Ribut Soal Sedot Minyak Mobil Damkar Sarolangun

SAROLANGUN (WARTANEWS.CO) – Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sarolangun ribut dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Damkar, Kamis (03/05) terkait penyedotan minyak mobil damkar oleh oknum petugas Damkar.

Keributan itu terjadi, usai petugas Damkar menjalankan tugasnya memadamkan kebakaran yang terjadi Di Desa Pulau Buayo, Kecamatan Bathin VIII, pada Kamis Pagi.

Dari informasi yang didapatkan, usai memadamkan api, petugas damkar di dampingi Danton langsung menuju ke Desa Bernai, Kecamatan Sarolangun, tepatnya di Jalan Raya Belakang rumah H.Ibrahim, dilakukan penyedotan minyak dengan alasan untuk biaya makan dan minum.

Saat itu PPTK Herlina datang ke lokasi, mengomentari petugas yang sedang menyedot minyak dari Mobil damkar, maka terjadilah keributan, akhirnya PPTK Herlina Melaporkan ke atasan, yakni Kadis Damkar Henriman. Lalu Dilakukan rapat tertutup membahas persoalan tersebut.

Kuat dugaan selama ini, para petugas damkar usai melaksanakan tugasnya memadamkan api, selalu melakukan penyedotan minyak, untuk dijual kembali dengan membiayai keperluan makan dan minum para petugas Damkar.

Kadis Damkar Kabupaten Sarolangun, Henriman saat dikonfirmasi diruang kerjanya, enggan berkomentar banyak soal itu. Hanya saja ia menegaskan persoalan itu sudah diselesaikan melalui perundingan yang dilakukan setelah memanggil petugas Damkar dan PPTK yang bersangkutan.

“lah selesai, lah selesai. jangan dulu, jangan syuting, tutup dulu. jadi kita dak usahlah, sudah selesai. Tidak usahlah, ini batas kita baelah, kita pembinaan,” katanya saat ditanya media ini soal penyedotan minyak mobil damkar tersebut.

Ketika ditanya lagi, apakah benar pengambilan minyak ditangki mobil, untuk makan dan minum petugas Damkar sudah berlangsung lama setiap kali ada kejadian kebakaran. Henriman menegaskan tetap akan melakukan pembinaan kebawah, karena menurutnya para bawahannya itu berbeda-beda karakter dan prilakunya.

“saya masih baru, tolong bantu saya kerja disini, yang sudah, sudahlah. Selama inikan kamu tahu dengan aku, waktu jadi asisten III. ya, pembinaan ke bawah, secara bertahap, karena bukan macam membalikkan telapak tangan. yang kita hadapi inikan manusia, masing-masing punya karakter berbeda, pemahaman juga dan pendidikan berbeda, masih nengok perkembangannya juga. Cukup batas kita sajalah, ” jelasnya.

“Baru sekali inikan kita hadapi, Alhamdulillah tadi sudah saling memahami, dimana letak kesalahan kita, kekurangan kita. yang saya inginkan itu mengecek dan mengawasi terhadap pengguna anggaran. Kasih saya kesempatan, karena kita ingin untuk kebaikan kita semua, ” tutupnya. (egoni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *