Panglima TNI Mewaspadai Ancaman 2043, Indonesia Dijadikan Target untuk Direbut dan Dihancurkan

JAMBI (WARTANEWS.CO) – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebutkan pada 2043 mendatang, jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 12,3 miliar jiwa.

Dimana 80,2 persen tersebut atau 9,8 miliar jiwa ini, justru berada di luar wilayah kawasan ekuator. Negara-negara yang berada di luar daerah ekuator inilah yang akan berupaya mencari sumber pangan, sumber air dan sumber energi hayati pengganti sumber energi fosil yang sudah habis di daerah kawasan ekuator, yakni kawasan negara-negara yang dilintasi garis Khatulistiwa, yakni Negara Kepulauan Republik Indonesia salah satunya.

Jika saat ini konflik yang terjadi berlatar belakang penguasaan energi fosil, maka konflik di masa depan akan bermotif penguasaan sumber pangan, sumber air dan sumber energi hayati.

“Justru kesemuanya itu berada dalam satu lokasi, yaitu daerah ekuator. Antara lain negara-negara di wilayah Amerika Selatan, atau kawasan Amerika Latin, Afrika Tengah dan kawasan Asia Tenggara, yang salah satunya adalah negara Indonesia,” ungkap Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan kuliah umum kepada 7.000 lebih mahasiswa/mahasiswi baru Universitas Jambi (UNJA) Tahun Akademik 2017 di Gedung Balairung Kampus Pinang Masak UNJA, Jalan Lintas Jambi-Muara Bulian, Desa Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Selasa (08/08).

Negara Indonesia pada rentang waktu 2043-2050 akan menjadi serbuan negara-negara yang berada diluar daerah ekuator. Alasannya, kata Panglima TNI, kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun beserta kekayaan sumber daya alamnya.

Negara-negara lain sangat iri melihat negara Indonesia saat ini. Karena wilayah kita sangat kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA). Dengan memiliki vegetasi sepanjang tahun, Indonesia merupakan negara penghasil sumber energi hayati, sumber pangan dan sumber air yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan.

“Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di daerah ekuator. Mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, dengan garis pantainya yang mencapai 95.181 kilometer. Lautnya pun seluas 5,8 juta kilometer persegi sehingga suatu saat nanti akan membuat iri negara-negara di dunia,” papar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang duduk di atas podium, didampingi Gubernur Jambi, H. Zumi Zola Zulkifli, STP, MA dan Rektor UNJA, Prof. H. Johni Najwan, SH, MH, PhD.

Lanjutnya, negara Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya tidak akan dibiarkan berkembang dan maju. Alasannya karena akan menjadi ancaman bagi negara-negara asing. Negara Indonesia akan terus dijadikan konsumen dan pasar bagi produk mereka.

“Indonesia akan direbut, atau dihancurkan. Untuk menjadi Bangsa Pemenang di era kompetisi global saat ini, negara Indonesia sudah memiliki dua modal dasar utama untuk menjadi negara yang kuat dan tangguh, yaitu modal geografis, dengan wilayah Indonesia yang terdiri dari wilayah kepulauan yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya dan jumlah penduduk yang besar dengan beragam suku dan adat istiadatnya, tersebar di seluruh penjuru nusantara,” papar Jenderal Gatot Nurmantyo.

“Serta modal wilayah maritim dengan lautan yang sangat luas. Untuk itu, kepada kalian lah para mahasiswa dan pemuda sebagai generasi penerus dan calon-calon pemimpin bangsa akan diwariskan. Untuk memimpin negara dan bangsa ini, menjadi bangsa pemenang dalam kompetisi global di era tahun 2043 mendatang,” lanjut Jenderal Gatot Nurmantyo berapi-api, seraya mengingatkan adanya ancaman nyata oleh kepentingan negara-negara asing kepada Indonesia di dalam kompetisi global dewasa ini, dengan ketatnya persaingan antar negara-negara di masa depan hingga 2043-2050.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jambi menaruh harapan besar kepada mahasiswa dan generasi muda Jambi, umumnya sebagai generasi penerus dan calon-calon pemimpin bangsa dimasa depan. Karena di tangan mereka inilah, kata Gubernur, perjalanan negara dan masa depan bangsa Indonesia akan diwariskan sehingga perlu ditanamkan bela negara.

“Bela negara sangat penting. Perlu ditanamkan kepada semua anak bangsa termasuk mahasiswa kampus, terutama mahasiswa UNJA terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam 4 Pilar Kebangsaan kita, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Zola.

Selaku tuan rumah, Johni Najwan sangat mengapresiasi kunjungan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ke Kampus Pinang Masak, sekaligus mengharapkan berkah atas kunjungannya, dan pencerahan soal wawasan kebangsaan tentang materi kuliah umum kepada mahasiswa/mahasiswi baru UNJA Tahun Akademik 2017, yang akan disampaikan oleh Panglima TNI beserta rombongan dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) kali ini.

“Semoga kunjungan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ke Kampus Pinang Masak Universitas Jambi dapat membawa berkah bagi seluruh mahasiswa dan bagi kemajuan UNJA kedepannya, dan saya ucapkan selamat datang kepada para Jenderal-Jenderal ke Kampus Pinang Masak ini,” ujar Johni Najwan.

Sejak UNJA berdiri, baru pertama kali inilah dikunjungi oleh para Jenderal-Jenderal TNI dan POLRI (kehadiran Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan dari Mabes TNI, terdiri dari para Jenderal Perwira Tinggi Bintang Satu dan Bintang Dua, Panglima Daerah Militer II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI AM Putranto, S.Sos, dan Kepala Kepolisian Daerah Jambi, Brigadir Jenderal Polisi Drs. Priyo Widyanto, MM).

“Kami dari keluarga besar civitas akademika UNJA sangat berterima kasih atas kunjungan ini,” ungkap Johni Najwan. (afrizal)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *