Guru Generasi Milenial

KOTA JAMBI (WARTANEWS.CO) – Penulis buku terkenal dengan judul Guru Generasi Milenial berhasil menembus empat besar nasional dalam event Lomba Penulisan Naskah Buku Nasional Bagi Guru-guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tingkat Nasional 2018 diselenggarakan Direktorat Pembinaan Guru, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia, Saipul Effendi,SPd,MPd, juga guru Aparatur Sipil Negara (ASN) mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 12 Kota Jambi.

“Buku ini cocok untuk digunakan oleh para guru, yang saat ini mengalami banyak tantangan dalam mengajar bagi generasi milenial sekarang, terutama bagi guru yang setiap harinya, bahkan dapat dikatakan tiap jamnya, selalu terhubung dengan teknologi. Maka yang dibutuhkan adalah guru yang potensial, penghibur dan juga profesional,” jelas Saipul.  

“Banyak sekali orang awam justru sering mengajukan sebuah pertanyaan, mengapa ingin menjadi seorang guru? Alasannya adalah guru merupakan suatu profesi yang sangat baik. Karena dengan menjadi guru, maka akan menebar manfaat kepada sesama makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang ada di muka bumi ini,” lanjutnya.

“Melalui pendidikan yang diberikan oleh guru, orang yang dulunya masih awam, atau tidak jelas dalam menentukan target-target hidupnya, bisa lebih mudah dalam menentukan goal (tujuan) yang akan dicapai dalam hidupnya. Sehingga bisa dikatakan, seorang guru bisa membantu seseorang dalam menentukan cita-citanya,” papar Saipul.

Menurutnya milenial adalah sebuah kata yang mendefinisikan generasi muda yang lahir di era tahun 1980 sampai 2000-an. “Saat ini, istilah ‘milenial’ cukup berkembang di masyarakat. Banyak warganet, sering menyebut istilah milenial ini dalam cuitan-cuitannya di media sosial (medsos),” ujarnya.

“Adapun perbedaan antara generasi milenial dengan generasi sebelumnya adalah mereka berkembang dan tumbuh besar di era perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang. Maka mau tidak mau, pengaruh teknologi jelas berdampak terhadap pembentukan karakter, sikap dan gaya hidup bagi generasi saat ini,” ungkapnya.

Perkembangan teknologi tidak akan bisa dipisahkan dengan generasi milenial. Generasi milenial hadir karena adanya perkembangan teknologi. Berbagai macam Gadget seakan menjadi kebutuhan bagi generasi saat ini, untuk menunjang berbagai macam kegiatan sehari-hari.

“Pernahkah anda lupa membawa handphone (hp) ketika berpergian? Lalu apa yang anda lakukan? Tidak sedikit dari mereka yang pasti akan pulang untuk mengambil handphone karena galau tidak bisa update status di medsos,” terangnya.   

Disamping itu, tantangan guru di era milenial sangat berat dibanding guru-guru era terdahulu. Selain menguasai aspek materi keilmuan yang diajarkan, guru dituntut memahami teknologi, dan selalu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.

“Guru harus menjadi role-model atau contoh bagi siswa/siswi di generasi milenial agar siswa dan siswi memahami batasan-batasan teknologi sehingga terhindar dari pemanfaatan yang salah dalam penggunaan teknologi,” paparnya.

Menjadi seorang guru yang potensial memang sudah menjadi kewajiban di era milenial. Potensial yang dimaksud bukan hanya ahli dalam bidang mata pelajarannya saja, tetapi ahli dalam berbagai bidang lain.

“Kalau hanya ahli dalam satu bidang yang dikuasainya saja (mengajar bidangnya saja), maka guru tersebut masih tergolong guru yang biasa saja. Setiap guru itu baik pada zamannya masing-masing. Tidak ada karakter guru yang buruk. Semua guru berkarakter guru. Karakter mendidik. Yang berbeda adalah tantangan di setiap masanya. Setiap zaman berbeda gurunya dan pasti berbeda pula tantangannya. Guru zaman sekarang harus menjadi guru cerdas generasi milenial,” urainya.   

Guru sebagai fasilitator harus handal dan profesional dalam menangani peserta didiknya yang canggih, dalam mengoperasikan teknologi di sekelilingnya. Tidak dipungkiri, perkembangan teknologi membuat siswa/siswi kini mempunyai beberapa kebiasaan baru, dan mengubah cara lama yang biasa dilakukan oleh para siswa zaman dahulu, salah satunya adalah cara belajar.

Generasi milenial ini biasanya mempunyai teknik tersendiri ketika belajar. Maka sebagai guru di era milenial saat sekarang tidak bisa menutup diri akan hal tersebut. “Ubah mindset (pola pikir) kita, tentang cara belajar kita yang dahulu dengan mereka yang kekinian,” sebutnya.    

“Guru haruslah melek Information Technology (IT) atau Teknologi Informasi, yang merupakan soft skill (kemampuan) yang harus dikuasai oleh seorang guru profesional sehingga seorang guru dapat mengawal peserta didiknya. Maka nilai-nilai yang tertanam dalam pendidikan kita dapat terwujud, yaitu menumbuhkan karakter, akhlak, moral yang baik sehingga penyimpangan-penyimpangan yang kita lihat pada zaman ini, dapat tergantikan oleh generasi yang sangat potensial, yaitu generasi milenial,” tegasnya. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *