JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Dinas Sosial, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Sosdukcapil) Pemerintah Provinsi Jambi, Arief Munandar,SE, melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UTPD) Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi dilingkup Dinas Sosdukcapil Provinsi Jambi, Dra Tri Winarsih mengungkapkan saat ini, terdapat 70 orang klien lanjut usia (lansia) menghuni di dalam wisma panti sosial khusus pelayanan lansia terlantar dan miskin milik pemerintah daerah (pemda) Provinsi Jambi tersebut.
70 orang klien/penerima manfaat, tinggal di Wisma Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi, masing-masing 36 orang lansia perempuan, dan 34 orang laki-laki lansia. Semua kliennya, berusia antara 62 tahun hingga 97 tahun.
Dipaparkan PSTW Budi Luhur Jambi, seluruhnya memiliki 14 bangunan wisma, merupakan eks (bekas) bangunan milik Kantor Wilayah Departemen Sosial Republik Indonesia, kini telah dialihkan ke pemda Provinsi Jambi pada 2000 yang lalu, di era pemerintahan otonomi daerah sekarang.
Setiap wisma mempunyai 5 kamar yang dihuni oleh satu orang, masing-masing kamar berukuran 3×4 meter. Setiap bangunan wisma ini, dihuni sebanyak 5 orang lansia, terdiri dari 7 bangunan wisma dihuni oleh lansia perempuan, dan 7 bangunan wisma lainnya ditinggali oleh laki-laki lansia.
“Yang dapat diterima disini (maksudnya PSTW Budi Luhur Jambi), lansia yang sudah berusia 60 tahun keatas, dan terlantar. Lansia yang paling tertua, ada juga tinggal disini, yakni Nenek, usianya sekitar 97 tahun.
Ada juga yang tinggal disini, 2 orang pasangan suami-istri (pasutri), mereka berasal dari Kota Jambi, yakni pasutri yang berasal dari daerah Seberang Kota Jambi (Sekoja), dan pasutri dari wilayah Kenali Asam,” tuturnya kepada wartanews.co, Kamis (16/11/2017).
Lanjutnya semua klien lansia yang tinggal di Wisma PSTW Budi Luhur Jambi, mereka memperoleh berbagai bimbingan dan pembinaan, diantaranya bimbingan sosial, bimbingan kesehatan, bimbingan mental dan jasmani, seperti berolahraga tubuh agar mereka senantiasa sehat dan bugar, serta bimbingan rekreasi, dan memperoleh beragam pembinaan lainnya, yaitu makanan yang sehat dan bernutrisi bagi tubuh, diberikan pakaian, dan akomodasi tempat tinggal yang layak di dalam wisma.
“Khusus untuk bimbingan rekreasi, agar senantiasa para Kakek dan Nenek tersebut, mereka tidak jenuh, tidak suntuk, dan tidak bosan. Sehingga sangat perlu, mereka pergi keluar panti, untuk berekreasi karena merupakan pelayanan kebutuhan dasar yang disediakan bagi klien lansia, misalnya pergi melihat candi ke Candi Muaro Jambi, lihat ke Kebon Binatang “Taman Rimbo ZOO” Jambi, dekat Sultan Thaha Airport, dan juga mengunjungi tempat wisata ke “Jambi Paradise” atau “Umo Teluk” di daerah Kabupaten Muaro Jambi,” sebutnya.
Ditambahkan keberhasilan pembinaan dan bimbingan di PSTW Budi Luhur, tidak terlepas dari kerjasama pihak pihak terkait secara lintas sektoral, antara lain Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Jambi, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Paal V Kota Baru, pembinaan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, dan antusias bantuan para donasi/dermawan dan masyarakat peduli lainnya masih tinggi sampai sekarang, sehingga turut membantu pelayanan bagi kebutuhan semua klien lansia terlantar ini.
Dikatakan Tri, 70 orang klien lansia terlantar mendapat pelayanan di dalam Wisma PSTW Budi Luhur, merupakan rekomendasi hasil rujukan oleh tim Dinas Sosial daerah pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambil, antara lain Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Kerinci.
Klien Kakek dan Nenek, penerima manfaat tersebut, ungkapnya, umumnya dari keluarga miskin dan tidak terawat, terlantar, serta tidak memiliki keluarga dan kerabatnya di Provinsi Jambi.
“Kakek dan Nenek ini, umumnya tidak ada yang merawatnya, tidak ada keluarganya. Mereka dari keluarga miskin tidak mampu sehingga terlantar, dan tidak terawat. Bahkan ada juga yang langsung datang kesini, setelah diteliti ternyata memenuhi syarat, dan semua klien pun wajib mentaati semua peraturan tata tertib disini, tidak bebas semau-maunya dan sesukanya,” ungkapnya.
Soal lahan untuk bercocok tanam diperuntukan bagi penyaluran hobi warga panti lansia di PSTW Budi Luhur, dan lahan untuk berolahraga juga disinggung Tri Winarsih, yang menjadi kendala hingga sekarang.
Lalu soal mesin cuci pun amat terbatas disana, hanya terdapat 4 unit mesin cuci untuk melayani kebutuhan semua penghuni klien lansia di PSTW Budi Luhur Jambi. Kemudian sarana fasilitas kamar, antara lain tempat tidur dan lemari, serta kursi tamu juga amat terbatas.
Namun pihaknya berupaya mencari alternatif, dengan membawa pergi warga lansia ke lokasi tempat pemakaman khusus bagi mereka apabila kelak telah meninggal dunia, yakni berkebun ke lokasi areal pemakaman di wilayah Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, seluas 3.907 meter persegi. “Ya, lebih kurang 40 tumbuklah,” ujarnya. (Afrizal)