Kegiatan Membatik di SMAN 3 Muaro Jambi Terkendala Sarana Prasarana Pendukung Kewirausahaan

MUARO JAMBI (WARTANEWS.CO) – Penasaran juga penulis ingin mengetahui sejauh mana, ya, perkembangan Batik karet Mestong, yang didesain dengan motif yang menarik, unik juga, dan sangat ikonik dari desain corak buah Para umumnya atau buah Karet yang menjadi ikon daerah Mestong selama ini, sebagai daerah penghasil Karet yang terkenal sejak dulu sampai sekarang.

Para pelopor dan pencipta desain motif Batik karet Mestong, atau dikenal Batik Buah Para (Karet) ini, adalah tiga orang Guru senior yang kini masih aktif mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Muaro Jambi, Desa Nagasari, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Ketiga orang guru senior tersebut, masing-masing yaitu M Rohman,S.Pd, Drs Sutrisno dan Dra Eni Jufti. Sejak dipimpin langsung Kepala SMA Negeri 3 Muaro Jambi saat ini, Novrita Suryani,S.Pd, dimulailah semangat untuk upaya menumbuhkan jiwa Kewirausahaan sebagai bekal keterampilan usaha wirausaha bagi anak didiknya melalui kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah, yang secara perlahan-lahan dikenal luas di masyarakat, khususnya di wilayah Kecamatan Mestong.

Bahkan menariknya lagi, kehebohan adanya Batik karet Mestong ini pun juga merambah sampai ke wilayah Sungai Bahar dan sekitarnya, juga diketahui ke wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yakni ke daerah Musi Banyuasin, serta terus disosialisasikan ke jejaring sosial antar sekolah, dinas pendidikan atau institusi/dinas terkait maupun kerap diposting ke sosial media (sosmed) internet yang terus disebarluaskan oleh ikatan alumni sekolah, kepedulian oleh anak didik dan perhatian warga sekolah yang juga diantaranya menjadi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Nagasari guna lebih mengenalkan produk Batik khas milik mereka secara global.

Mencermati hal itu tentunya seraya berharap, aset produk olah seni budaya kerajinan Batik asli daerah Mestong ini, kata Novrita Suryani dapat membudaya yang terus hidup ditengah-tengah masyarakat Provinsi Jambi sebagai produk Batik kebanggaan produk daerah di tanah “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”.

Serta harapannya semakin dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, komunitas dan pecinta batik di tanah air sebagai aset berharga dan tradisi budaya yang sangat estetika di Nusantara.

Sehingga pihak sekolah, menurutnya begitu antusias dan bersemangat menjadikan Batik khas karya sekolahnya tersebut sebagai Branding ikon khusus sebuah produk Batik kebanggaan daerah asal Mestong di Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Jambi di masa sekarang dan mendatang.

“Kita sangat berharap, produk Batik Buah Para atau Batik karet Mestong dari sekolah kita ini, dan juga sudah dilaunching oleh sekolah mendapat respon baik dan dikenal di masyarakat luas, dan tentunya juga kita dari pihak sekolah sangat berharap sekali, Batik Buah Para kebanggaan sekolah kita ini, menjadi salah satu ikon Batik daerah di Provinsi Jambi, terutama kebanggaan untuk masyarakat di daerah Mestong, Kabupaten Muaro Jambi khususnya,” paparnya.

Disamping itu, lanjutnya, dukungan dari semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang peduli sangat membantu terhadap perkembangan dan kemajuan batik tersebut, juga Novrita harapkan partisipasi mereka yang peduli sebagai mitra kerja yang penting dalam rangka menumbuh kembangkan jiwa Kewirausahaan bagi peserta didik dan kemajuan perkembangan budaya kerajinan batik daerah kedepannya.

Perencanaan oleh pihak sekolah sudah lama dia susun, menurutnya perkembangan kegiatan bagi kemajuan pendidikan dan pelatihan keterampilan membatik di lingkungan SMA Negeri 3 Muaro Jambi selama ini, sebut Novrita, sudah lama berlangsung dalam skala yang lebih kecil hanya ditujukan untuk kepentingan pendidikan Kewirausahaan dan pelajaran seni budaya bagi pemahaman peserta didik, seperti pemberian materi pembelajaran membatik sebagai kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah, dan juga dukungan oleh seluruh warga sekolah bagi siswa/siswi untuk mewajibkan mereka menggunakan baju seragam Batik Buah Para yang ikonik dari sekolah tersebut pada setiap hari Kamis saat jam sekolah berlangsung.

“Regulasi untuk mendukung bagi kemajuan Batik Buah Para (Batik karet Mestong) dari sekolah kita, melalui kegiatan pelatihan dan keterampilan membatik bidang Ekstrakurikuler selama ini, malah sangat mendukung dengan adanya Undang-Undang Pemerintah Daerah (Pemda) sebagai kewenangan Pemda untuk mendukung dan menetapkannya menjadi Kurikulum muatan sekolah (Kurikulum muatan lokal), dan salah satunya menyelenggarakan kegiatan (pembelajaran) membatik di sekolah kepada anak didik,” jelasnya.

“Persyaratan ini pun terpenuhi, karena menjadi bagian dari sebuah kearifan lokal dan keunikan budaya yang tumbuh di masyarakat Mestong yang sudah lama dikenal sejak dulu sebagai daerah penghasil Karet di tanah air. Sehingga pembelajaran keterampilan membatik di sekolah dapat terus dikembangkan, melalui Kurikulum muatan sekolah sekarang,” lanjutnya.

Namun sayangnya kegiatan pembelajaran keterampilan Kewirausahaan belajar membatik di lingkungan SMA Negeri 3 Muaro Jambi tersebut, justru masih terkendala hingga sangat mengganggu bagi kelancaran praktek kerja kepada siswa/siswi di sekolah selama ini.

Karena menurut Novrita Suryani, begitu minimnya fasilitas kelengkapan sarana dan penunjang pengadaan prasarana pendukung untuk kegiatan belajar membatik di sekolah tersebut.

“Kita juga butuh (bangunan) Workshop yang khusus dan lengkap, untuk menunjang kelengkapan praktek siswa, dan minimnya kelengkapan sarana dan prasarana bagi praktek usaha membatik ini, yang ada di sekolah. Maka sangat penting dibutuhkan kepedulian dan kesadaran bersama oleh seluruh pihak terutama dukungan dan bantuan  nyata dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) baik dunia usaha swasta maupun milik Pemerintah untuk membantu bagi perkembangan dan kemajuan Batik Buah Para, yang sudah diselenggarakan oleh sekolah kita. Juga tidak kalah pentingnya, perhatian oleh ikatan alumni sekolah atas kepedulian (kemajuan) batik ini,” pungkasnya.

Ditambahkan salah seorang guru SMA Negeri 3 Muaro Jambi yang mempelopori ikut serta dalam upaya menciptakan desain karya dan motif ragam Batik Buah Para yang ikonik dan unik ini, M Rohman,S.Pd menyatakan pihak sekolah maupun warga sekolah sangat mendukung adanya pembelajaran keterampilan membatik di sekolah sebagai bagian pembangunan pendidikan seni budaya sekaligus menumbuhkan jiwa Kewirausahaan kepada siswa/siswi SMA Negeri 3 Muaro Jambi.

“Kedepannya, kita berupaya untuk melindungi produk Batik Buah Para ini, dengan perlu perlindungan sertifikasi resmi Pemerintah sebagai hasil karya sekolah kita secara institusi, dan juga perlu dilakukan juga harus dipersiapkan kedepannya untuk memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham) Jambi bagi kepentingan sekolah, yang selanjutnya segera dibuat Hak Patennya oleh negara. Karena sekolah kita ini, juga adalah sebuah institusi negara di bidang pendidikan maka tentunya kerjasama antar institusi negara dapat lebih mudah,” jawabnya kepada media online ini. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *