Sekda: Peran Masyarakat Sangat Dibutuhkan Dalam Restorasi Gambut

JAMBI (WARTANEWS.CO) – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Drs.H.M.Dianto,M.Si selaku Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Provinsi Jambi mengemukakan, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam restorasi lahan gambut, terlebih lagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan lahan gambut. Hal tersebut disampaikan Sekda saat membuka Pelatihan Edukasi Perlindungan Gambut Untuk Siswa SD/Sederajat dan Masyarakat, bertempat di Gentala Room Hotel Luminor Jambi, Rabu (11/07) siang.

Dengan dasar pemikiran sangat pentingnya peran serta masyarakat dalam memelihara lahan gambut, maka diadakan upaya untuk menanamkan kesadaran untuk memelihara lahan gambut kepada anak sejak usia dini, dengan harapan anak memiliki pengetahuan tentang pelestarian lahan gaambut, dan nantinya menjadi para pelaku dalam memelihara lahan gambut.

“Saya mengimbau Bapak dan Ibu guru yang hadir agar mengajak anak-anak didiknya sejak usia dini untuk menjaga areal gambut, karena apabila areal gambut tidak bisa dijaga dengan baik, maka akan terjadi kebakaran lahan yang mengakibatkan kabut asap seperti pada tahun 2015 yang lalu, serta bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar sekali mencapai triliunan rupiah,” ungkap Sekda.

Sekda menjelaskan, Badan Restorasi Gambut (BRG) merupakan badan resmi yang dibentuk oleh Presiden Republik Indonesia Jokowi, sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 1 Tahun 2016 yang mempunyai salah satu fungsi dalam penguatan kebijakan pelaksanaan restorasi gambut serta sosialisasi, edukasi, penghimpunan, dan pengakomodasian partisipasi dan dukungan masyarakat.

“Saya selaku Ketua TRGD Provinsi Jambi sekali lagi mengajak bapak ibu sekalian untuk menjaga areal lahan gambut, supaya terus terairi air minimal 40 cm dari atas permukaan sehingga areal lahan gambut itu tidak mudah terbakar. Pemerintah i juga terus berupaya menjaga areal lahan gambut ini dengan membuat sumur bor dan kanal-kanal,” terang Sekda.

Sekda mengungkapkan, pelatihan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat sejak usia dini terhadap upaya penyelamatan, perlindungan, serta pengelolaan ekosistem gambut yang baik, sehingga dapat meningkatkan rasa memiliki oleh semua pihak terhadap lahan gambut ini.

“Meskipun tidak termasuk dalam kurikulum pembelajaran di sekolah, saya harapkan kepada bapak dan ibu agar memasukkan kedalam ekstrakurikuler atau kegiatan lainnya, supaya para anak didik tersebut bisa ikut menjaga dan memelihara lahan gambut dengan baik,” ungkap Sekda.

Sebelumnya, Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Sosialisasi dan Edukasi Badan Restorasi Gambut, Dr.Suwignya Utama menyampaikan, peran masyarakat sangat penting karena dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan menyangkut hajat hidup masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Badan Restorasi Gambut memiliki program Desa Peduli Gambut untuk memulihkan lingkungan.

“Dalam Desa Restorasi Gambut terdapat beberapa program, antara lain, pelatihan kerajinan dari hasil lahan gambut, mini demplot, gambut dan sekolah lapang petani gambut yang mengajarkan masyarakat mengolah lahan gambut tanpa membakar, sehingga ekosistem lahan gambut itu tersendiri tetap terjaga,” ujar Suwignya.

Suwignya menerangkan, masyarakat desa yang terdiri dari berbagai elemen, salah satunya adalah anak-anak, Badan Restorasi Gambut mengadakan pembelajaran kepada anak-anak usia dini dalam rangka menyebarluaskan pesan-pesan restorasi gambut. “Untuk itu, Badan Restorasi Gambut melatih bapak dan ibu supaya mengajarkan anak didiknya dengan menggunakan alat peraga yang sudah disediakan,” lanjut Suwignya.

“Generasi muda ini memiliki peran yang sangat penting, karena kedepannya kita mengharapkan mereka menjadi kader-kader yang peduli terhadap lingkungan, khususnya untuk menjaga ekosistem lahan gambut,” terang Suwignya.

Suwignya mengharapkan, melalui kegiatan pembelajaran ini, pengetahuan peserta pelatihan edukasi perlindungan lahan gambut mengenai restorasi gambut bertambah dan pesan-pesan dari restorasi gambut bisa disampaikan kepada generasi muda. Partisipasi yang aktif juga sangat diharapkan dari peserta pelatihan edukasi perlindungan lahan gambut, sehingga nantinya apa yang diajarkan bisa diterima secara maksimal. (Richi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *