JAMBI (WARTANEWS.CO) – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Kota Jambi sejak 2016 lalu, ditunjuk sebagai SMK Revitalisasi bersama 124 SMK di seluruh Indonesia, juga sekaligus sebagai SMK Revitalisasi Pariwisata satu-satunya di Provinsi Jambi oleh Direktorat Pembinaan SMK pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, saat ini terus mengembangkan inovasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik SMK Pariwisata khususnya.
Pengembangan inovasi di SMK Negeri 4 Kota Jambi tersebut, salah satunya mendapat perhatian oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat Pembinaan SMK pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan Program Teaching Factory (TeFa), diprioritaskan untuk jurusan kompetensi keahlian tata boga pada 2018.
Ketua Jurusan Tata Boga SMK Negeri 4 Kota Jambi, Magdalena Olensia,SPd mengungkapkan pada 2018, jurusan tata boga di SMK Negeri 4 Kota Jambi mendapat bantuan penyelenggaraan Program Pembelajaran Teaching Factory, atau biasa dikenal dengan Program TeFa oleh Direktorat Pembinaan SMK pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
“Baru dimulai tahun 2018 ini, sekolah kita khususnya jurusan tata boga melaksanakan Program Teaching Factory (TeFa) kepada anak didik dan semua guru di jurusan tata boga, dan Program TeFa ini merupakan program nasional,” ujarnya saat dikonfirmasi wartanews.co diruang kerjanya, Senin (12/11/2018).
Lanjutnya Program TeFa sudah lebih dulu dilaksanakan SMK-SMK Pariwisata lainnya diluar daerah Provinsi Jambi terutama di wilayah Pulau Sumatera umumnya, seperti Kota Bengkulu, Kota Palembang, Kota Padang dan lainnya. Akan tetapi justru pada 2018 ini, SMK Negeri 4 Kota Jambi khususnya jurusan tata boga ditunjuk Direktorat Pembinaan SMK untuk melaksanakan Program TeFa tersebut.
“Bila mendengar informasi dari teman-teman guru sesama kita, saat pertemuan di event-event tertentu atau acara kegiatan lomba, seperti di Kota Bengkulu, Kota Palembang (Sumatera Selatan) dan Kota Padang (Sumatera Barat), yang lebih dulu telah melaksanakan Program TeFa ini. Menurut mereka, bahwa pada prinsipnya Program TeFa itu, adalah bagaimana upaya kita untuk menghasilkan produk unggulan SMK yang dijual dipasaran khususnya untuk (produk) jurusan tata boga ini,” paparnya.
Ditegaskan Magdalena bahwa prinsipnya Program Teaching Factory (TeFa) adalah metode pembelajaran produksi berupa produk unggulan anak didik SMK untuk siap dijual atau dipasarkan. “Intinya ada produk yang siap dijual dipasaran, serta Program TeFa ini merupakan metode pembelajaran yang berkaitan langsung dengan mata pelajaran yang bersinggungan langsung dengan kemampuan wirausaha anak-anak didik kami,” ujarnya.
Adapun mata pelajaran berkaitan dengan pelaksanaan Program TeFa tersebut, sebutnya, yakni pengolahan Pasetery atau produk roti olahan/roti adonan seperti Pai dan Bakery yaitu produk roti, pengolahan produk Cake dan Kue Indonesia, pengolahan dan penyajian makanan, Tata Hidang, serta produk kreatifitas dan kewirausahaan.
Terpisah Kepala SMK Negeri 4 Kota Jambi, Sujono, SPd,MPd, diwakili Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu SMK Negeri 4 Kota Jambi, Agus Sambodo, MPd–juga penanggung jawab untuk memastikan kelancaran Program TeFa dilingkungan jurusan tata boga pada tahun ini, Agus menyampaikan Program Teaching Factory (TeFa) merupakan amanah daripada enam program utama revitalisasi SMK, tertuang dalam Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi SMK Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Lebih jauh diungkapnya sejak 2016, SMK Negeri 4 Kota Jambi merupakan salah satu dari 125 SMK di seluruh Indonesia, ditunjuk sebagai SMK Revitalisasi untuk pilot project (pilot percontohan) satu-satunya SMK Revitalisasi Bidang Pariwisata di Provinsi Jambi.
“Reviltalisasi disini, maksudnya adalah melakukan pembenahan, pengembangan dan peningkatan mutu sekolah, dan outputnya adalah setiap lulusan SMK mampu menghadapi pasar bebas. Sementara Program TeFa ini, merupakan Program Revitalisasi SMK pada aspek pengembangan inovasi pembelajaran. Fokus TeFa harus terintegrasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Jadi yang dimaksud TeFa itu, adalah pelaksanaan inovasi pembelajaran berbasis produksi atau metode pembelajaran produksi. Inovasi tersebut, untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan kepada siswa/siswi dan guru sehingga anak bisa berwirausaha setelah tamat sekolah. Tamatan SMK itu BMW, akronim dari Belajar-Melanjutkan-Wirausaha,” paparnya.
Adapun enam program utama revitalisasi SMK diamanatkan Intruksi Presiden tersebut, yaitu masing-masing pengembangan dan penyelarasan kurikulum; inovasi pembelajaran; pemenuhan guru dan peningkatan profesionalitas; standarisasi sarana dan prasarana; kerjasama Dunia Usaha (DU)/Dunia Industri (DI), serta pengelolaan dan penataan kelembagaan.
“SMK Revitalisasi ini, sudah harus selesai dan berhasil diwujudkan sampai 2019 yang akan datang, sesuai enam program utama revitalisasi yang diamanahkan dalam Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016,” tegasnya.
Disinggung mengenai pengembangan Program TeFa untuk kompetensi keahlian tata boga dilingkup SMK Negeri 4 Kota Jambi pada 2018, papar Agus, saat ini pihak sekolah telah membuat program rencana pengembangan TeFa, yang batas waktunya harus dimulai awal Desember tahun ini.
“Saat ini, sudah kita buat program rencana pengembangannya, dan sudah terlaksana paling lambat awal Desember 2018. Model pembelajaran dalam TeFa ini, metode pembelajaran produksi maka pembelajaran bisa menghasilkan produksi yang mempunyai nilai jual di masyarakat,” sebut salah seorang anggota Badan Akreditasi Provinsi (BAP) Jambi ini.
Kembali ungkapnya terkait pembiayaan untuk Program TeFa di SMA Negeri 4 Kota Jambi ini, kata dia, menjadi tanggung jawab Direktorat Pembinaan SMK selaku pembina langsung program tersebut. Adapun pembiayaan tersebut, mencakup pengembangan/pembenahan ruang praktek, perwajahan berupa pembuatan Plank Papan Nama, pengembangan Website, revitalisasi sarana dan prasarana berupa peralatan kerja. (Afrizal)









