Dukungan Anggaran dan Pembiayaan Sekolah Tingkatkan Mutu Kelulusan Siswa/Siswi SMA Negeri di Kota Jambi

JAMBI (WARTANEWS.CO) – Tantangan lulusan pendidikan SMA saat ini dan kedepannya, justru semakin berat dalam menghadapi ketatnya kompetisi global apabila tidak didukung dengan segala fasilitas dan anggaran pembiayaan sekolah yang memadai.

Sekarang abad ini, telah memasuki abad teknologi revolusi industri generasi keempat, ditandai dengan Revolusi Teknologi Industri 4.0, atau penggunaan teknologi mesin berbasis sistem jaringan atau internet dan media sosial (medsos). Demikian ungkap Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 11 Kota Jambi, Irwansyah,SPd,MPdI menjawab wartanews.co diruang kerjanya, Senin (19/11/2018).

“Pendidikan kita saat ini, telah memasuki abad Teknologi Revolusi Industri Generasi Keempat, atau Teknologi Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan penggunaan teknologi mesin berbasis sistem jaringan internet dan media sosial (medsos). Apabila tidak kita persiapkan dari sekarang terhadap anak-anak kita, maka anak-anak kita akan jauh tertinggal dalam ketatnya kompetisi global dewasa ini, baik aspek positifnya maupun aspek yang berdampak negatif termasuk penanganan dan penggunaannya.

Karena Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini membutuhkan kemampuan dan keterampilan, disaat zaman Teknologi Revolusi Industri Generasi Keempat, atau Teknologi Revolusi Industri 4.0 berkembang dewasa ini. Tetapi semuanya itu, erat kaitannya dengan segala fasilitas dan anggaran pembiayaan sekolah, yang mendukung hal tersebut harus ada,” jelas mantan Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat SMA Negeri 1 Kota Jambi ini.

Diceritakan Irwansyah bahwa pertama kali di era revolusi industri mesin uap, ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt, dikenal dengan abad teknologi revolusi industri generasi pertama, atau Teknologi Revolusi Industri 1.0.

“James Watt ini, seorang insinyur berkebangsaan Skotlandia, yang menemukan mesin uap pertama kali, dan memicu terjadinya revolusi industri khususnya di Britania Raya dan Eropa umumnya saat itu,” ucapnya.

Berikutnya memasuki periodesasi teknologi revolusi industri generasi kedua, atau Teknologi Revolusi Industri 2.0, ditandai dengan penemuan mesin berbasis listrik dan Berbahan Bakar Minyak (BBM).

Selanjutnya periodesasi teknologi revolusi industri generasi ketiga, atau Teknologi Revolusi Industri 3.0, ditandai dengan penemuan mesin berbasis komputer. “Saat ini, kita telah memasuki periodesasi teknologi revolusi industri generasi keempat, atau Teknologi Revolusi Industri 4.0. SDM kita, mau tidak mau harus mempersiapkannya dari sekarang.

Sementara sekarang ini, generasi kita adalah termasuk bagian dari generasi milenial. Generasi tahun 1990-an keatas sampai dengan sekarang ini, yang lebih banyak unggul dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Tekonologi Komunikasi (TIK) sehingga mau tidak mau, harus mampu dan menyesuaikan diri dengan (kondisi dan tantangan) zaman sekarang,” tuturnya.

Dipaparkannya memang tidak mudah untuk melaksanakannya. Karena anggaran yang dimiliki sekolah sangat terbatas, dan itupun hanya berasal dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) saja, untuk membiayai sekolah selama ini. Sementara tuntutan saat ini, sambungnya lagi, menghendaki siswa dan siswi lulusan SMA harus berkualitas dan berkarakter.

Pertanyaannya adalah apa yang harus dipersiapkan oleh sekolah terhadap anak didik SMA-SMA negeri umumnya di Kota Jambi ini, terutama peserta didik SMA Negeri 11 Kota Jambi dalam rangka mewujudkan lulusan berkualitas dan berkarakter tersebut.

“Kita mesti optimis namun tetap juga realistis, dengan kendala anggaran dan kondisi yang ada saat ini, terkait dengan pembiayaan sekolah, untuk mempersiapkan anak didik kita dalam rangka mewujudkan lulusan SMA yang berkualitas dan berkarakter sesuai tuntutan dunia pendidikan saat ini.

Salah satunya, kita telah mempunyai langkah-langkah dalam mewujudkan itu, yaitu menumbuhkan 4C yaitu Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation, Communication, dan Collaboration dikalangan anak didik kita. Sesuai motto yang dimiliki sekolah kita, yaitu SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI MAKIN BERKELAS, yaitu MAri KIta tiNgkatkan (kecakapan) BERpikir kritis, Komunikasi, Elaborasi, koLaborasi dan kreatvitAS,” tuturnya.

Irwansyah mengungkapkan informasi dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan pendidikan di Indonesia saat ini sudah berada di abad ke-21. Maka sekolah harus menyesuaikan dan mempersiapkan kelulusannya dengan perkembangan abad industri generasi keempat saat ini, yaitu Teknologi Revolusi Industri 4.0.

“Faktor yang menjadi kendala sekarang dihadapi sekolah kita, adalah kendala fasilitas dan anggaran. Ini sudah menjadi konsekuensi, yang mesti dilakukan sekolah di abad industri generasi keempat yaitu Teknologi Revolusi Industri 4.0 (berlaku) saat ini.

Sementara yang terjadi sekarang termasuk kebijakan di daerah dan para orangtua siswa umumnya, justru cenderung melaksanakan program Pendidikan Gratis, tanpa melihat kemampuan ekonomi orangtua siswa/siswi, dan dari keluarga golongan mampu,” ujarnya.

Disatu sisi anak didik di sekolah dituntut untuk menghasilkan kelulusan yang berkualitas dan berkarakter. Tetapi disisi lain, sebutnya, tidak ada dukungan anggaran dan pembiayaan, serta pemenuhan fasilitas sekolah yang memadai untuk menghasilkan lulusan SMA yang berkualitas dan berkarakter.

“Ini menjadi dilematis dari pihak sekolah sendiri, dalam upaya meningkatkan kualitas anak didik kita menghadapi tantangan dan ketatnya kompetisi kelulusan saat ini dan kedepannya. Diharapkan kedepannya, ada dukungan regulasi terhadap dunia pendidikan di Kota Jambi, untuk mendukung pembiayaan sekolah dilingkungan SMA-SMA negeri yang ada di Kota Jambi umumnya, termasuk di SMA Negeri 11 Kota Jambi ini,” harapannya.

Lanjutnya justru terjadi kebalikannya di SMA-SMA negeri daerah Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Saat dirinya beserta rombongan melakukan studi banding ke SMA Negeri 3 Kota Malang beberapa waktu lalu, justru mereka memiliki anggaran untuk pembiayaan sekolahnya sebesar 3x lipat, lebih besar daripada SMA-SMA negeri di Kota Jambi pada umumnya.

SMA Negeri 3 Kota Malang saat mengawali tahun pelajaran baru, biaya pembangunan dikenakan kepada peserta didik baru, yakni siswa/siswi kelas X sebesar Rp.4 juta persiswa. Uang komite sekolah dikenakan biaya sebesar Rp.300.000 persiswa perbulan.

Selain mereka rutin memperoleh dana BOS dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari pemerintah pusat. SMA Negeri 3 Kota Malang, juga mendapat dukungan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) yang mereka peroleh, yaitu masing-masing BOSDA dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang, dan BOSDA dari APBD Provinsi Jawa Timur, serta terpenting mereka juga mendapat dukungan anggaran kucuran dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Dunia Usaha (DU)/Dunia Industri (DI) setempat.

Adapun untuk dukungan anggaran pendidikan dan pembiayaan sekolah, telah diatur di berbagai peraturan perundang-undangan berlaku di Republik Indonesia, antara lain yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah.

“Sementara sekolah kita, hanya mendapat dana BOS dari APBN itulah. Oleh karena itu, apa yang menjadi tuntutan masyarakat dan pemerintah daerah (pemda) dalam upaya meningkatkan kualitas kelulusan anak didik kita, khususnya kelulusan siswa dan siswi SMA-SMA negeri di Kota Jambi umumnya, mutlak menuntut keterlibatan semua pihak. Pemerintah, pemda dan masyarakat, serta pemangku kepentingan dan kalangan Dunia Usaha (DU)/Dunia Industri (DI).

Kedepannya harus menekankan kepada sektor pembiayaan dan anggaran untuk segala fasilitas dan kemajuan sekolah, terutama penyediaan sarana dan prasarana pendukung lainnya di sekolah, dan juga peningkatan bagi kualitas guru dan tenaga kependidikan di sekolah untuk mampu bersaing dengan daerah-daerah lainnya yang telah maju dalam rangka mewujudkan lulusan SMA di Kota Jambi, yang berkualitas dan berkarakter sesuai tuntutan dunia pendidikan di abad 21 sekarang ini,” urainya. (Afrizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *