MUARO JAMBI (WARTANEWS.CO) – Pengelola perkebunan produk unggulan Pisang Cavendish berkualitas ekspor kini sedang dibudidayakan secara modern oleh Pondok Pesantren Miftahun Najah (PPMN) Tangkit dan PT Suprime Multi Farm Jambi akhirnya membuka kesempatan dan peluang usaha dalam bentuk pola kemitraan dan investasi bagi hasil kepada masyarakat umum maupun petani/kelompok tani lainnya yang ingin bergabung.
Hal tersebut diungkap Pembina PPMN-Tangkit, Ustadz H Oman Abdul Azis,S.Ag kepada Wartanews dalam rangka program percepatan pengembangan serta menciptakan ketahanan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren (ponpes) bagi perluasan skala industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor pembudidayaan perkebunan kedepannya.
“Kita akan beri kesempatan dan peluang usaha kepada masyarakat umum, para petani dan kelompok tani untuk pola kemitraan, dan juga kepada pihak ketiga dalam bentuk pola bagi hasil bagi yang berminat, untuk mengembangkan industri usaha perkebunan Pisang Cavendish ini, sesuai agreement dengan kita, dan pendaftaran dapat dilakukan di Ponpes Miftahun Najah Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam,” jawabnya.
Dipaparkan Ustadz Oman bahwa pola kerjasama kemitraan atau pola bagi hasil untuk pengembangan usaha perkebunan modern Pisang Cavendish tersebut, merupakan langkah terobosan bagi pengembangan usaha, yang pertama kali memang dirintisnya bekerja sama dengan PPMN Tangkit bagi pengembangan UMKM di sektor perkebunan di Provinsi Jambi.
Adapun agreement kemitraan dalam peluang investasi ini, lanjutnya, harus sesuai kriteria dan paling utama menjadi sorotannya adalah soal posisi lahan dan potensinya. “Bagi yang berminat untuk menjalankan usaha perkebunan modern Pisang Cavendish ini, tentunya yang menjadi fokus perhatian kita adalah masalah lahannya, dan juga bagaimana potensinya,” jelas Ustadz Oman.
Terkait masalah penentuan lokasi lahan ini, pihaknya melakukan survei terlebih dahulu untuk menentukan dimana lokasi yang akan ditanam dan dikembangkan dalam rangka pembudidayaan proyek perkebunan modern bagi komoditi produk buah Pisang Cavendish unggulan tersebut, terutama untuk dua jenis pilihan komoditi global Pisang Cavendish yaitu masing-masing Pisang Cavendish Siger dan Pisang Cavendish CJ-30.
“Bagaimana posisi lahannya, dimana lahannya yang akan ditanam, cocok atau tidak. Selanjutnya bagaimana potensi gangguan hama dan penyakit di lahan tersebut, seperti penyakit yang disebabkan oleh virus dan jamur, juga gangguan dari binatang lainnya, dan juga gangguan oleh Monyet yang memang kerap kali sering menghancurkan tanaman kebun Pisang Cavendish selama ini. Hal ini juga menjadi fokus perhatian kita, sebelum melakukan kerjasama. Karena berpotensi dapat menggagalkan semua upaya kita, bila tidak hati-hati (mengelolanya),” beber Ustadz Oman.
Ukuran tingkat keberhasilan dalam mengelola proyek perkebunan modern jenis komoditi Pisang Cavendish yang merupakan produk unggulan berkualitas ekspor serta menjadi trend komoditi yang sudah mengglobal saat ini, menurutnya, harus dikelola dengan ketelitian yang tinggi, tidak sembarangan dalam menentukan posisi dan lokasi lahannya.
“Yang utama posisi lahannya. Apabila cocok, maka kita bisa langsung suplai bibitnya, apabila kerjasama dengan pola bagi hasil dan pola kemitraan, yang sudah kita sepakati di dalam agreement. Kemudian hasil buahnya, kita yang mengambilnya, dan mereka hanya menyiapkan lahannya saja, apabila memang cocok sesuai dengan kriteria dari survei yang sudah kita lakukan. Pada intinya dalam kerjasama pola bagi hasil tersebut, kita yang mempersiapkan bibitnya, pengelolaannya, perawatan dan pengawasannya, sampai dengan proses pengolahan paska panen,” paparnya.
Pembudidayaan proyek perkebunan modern bagi komoditi produk buah Pisang unggulan berkualitas ekspor, yakni Pisang Cavendish jenis komoditi global Pisang Cavendish Siger dan Pisang Cavendish CJ-30 dikelola PPMN-Tangkit bekerja sama PT Suprime Multi Farm Jambi diatas lahan milik ponpes seluas dua hektar tersebut, tepatnya di Dusun Kebon Kulim, Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam kini sudah ditanami 2.600 pohon pisang untuk tahap pertama ini, sejak tahun 2020 lalu dan sudah menampakkan hasil menggembirakan, yang diperkirakan 5-6 bulan mendatang buahnya sudah bisa dipanen perdana. (Afrizal)