Kades Muara Kumpeh Sesalkan Minimnya Perhatian Perusahaan Besar Membantu Kemajuan Desa

MUARO JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Desa Muara Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, Abdul Hamid menyesalkan terhadap aktivitas perusahaan-perusahaan bersekala menengah dan besar yang ada di wilayah desanya.

Baik itu, bantuan beasiswa pendidikan warga tidak mampu dan siswa/siswi berprestasi, membantu pembangunan di bidang kesehatan, infrastruktur lingkungan desa dan dusun, pemberdayaan peningkatan ekonomi dan usaha warga guna peningkatan pendapatan keluarga/rumah tangganya, dan lain-lainnya.

Karena menurutnya, para perusahaan tersebut tidak memberikan kontribusi yang terbaik bagi peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, serta kemajuan pembangunan yang ada di desanya dalam upaya mendukung kebijakan pemerintah desa di bawah kepemimpinannya yang sudah berjalan hampir dua periodesasi masa baktinya sebagai pimpinan desa di Desa Muara Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.

Hal tersebut diungkapkannya saat ditemui Wartanews di ruang kerjanya di Kantor Kepala Desa Muara Kumpeh, Selasa siang (12/11/2019). “Minim. Minim sekali perhatian mereka kepada masyarakat kita, dan kemajuan desa kami selama ini,” ujarnya.

Abdul Hamid menyebutkan ada beberapa perusahaan bersekala besar melakukan aktivitas usahanya di Desa Muara Kumpeh selama ini, diantaranya adalah perusahaan yang bergerak usaha dok kapal, perusahaan Presshill, gudang perusahaan tepung dan mie Bogasari, pergudangan orderdil sparepart kendaraan bermotor milik Sabang Raya, dan stockfile (usaha penumpukan pertambangan batubara) milik salah seorang pengusaha asing berkewarganegaraan India, yakni PT PUS di Desa Muara Kumpeh.

Saat disinggung berapa banyak sebenarnya perusahaan bersekala menengah dan perusahaan besar yang telah melakukan aktivitas di wilayah desanya selama ini. Justru dia mengakui bahwa pihak pemdes sampai sekarang belum mendata secara rinci dan lengkap terhadap segala aktivitas perusahaan yang melakukan aktivitas usahanya di seluruh Desa Muara Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu hingga saat ini.

“Kami akui, sampai saat ini belum kami lakukan pendataan secara serius kedepannya terhadap segala aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut. Namun kami berharap akan dilakukan secepatnya, mengingat pentingnya pendataan terhadap aktivitas perusahaan-perusahaan itu, yang telah melakukan aktivitas usahanya di wilayah Desa Muara Kumpeh selama ini, khususnya aktivitas perusahaan-perusahaan bersekala menengah dan perusahaan besar selama ini,” paparnya.

Ditambahkannya kendala juga dialami terhadap kemampuan para aparatur perangkat desa yang ada di Pemdes Muara Kumpeh terhadap upaya pendataan tersebut nantinya. “Kami berharap kepada pihak pemerintah kecamatan di Kantor Kecamatan Kumpeh Ulu, khususnya kepada Bapak Camat dan jajarannya untuk dapat memberikan pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) kepada semua aparatur perangkat desa yang ada terkait kemampuan ilmu tentang bagaimana mendata yang benar. Itu, seperti apa,” terangnya.

Adapun aktivitas perusahaan-perusahaan besar, sebut Datuk Hamid, yang akrab disapa kepada media online ini, bebernya, antara lain perusahaan dok kapal milik PT Naga Cipta, yang melakukan usaha perbengkelan kapal barang untuk menarik kapal ponton.

Usaha pergudangan tepung terigu dan gudang mie milik perusahaan BOGASARI yang terkenal, dengan luas gudang lebih kurang 1.000 meter persegi, atau hampir mencapai satu hektar.

Lanjutnya gudang usaha onderdil kendaraan bermotor, atau gudang sparepart milik perusahaan SABANG RAYA, yang gudangnya cukup besar berukuran 20 meter dikali 30 meter luasnya.

Kemudian aktivitas usaha Presshill, dan stockfile yakni tempat usaha penumpukan batubara, dimiliki salah seorang WNA berkebangsaan India, bernama Raja. “Perusahaannya, bernama PT PUS,” ungkapnya.

Terhadap minimnya kontribusi dan bantuan yang diberikan para perusahaan tersebut, menurutnya, selama ini mereka hanya membantu desa saat adanya peringatan kegiatan besar keagamaan umat Muslim seperti Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, puncak peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Adapun terkait kesempatan para warga desa untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar tersebut, kata Datuk Hamid, juga minim sekali hanya sekitaran 30 persen saja yang terserap menjadi tenaga kerja, dan itupun beberapa perusahaan saja yang mau menerimanya.

Untuk diketahui bahwa Desa Muara Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu ini, terdiri dari tiga dusun, masing-masing yaitu Dusun Rajo, Dusun Pematang Buluh, dan Dusun Ranggo, dengan jumlah jiwa mencapai 4.000 lebih. 

“Seperti perusahaan gudang tepung dan mie milik Bogasari, sekitar 30 orang warga kita bekerja disana. Kemudian ada juga, warga kita yang menjadi petugas Satpam di gudang onderdil milik Sabang Raya, yakni dua orang yang diambilnya.

Lalu ada juga, yang menjadi buruh kasar di stockfile atau lokasi tempat penumpukan batubara milik perusahaan PT PUS, yang dimiliki oleh seorang pengusaha asing dari negara India, bernama Raja. Yang bekerja disanapun, juga tidak banyak, hanya sekitaran 30 persen saja dari warga di desa kita ini.

“Kita berharap perhatian perusahaan-perusahaan ini, juga turut memajukan desa, dan bagaimana memberikan perhatian di bidang pendidikan. Misalnya bantuan beasiswa bagi warga tidak mampu, dan anak-anak yang berprestasi, bidang pendidikan keagamaan bagi anak-anak dan remaja, bidang kesehatan, dan juga membantu menambah modal usaha ekonomi bagi ibu-ibu dan keluarganya untuk kesejahteraan pendapatan dirumah tangganya, dan lain-lainnya lagi. Mari kita duduk bersama, untuk membicarakan masalah ini,” tutupnya panjang lebar seraya menceritakan segala keluhannya kepada media online ini. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *