Mengagumkan, Siswa/Siswi Muslim SMA Negeri 11 Kota Jambi Wajib Hafal Juz’ Amma

JAMBI (WARTANEWS.CO) – Selama tiga tahun terakhir ini, ternyata setiap siswa/siswi muslim telah berhasil menamatkan studi pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 11 Kota Jambi, mereka telah mampu menghafal satu Juz Kitab Suci Al Qur’an yakni Juz 30, atau lebih dikenal sebagai Juz ‘Amma, yang merupakan bagian Juz terakhir dalam Kitab Suci Al Qur’an, sebuah kita suci utama bagi pemeluk Agama Islam.

Dikatakan H Muhammad Alamsyah,MPdI, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 11 Kota Jambi kepadawartanews.co, ungkap dia, pihaknya mewajibkan seluruh peserta didik di SMA Negeri 11 Kota Jambi khususnya siswa/siswi beragama Islam, setelah mereka menamatkan pendidikannya sudah mampu menghafal satu Juz dalam Kita Suci Al Qur’an yaitu Juz 30, biasa dikenal dengan Juz ‘Amma.

“Sudah tiga tahun pelajaran ini. Kita wajibkan kepada anak-anak khususnya yang beragama Islam. Mereka wajib menghafal satu Juz 30, atau biasa kita menyebutkannya Juz’Amma di Kitab Suci Al Qur’an. Jadi semua alumni dari sekolah kita ini, semuanya sudah bisa menghafal diluar kepala, surat-surat dalam Juz 30 itu.

Masing-masing peserta didik, mulai siswa dan siswi kelas X, kelas XI dan kelas XII. Kita wajibkan untuk mampu menghafal surat-surat dalam Juz’Amma ini, yakni siswa dan siswi kelas X, kita wajibkan menghafal surat An-Nas sampai dengan surat Ad-Dhuha. Sementara anak-anak kelas XI, mereka semuanya harus mampu menghafal surat Al-Lail sampai dengan surat At-Tariq. Sedangkan siswa/siswi kelas XII, mereka wajib menghafal Surat Al-Buruj sampai dengan Surat An-Naba,“ tuturnya.

Terpisah Kepala SMA Negeri 11 Kota Jambi, Irwansyah,SPd,MPdI menyatakan salah satu peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh peserta didiknya, salah satunya peningkatan pendidikan bidang keagamaan terkait implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis sekolah yakni pendidikan karakter yang beriman dan bertaqwa.

Pendidikan Karakter, termasuk dalam cakupan PPK terutama implementasi PPK berbasis sekolah. “Ada tiga basis implementasi PPK dalam pendidikan Kurikulum 2013 (K-13), yakni masing-masing implementasi PPK berbasis kelas, implementasi PPK berbasis sekolah, dan implementasi PPK berbasis masyarakat,” ujarnya.

Oleh karena itu, tambah Irwansyah, pihaknya harus mengintegrasikan antara kemampuan literasi, PPK, HOTS (Hight, Order, Thinking dan Skill) artinya kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan terakhir istilah 4C.

“4C ini, masing-masing yaitu Critical Thinking and Problem Solving; Creativity and Innovation; Communication dan Collaboration, dan itu semuanya kemampuan peserta didik yang ingin dituju dengan Kurikulum 2013 (K-13) saat ini,” terangnya.

Banyak diketahui bahwa Critical Thinking and Problem Solving, artinya proses pembelajaran hendaknya membuat peserta didik dapat berpikir kritis dengan menghubungkan pembelajaran dengan masalah-masalah kontekstual yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Creativity and Innovation, artinya pembelajaran harus menciptakan kondisi dimana peserta didik dapat berkreasi dan berinovasi. Guru hendaknya menjadi fasilitator dalam menampung hasil kreativitas dan inovasi dikembangkan anak didik.

Selanjutnya Communication artinya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan anak didik harus terjadi komunikasi multi arah. Dimana terjadi komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik, sebaliknya peserta didik dengan guru maupun antara sesama siswa/siswi.

Collaboration artinya pada proses pembelajaran guru hendaknya menciptakan situasi dimana siswa/siswi dapat berguru bersama-sama berkelompok (team work) sehingga akan tercipta suasana demokratis. Dimana peserta didik dapat berguru menghargai perbedaan pendapat, menyadari kesalahan yang dia perbuat, serta dapat memupuk rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tanggung jawab yang telah diberikannya oleh sekolah. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *