WARTANEWS – Hari Air Sedunia (Inggris: World Day for Water) adalah perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
—
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia, mencakup luas areal tangkapan (catchment area) ± 4,5 juta Ha. Panjang Sungai Batanghari ± 775 Km berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Selat Berhala.
—
DAS Batanghari mencakup 4 provinsi. Sebagian besar (76%) wilayah DAS Batanghari adalah bagian dari Provinsi Jambi, 19% Sumbar, (4%) Kab. Musi Rawas Sumsel dan sisanya 1% Kabupaten Indragiri Hulu Riau.
—
Sungai Batanghari merupakan salah satu nadi penggerak perekonomian Provinsi Jambi, sungai ini menjadi sarana transportasi, pengairan pertanian, perikanan, dan memenuhi suplai air untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, selain sumber kebutuhan kebeadaan sungai batang hari juga tidak bisa dilepaskan dari peran penting dalam sejarah terbentuknya Provinsi jambi dan keberadaan kerajaan melayu di Jambi yang berada di sepanjang aliran sungai.
—
Melalui keberadaan aliran sungai Batanghari inilah nama Sumatera yang lain yaitu Swarnadwipa atau pulau emas diambil. Dilatarbelakangi oleh adanya kandungan emas yang mengalir di sepanjang aliran sungai ini sehingga pulau Sumatera dijuluki dengan sebutan pulau emas atau Swarnadwipa pada masa lampau. Begitu banyak peninggalan artefak dan juga situs-situs sejarah yang ditemukan di sekitar daerah aliran sungai Batanghari ini.
—
Situs candi yang sudah tidak berbentukpun pernah ditemukan juga, mengingat pada jaman dahulu dan pada catatan sejarah memang pulau Sumatera merupakan pusat perkembangan agama Budha di nusantara. Tepatnya pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya. Salah satunya peninggalan yang sampai saat ini menjadi kebanggaan Jambi, yaitu Kawasan Percandian Muarajambi. Percandian Muarajambi merupakan candi berbahan batu bata dengan kawasan terluas di dunia, situs ini dibangun pada zaman dinasti Melayu sampai Sriwijaya.
Source: Fian M