Jalan sebagai Kehadiran Negara: Membangun Konektivitas, Menguatkan Kesejahteraan

(WARTANEWS.CO) – Jalan bukan sekadar bentangan aspal yang menghubungkan wilayah dengan wilayah lain, tetapi urat nadi yang menyalurkan kehidupan sosial, ekonomi, dan harapan masyarakat. Di setiap ruas yang dibangun, negara sesungguhnya sedang menegaskan kehadirannya, bahwa pembangunan bukan hanya soal fisik, melainkan cerminan kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat. Di Provinsi Jambi, semangat itu terwujud melalui visi “Jambi Mantap”, yang menjadikan infrastruktur jalan sebagai simbol pemerataan dan penggerak ekonomi daerah. Pemerintah berupaya menunjukkan bahwa kemajuan tidak diukur dari panjangnya jalan yang dibangun, tetapi dari seberapa jauh jalan itu mampu membuka akses, memperkuat konektivitas, dan menghadirkan keadilan bagi seluruh warga Jambi.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi terus menunjukkan komitmennya membangun infrastruktur yang kokoh dan berdampak langsung bagi masyarakat. Tahun 2025, lembaga di bawah Kementerian PUPR ini menggulirkan 10 proyek jalan strategis senilai Rp246,9 miliar melalui Program Inpres Jalan Daerah (IJD), dengan semangat besar: “Jambi Mantap.
Proyek ini terbagi ke dalam dua tahap, meliputi lima wilayah: Batanghari, Merangin, Sarolangun, Kerinci, dan Kota Sungai Penuh. Tahap pertama mencakup tujuh paket fisik dan empat paket pengawasan senilai Rp194,9 miliar, sementara tahap kedua akan menuntaskan tiga paket fisik dan satu paket pengawasan senilai Rp51,9 miliar. Menurut Kepala BPJN Jambi, Dedy Hariadi, proyek-proyek tersebut menitikberatkan pada peningkatan ruas jalan yang menopang distribusi hasil pertanian, perkebunan, dan energi, sekaligus membuka akses menuju kawasan produktif dan pasar utama di Provinsi Jambi. Kami tidak hanya membangun jalan, tapi juga membangun konektivitas yang menopang ekonomi masyarakat. Setiap kilometer jalan yang diperbaiki berarti membuka jalan bagi peluang baru, ujar Dedy (22/10/2025).
Salah satu proyek utama adalah peningkatan Jalan Desa Rantau Kapas Mudo – Pasar Terusan di Kabupaten Batanghari, jalur vital yang selama ini menjadi nadi pergerakan hasil pangan dan perkebunan rakyat. Selain itu, Sarolangun menjadi daerah dengan tiga proyek sekaligus, mengingat posisinya yang strategis sebagai simpul penghubung antar kabupaten dan provinsi tetangga. Rangkaian proyek ini tidak hanya berbicara soal pembangunan fisik, tetapi juga menyangkut strategi pelaksanaan yang efektif dan tepat sasaran. Karena itu, BPJN Jambi merancang pola kerja yang responsif dan adaptif terhadap kebutuhan lapangan.
Skema Cepat dan Tepat Sasaran
Pelaksanaan proyek dilakukan melalui skema kontrak singkat (crash program) dengan durasi 2–4 bulan per paket. Skema ini memungkinkan percepatan realisasi fisik di lapangan tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan. Lebih dari itu, BPJN Jambi menekankan pelibatan tenaga kerja lokal, terutama untuk kegiatan padat karya, sehingga manfaat ekonominya bisa langsung dirasakan masyarakat sekitar.
BPJN Jambi juga menerapkan pengawasan berlapis: pengawasan harian oleh tim lapangan, evaluasi mingguan dengan kontraktor dan konsultan pengawas, serta koordinasi aktif bersama pemerintah daerah. Langkah ini menunjukkan keseriusan untuk memastikan proyek berjalan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat manfaat.
Daftar Singkat Proyek Strategis
Berdasarkan data resmi BPJN Jambi, berikut sejumlah proyek dalam program IJD 2025:

  1. Kabupaten Batanghari
  • Peningkatan Jalan Rantau Kapas Mudo – Pasar Terusan
  • Rehabilitasi Ruas Jalan Bulian – Simpang Kilangan
  1. Kabupaten Merangin
  • Peningkatan Ruas Jalan Sungai Manau – Tanjung Berugo
  1. Kabupaten Sarolangun
  • Peningkatan Ruas Jalan Sungai Rotan – Lubuk Bedorong
  • Peningkatan Jalan Tanjung – Pulau Aro
  • Rehabilitasi Ruas Jalan Lidung – Pauh
  1. Kota Sungai Penuh
  • Peningkatan Jalan Koto Lebuh Tinggi – Kumun
  • Peningkatan Ruas Jalan Sungai Penuh – Kersik Tuo
  1. Kabupaten Kerinci
  • Peningkatan Jalan Air Hangat – Lempur
  • Peningkatan Ruas Jalan Koto Baru – Danau Kerinci
    (Daftar laporan BPJN Jambi, 2025)
    Rangkaian proyek ini tidak hanya berfungsi memperbaiki kondisi fisik jalan, tetapi juga dirancang untuk menjawab persoalan akses dan produktivitas ekonomi masyarakat.
    Membangun Jalan, Menggerakkan Ekonomi
    Keberadaan jalan yang baik tidak hanya menyingkat jarak, tapi juga menurunkan biaya logistik dan mempercepat pergerakan barang serta jasa. Di wilayah seperti Jambi, di mana sektor perkebunan, pertanian, dan energi menjadi tulang punggung ekonomi, perbaikan infrastruktur jalan berarti meningkatkan efisiensi ekonomi daerah.
    Konektivitas yang kuat antara sentra produksi dan pasar utama akan memperbesar daya saing komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, kopi, dan hasil hutan. Jalan-jalan yang dulunya rusak parah kini diharapkan mampu membuka isolasi daerah pedesaan, mempercepat distribusi hasil bumi, dan menumbuhkan usaha kecil di sepanjang jalur baru yang terbuka.
    Dari perspektif sosial, pelibatan tenaga kerja lokal menjadi kunci pemerataan manfaat. Banyak masyarakat yang sebelumnya hanya menjadi penonton kini bisa berpartisipasi langsung dalam proses pembangunan. Bagi Dedy, prinsip ini sejalan dengan visi “Jambi Mantap”: infrastruktur mantap, ekonomi rakyat mantap, dan kesejahteraan masyarakat pun mantap.
    Koordinasi, Transparansi, dan Akuntabilitas
    Untuk menjaga kepercayaan publik, BPJN Jambi memperkuat sistem pengawasan dan transparansi anggaran. Pengawasan lapangan dilengkapi dengan audit teknis dan evaluasi internal untuk memastikan penggunaan dana sesuai peruntukan. BPJN juga mendorong keterbukaan informasi agar masyarakat bisa mengawasi progres proyek secara aktif. Setiap proyek harus bisa dipertanggungjawabkan, baik dari sisi kualitas maupun keuangan. Kami berkomitmen menjaga integritas pelaksanaan di lapangan, tambah Dedy.
    Pendekatan ini menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar urusan teknis, tetapi juga moralitas public, memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan memberi manfaat nyata bagi rakyat.
    Refleksi: Jalan sebagai Arah Pembangunan
    Lebih dari sekadar proyek fisik, program IJD 2025 di Jambi adalah simbol konsistensi pemerintah pusat dan daerah dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi berbasis pemerataan wilayah. Infrastruktur jalan berperan sebagai penghubung harapan: menghubungkan petani dengan pasar, anak sekolah dengan pengetahuan, tenaga medis dengan pasien, dan pelaku UMKM dengan peluang.
    Dalam konteks pembangunan daerah, apa yang dilakukan BPJN Jambi memperlihatkan sinergi antara visi nasional dan kebutuhan lokal. Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR menyediakan dukungan anggaran, sementara pemerintah daerah memastikan kesesuaian lokasi proyek dengan prioritas kebutuhan masyarakat.
    Dengan semangat “Jambi Mantap”, proyek-proyek ini juga menjadi bagian dari upaya mewujudkan target pembangunan berkelanjutan: konektivitas wilayah, efisiensi logistik, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
    Pada akhirnya, pembangunan jalan bukan sekadar urusan memperhalus permukaan tanah atau mempercepat laju kendaraan. Ia adalah penanda arah, apakah pembangunan benar-benar bergerak menuju keberpihakan kepada rakyat, atau sekadar memenuhi target administratif. Ruas-ruas jalan yang kini dibangun harus mampu menjadi penghubung antara potensi dan kesempatan, antara wilayah produksi dan pasar, antara harapan masyarakat dan kehadiran negara. Ketika jalan dibangun dengan kesadaran akan fungsi sosialnya, maka ia akan melahirkan ruang-ruang ekonomi baru, memperkuat kohesi wilayah, dan membuka akses yang lebih adil bagi semua. Karena itu, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari seberapa cepat ia selesai, tetapi dari sejauh mana ia mampu mengurangi ketimpangan, menumbuhkan kemandirian, dan memperluas kesejahteraan masyarakat Jambi secara nyata.

Oleh: .Yulfi Alfikri Noer, SIP., M. AP
Akademisi UIN STS Jambi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *