JAMBI (WARTANEWS.CO) – Harga buah pinang di Provinsi Jambi kini mulai merangkak naik. Kenaikan harga tidak hanya turut dirasakan petani, tapi juga para pengepul pinang.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai ramai petani yang menjual buah pinang, karena harga sudah mulai membaik,” ujar Fauzi, salah satu pengepul pinang di Kota Jambi, Minggu (31/12/2023).
Menurut Fauzi, untuk buah pinang kering kualitas baik yang telah dikupas seharga Rp 5.000 perkilonya, sedangkan yang belum sempurna kering (basah) seharga Rp 4.000 perkilonya.
“Sebelumnya tahun 2021 harga buah pinang kering yang telah dikupas sempat mencapai di angka Rp 31 ribu perkilonya turun menjadi Rp 17 ribu perkilonya di tahun 2022. Kemudian selama tahun 2023 hingga di penghujung bulan November, harga makin anjlok berada di titik terendah Rp 2.500 hingga Rp 3.000 perkilonya,” ungkapnya.
Dikatakan bahwa naiknya harga disebabkan buah pinang mulai track (berkurang) karena petani banyak yang menebang pohon pinangnya akibat harga anjlok.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal mengatakan pinang merupakan salah satu komoditi sub sektor perkebunan yang telah mampu menyumbangkan devisa dan membuka lapangan pekerjaan bagi petani di daerah ini.
Namun belakangan ini memang harganya terus menurun dikarenakan beberapa negara tujuan ekspor seperti India, Pakistan, dan Banglades menghentikan pembelian komoditi tersebut.
“Mereka berhenti membeli buah pinang asal Indonesia karena kita tidak membeli produk dari negaranya,” ungkapnya.
Tingginya biaya pajak ekspor (bea cukai) menurut Agusrizal juga menjadi salah satu penyebab anjloknya harga buah pinang. Kendati demikian, pemerintah terus berupaya mencari jalan keluar agar harga buah pinang kembali membaik.
“Harga pinang di tingkat petani kini sudah mulai membaik meski masih relatif kecil. Diharapkan kedepan nantinya harga semakin membaik sesuai harapan petani,” tutup Agusrizal. (*)