Jambi (WARTANEWS.CO) – Terus meningkatnya kasus kecelakaan, hingga merenggut korban jiwa yang disebabkan mobil pengangkut Batubara, serta sering menjadi biang kemacetan dijalan-jalan Provinsi Jambi. Namun belum ada jalan keluar yang tepat dari permasalahan tersebut oleh Pemerintah Provinsi Jambi.
Dengan adanya hal ini, puluhan aktivis yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jambi bergerak menggelar aksi unjuk rasa di depan Pintu Utama DPRD Provinsi Jambi, guna menuntut kejelasan terhadap jalan khusus angkutan Batubara, Senin (08/11).
Memulai orasi dari simpang empat Bank Indonesia (BI), tepatnya di Jalan Jenderal A. Yani Kelurahan Telanaipura, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. Para Pengunjuk Rasa berorasi dengan damai. Namun berubah menjadi ricuh setelah usaha meminta masuk Gedung DPRD Provinsi dihalangi oleh para aparat yang melakukan pengawalan.
Aksi tersebut membuat suasana semakin memanas. Bahkan sempat terjadi dorong-dorongan antara mahasiswa dan petugas kepolisian yang berjaga di depan pintu kantor dewan.
Berdasarkan pantauan tim Wartanews.co, massa aksi terlihat membawa sejumlah spanduk dan pamflet, yang menyuarakan menolak keberadaan mobil pengangkut Batubara masuk kejalan protokol Provinsi Jambi, karena sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan nyawa melayang.
Dalam orasi tersebut, Mahasiswa yang mengatasnamakan HMI meminta Pemprov Jambi jangan menutup mata, serta DPRD jangan tidur melihat rakyat sengsara.
“Tuntutan kita adalah untuk mendesak Pemprov Jambi agar segera merealisasikan jalan khusus untuk angkutan batu bara dan juga truk pengangkut minyak memperjelas regulasinya,” kata salah satu orator yang menggunakan pengeras suara.
Dalam hal ini, Ketua Umum HMI Cabang Jambi, Yasir Hasbi mengatakan, pihaknya mempunyai tiga tuntutan, yakni diantaranya meminta kepada Pemerintah Provinsi Jambi untuk segera merealisasikan jalan khusus truk besar angkutan batubara dan juga memperjelas regulasinya.
Tak hanya itu saja, mereka juga meminta Gubernur Jambi untuk menerbitkan Peraturan Gubernur tentang jam operasional angkutan batubara di atas pukul 21.00 hingga 05.00 WIB, serta meminta kepada Kapolda Jambi untuk dapat membuat pos pengawasan guna menertibkan operasional truk angkutan batubara.
“Karena kami tidak ingin ada lagi masyarakat yang kehilangan nyawa di jalan lintas Jambi-Muarabulian,” kata Yasir dalam orasinya.
“Sejauh ini terhitung sudah ada tiga warga yang telah menjadi korban kecelakaan di jalan lintas tersebut dalam beberapa waktu terakhir,” ungkapnya.
Yasir menegaskan jika tuntutan-tuntutan yang di aspirasikan pada hari ini tidak dikabulkan, maka mereka akan turun langsung untuk memblokade jalan Mendalo-Simpang Rimbo.
Setelah melakukan Orasi hingga beberapa jam, massa aksi ditemui oleh Sekda Provinsi Jambi H.Sudirman. Di hadapan para mahasiswa ia mengapresiasi atas apa yang telah di aspirasikan kepada Pemerintah. Dan dirinya juga turut ikut ber belasungkawa atas apa yang telah menimpa teman sesama mahasiswa yang menjadi korban Batubara, hingga menghilangkan nyawa.
Mengenai Jalan Khusus Batubara, didepan para pendemo Sudirman menyampaikan, bahwa sebelumnya sudah ada konsorsium yang ingin membangun jalan khusus yang sudah ditandatangani pada tanggal 21 Oktober 2021 di Jakarta, dan akan dibangun oleh pihak swasta sepanjang 140 km dengan anggaran Rp. 3 Triliun,” kata Sudirman.
Terkait pada jam malam, ia juga katakan jam operasional telah ditetapkan pada pukul 18.00 WIB hingga 06.00 WIB pagi.
Sudirman menambahkan untuk tahapan lebih lanjut, dirinya tak dapat menjelaskan secara rinci karena nantinya akan didiskusikan dahulu kepada Gubernur Jambi.
“Jika ada tuntutan dari adik-adik mahasiswa, kita akan diskusikan kepada pihak terkait seperti Dinas Perhubungan dan Ditlantas Polda Jambi,” pungkasnya. (eco)