MUARO JAMBI (WARTANEWS.CO) – Keberadaan Kantor Korwil Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sungai Gelam pada Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi diharapkan masyarakat menjadi ujung tombak pengembangan dan peningkatan kualitas taraf hidup petani/pekebun untuk lebih baik lagi dalam hal peningkatan kesejahteraan dan sumber daya ketahanan pangan di masyarakat desa se-Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi khususnya.
Justru malah sangat kontras suasana kerja disana semakin tidak bergairah saat Wartanews berkunjung ke kantor tersebut, Rabu (29/01/2020) di Desa Sungai Gelam. Kecamatan Sungai Gelam.
Penampakan suasana dalam kantor tersebut bak ‘hidup pun segan mati tak mau’ dengan iklim kerja yang minim anggaran dan jumlah personil penyuluh yang amat terbatas untuk melayani kebutuhan petani maupun kelompok tani di 15 wilayah desa yang ada di wilayah Kecamatan Sungai Gelam tersebut.
Adapun 15 Desa se-Kecamatan Sungai Gelam saat ini, meliputi Desa Kebon IX, Desa Sungai Gelam, Desa Talang Kerinci, Desa Mekar Jaya, Desa Talang Belido, Desa Ladang Panjang, Desa Parit, Desa Sumber Agung, Desa Gambut Jaya, Desa Petaling Jaya, Desa Mingkung Jaya, Desa Tri Mulya Jaya, Desa Sido Mukti, Desa Tangkit, dan Desa Tangkit Baru.
Koordinator Wilayah BPP Kecamatan Sungai Gelam, H Kusnun,S.PKP, didampingi penyuluh senior BPP Kecamatan Sungai Gelam, Ayi Gandayi mengungkapkan saat ini anggaran diperuntukan kebutuhan dan kegiatan kantor di Korwil BPP Kecamatan Sungai Gelam pada Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi sudah tidak ada lagi, setelah ada aturan baru yang mengubah tugas pokok dan fungsi, yang semula bernama Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BPP Kecamatan Sungai Gelam menjadi Koordinator Wilayah (Korwil) BPP Kecamatan Sungai Gelam sejak awal Januari 2019 lalu.
“Semula kantor ini, adalah UPTD BPP Kecamatan Sungai Gelam, kini sudah berubah menjadi Korwil BPP Kecamatan Sungai Gelam, setelah adanya aturan baru yang tertuang di dalam Perda sejak awal Januari 2019 sampai dengan sekarang. Justru kita disini, sudah tidak ada lagi anggaran dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat untuk kegiatan operasional dan kebutuhan kantor selama ini, sejak berubah menjadi Korwil,” sebut Kusnun.
Dengan tidak adanya anggaran tersebut, tambahnya, pihaknya tetap melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, terutama pemberdayaan petani/kelompok tani yang ada di 15 desa se-Kecamatan Sungai Gelam. Adapun jumlah kelompok tani, yang terdaftar resmi menjadi mitra Kantor Korwil BPP Kecamatan Sungai Gelam tercatat sebanyak 99 kelompok tani sampai sekarang.
“Sebelumnya, kita bernama UPTD BPP Kecamatan Sungai Gelam. Kepala UPTD adalah eselon IV, dengan golongan III B. Saat masih bernama UPTD BPP Kecamatan Sungai Gelam, kita masih menerima anggaran dari APBD dan APBN, yang diperoleh dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk petugas Penyuluh Pertanian selama ini. Tetapi, saat ini sudah tidak ada (anggaran) lagi, dan telah berlangsung sejak awal Januari 2019 yang lalu,” paparnya kepada media online ini.
Disinggung masalah kebutuhan kantor selama ini, ungkapnya, anggaran dari Pemda diperuntukkan untuk kebutuhan tertentu Korwil BPP Kecamatan Sungai Gelam yakni hanya pembayaran kebutuhan listrik token setiap bulannya, serta pembelian kertas HVS untuk ATK sebanyak 2 rim setahun, dan pembelian tinta printer komputer sebanyak 2 botol selama satu tahun.
Terkait dengan jumlah personil penyuluh yang ada, ungkapnya, sangat terbatas dan semuanya merupakan ASN jabatan fungsional. “Saat ini, Kantor Korwil BPP Kecamatan Sungai Gelam, terdiri dari satu orang Korwil, dan dibantu oleh enam orang petugas Penyuluh lapangan untuk melayani petani dan kelompok tani di 15 wilayah desa se-Kecamatan Sungai Gelam, dan juga rata-rata petugas penyuluh pertanian yang ada disini sudah pada mau pensiun, yakni petugas yang tertua berumur 58 tahun, dan yang muda berumur 45 tahun,” ungkapnya.
Kantor Korwil BPP Kecamatan Sungai Gelam menempati diatas lahan lebih kurang satu hektar tersebut, kini sudah banyak memiliki kebun-kebun percontohan swadaya secara intensifikasi pertanian, seperti tanaman jenis buah-buahan, tanaman jenis kacang-kacangan dan sayur-sayuran, antara lain Bio Farmaka (tanaman obat-obatan), Rambutan, Jeruk Nipis, Buah Naga, Sirsak, Jambu Air Madu, Jambu Batu non biji biasa disebut juga Jambu Kristal, serta kebun yang telah ditanami puluhan batang bibit kelapa sawit yang telah berumur satu tahun lebih.
Untuk semua jenis tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran di dalam lahan kebun percontohan ini, tambahnya, merupakan partisipasi dari masyarakat terutama para petani dan kelompok petani yang ada di wilayah Kecamatan Sungai Gelam, dengan membuat demplot oleh mereka sendiri.
“Untuk kebun kelapa sawit yang telah berumur satu tahun lebih berada di Kantor Korwil BPP Kecamatan Sungai Gelam itu, ada sebanyak 70 bibit batang kelapa sawit yang telah berumur satu tahun lebih, dan 70 bibit kelapa sawit ini adalah wakaf dari uang pribadi saya sendiri, untuk amal jariyah saya nanti, yang memang diperuntukkan khusus semuanya untuk segala kebutuhan kantor di BPP Kecamatan Sungai Gelam ini,” tuturnya. (Afrizal)









