saja tidak sedikit orangtua anda mengeluarkan biaya kuliah sampai empat hingga lima tahun lamanya mengikuti perkuliahan di kampus.
Tetapi bila anda ingin langsung berkerja, mendapat income penghasilan yang cukup dan memilih berkarir di profesi tertentu. Lalu kemudian melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, untuk menyenangkan harapan orangtua sambil berkerja. Tidak ada salahnya memilih jalur pendidikan cepat kerja dan membantu ekonomi keluarga dan orangtuamu, salah satunya memilih sekolah pendidikan dan pelatihan (diklat) karir di jasa dan bisnis dunia penerbangan dan berkerja sebagai Pramugara/Pramugari di AIRLINE INTERNATIONAL INSTITUTE, Jalan Soekarno Hatta, dekat Sultan Thaha Airport, Talang Bakung, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi. Sementara Kantor Pusat Training Center Penerbangan AII di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Kepala Airline International Institute (AII) Cabang Jambi, Joko Santoso,SE mengatakan sekolah pendidikan dan pelatihan jasa penerbangan dan Pramugara/Pramugari semakin diminati para lulusan SMA/SMK sederajat di Provinsi Jambi.
Terbukti ratusan calon pelamar siswa/siswi lulusan SMA/SMK sederajat, mengirim bahan lamaran mengikuti tes seleksi masuk ke Training Center Penerbangan Airline International Institute, saat awal pendaftaran pertama kali dibuka di Kota Jambi, hampir setahun yang lalu.
“Airline International Institute (AII) Jambi menyelenggarakan program pelatihan singkat lima bulan, termasuk On Job Training (OJT) di bandar udara (bandara)/airport, masing-masing untuk materi program Airline Staff yaitu karyawan maskapai penerbangan yang membantu penumpang pesawat di bandara, Pramugara/Pramugari maskapai penerbangan, dan Aviation Security (AVSEC) yakni petugas keamanan dan keselamatan memiliki lisensi bekerja di bandara/airport, dan Cargo Staff.
Saat pertama kali dibuka pada 2017, ada 500 orang calon siswa/siswi lulusan SMA/SMK sederajat, yang mendaftar di AII Jambi. Tetapi dari hasil seleksi (bahan pendaftaran) oleh Tim secara ketat, hanya yang dinyatakan lulus 40 orang peserta, untuk angkatan pertama tahun ini,” paparnya.
Dikatakan Joko memang tidak mudah masuk ke AII. Pihaknya melakukan seleksi ketat, melibatkan tim terhadap calon pendaftar peserta program pelatihan kerja di jasa bisnis penerbangan Training Center Airline International Institute, yang siap mencetak tenaga kerja muda untuk Pramugara/Pramugari, Airline Staff, AVSEC, dan Cargo Staff yakni staf petugas kargo yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pelayanan muatan barang keluar-masuk melalui airport.
“Untuk seleksi tes masuk ke AII, mereka harus mengikuti tes tertulis Tes Potensi Akademik (TPA), mencakup mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, menguasai wawasan dan pengetahuan tentang penerbangan dan psikotes. Lalu yang terakhir wajib mengikuti tes wawancara di depan Tim untuk masing-masing setiap calon peserta satu persatu,” ungkapnya.
Program pelatihan singkat di Training Center Penerbangan Airline International Institute Jambi, meliputi pendidikan tiga bulan, ditambah dengan pendidikan magang selama dua bulan termasuk On Job Training di Sultan Thaha Airport, didukung dengan para instruktur, praktisi dan tenaga pengajar yang masih aktif berkerja di Bandara Sultan Thaha sampai saat ini.
“Untuk syarat menjadi siswa dan siswi di Sekolah Diklat Penerbangan Airline International Institute (AII), usia minimal 17 tahun, dan maksimal 25 tahun, hanya untuk program Pramugari saja, usia dibatasi maksimal 23 tahun. Lalu yang lainnya seperti Airline Staff, Aviation Security (AVSEC) dan petugas Staf Kargo di bandara, usia calon peserta dibatasi maksimal 25 tahun,” ujarnya.
Syarat usia calon peserta diseleksi ketat oleh Tim. Pihaknya juga menyeleksi fisik calon bersangkutan, antara lain tinggi tubuh dan berat badan ideal. Khusus untuk training pendidikan Pramugari, pihak AII memberikan persyaratan ketat bagi semua calon peserta, diantaranya tidak boleh ada satupun bekas luka fisik di tubuhnya, gigi tidak rata dan tidak bolong, dengan dilampiri Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan SuratKeterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian setempat.
Sementara bagi semua calon peserta pria, mereka tidak boleh bertato dan tidak boleh bertindik, juga bahan persyaratan dilampiri dengan Surat Keterangan Bebas Narkoba dari BNN dan SKCK dari Kepolisian.
“Tinggi badan untuk pria minimal 1,70 centimeter. Sedangkan yang wanitanya, minimal 1,60 centimeter. Kemudian masalah berat badan ideal, juga kita seleksi ketat masing-masing prianya memiliki berat badan ideal minimal 70 kilogram, dan wanita memiliki berat badan ideal minimal 50 kilogram,” sebut Joko Santoso, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau (FE-UNRI) ini.
Ditambahkan pihak AII memberikan peluang kerja kontrak dan berkarir di berbagai bandara/airport dan maskapai penerbangan di tanah air, antara lain Bandar Udara Internasional Sokarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma di DKI Jakarta, Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru, Riau.
Bandar Udara Japura di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam, Bandara Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, serta bekerjasama dengan pihak makspakai nasional Garuda Indonesia Airways, pengelola Bandara PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Gapura Angkasa.
Disinggung soal biaya masuk mengikuti Diklat Training Center Penerbangan AII Jambi yang telah mendapat Sertifikat Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Personel Keamanan Penerbangan Nomor: I/LP-AVSEC.056/DKP/VIII/2017 dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tersebut, untuk setiap masing-masing program pendidikan siap kerja di bisnis jasa penerbangan tanah air ini, yaitu masing-masing program training Pramugari dikenakan biaya pendidikan sebesar Rp.30 juta persiswa.
Petugas AVSEC memiliki lisensi dari Kementerian Perhubungan bagi calon peserta yang mengikuti diklat singkat lima bulan di Training Center Penerbangan AII Jambi (tiga bulan di dalam kelas dan dua bulan pelatihan kerja di maskapai penerbangan) dikenakan biaya sebesar Rp 28.800.000 perorang. Sedangkan calon siswa/siswi untukberkerja menjadi Staf Kargo dan Airline Staf di bandara dikenakan biaya pendidikan sebesar Rp.24.800.000persiswa.
“Menurut catatan kami, para alumni dari Training Center Penerbangan AII telah banyak yang berkarir di maskapai penerbangan nasional. Alumni yang telah berkarir di usia muda ini, merupakan bukti nyata keberhasilan AII dalam ikut memajukan bisnis penerbangan nasional, diantaranya tiga orang putra/putri dari daerah Jambi, yang telah berkerja di bandara saat ini.
Ketiga orang putra/putri dari Jambi itu, masing-masing Niken Nuraini, siswi lulusan SMA Negeri 2 Muara Bulian, saat ini dia telah berkerja di PT Gapura Angkasa Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Alif Desmico, siswa lulusan SMK Negeri 1 Merangin, dia telah berkerja di Pasasi Lion Air Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau, dan Dennys Pratama siswa lulusan SMA Negeri 2 Muara Bulian Kabupaten Batang Hari, yang telah berkerja di PT Gapura Angkasa Jambi,” tuturnya. (Afrizal)









