Demi Penurunan Angka Stunting, Wabup Laksanakan Studi Kaji di Gianyar, Bali

BALI (WARTANEWS.CO) – Sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat, Hairan, SH melakukan Studi Kaji dan Pembelajaran Terintegritas di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Senin (21/03).

Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar ini, juga turut dihadiri oleh Asisten Administrasi Umum, Kadis P3AP2KB, Bappeda, Dinkes, dan disambut langsung oleh Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Gede Mayun; Asisten Pemerintahan dan Kesra, Mudana; Kepala Dinkes, Ida Bagus Upeksa; Sekretaris Dinas PU, Putu Darmiyanti; Bappeda, Widarma; dan Dinas P5KB, Cok Bagus Trisnu.

Pemilihan Kabupaten Gianyar sebagai tempat studi kaji dikarenakan Gianyar merupakan kabupaten dengan prevalensi terendah secara nasional, dan berhasil menurunkan prevalensi angka stunting menjadi 3,7 persen.

Mengawali sambutannya, Wakil Bupati Gianyar menyampaikan ucapan selamat datang kepada Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat beserta rombongan di Pusat Budaya Seni Ukiran Bali. Lebih lanjut, Wakil Bupati Gianyar menyampaikan bahwa pada tahun 2013, Gianyar termasuk kabupaten dengan angka stunting tinggi, sehingga Pemkab Gianyar terus melakukan upaya untuk menurunkan kasus stunting.

“Berdasarkan pada data hasil riset kesehatan dasar (riskesdas), pada 2013 diumumkan tingginya angka stunting pada balita di Kabupaten Gianyar, yakni mencapai 40,99 persen,” jelasnya.

“Dalam hal itu, pemerintah pun melakukan upaya penurunan hingga 2021 menjadi 3,7 persen dan penurunan angka stunting ini perlu perhatian dari semua elemen,” tambahnya.

Ditambahkan Kepala Bappeda, Widarma, salah satu program menurunkan stunting yakni dengan melibatkan Perguruan Tinggi ataupun Universitas dalam melakukan observasi penyebab stunting di Kabupaten Gianyar.

“Penyebab stunting di Kabupaten Gianyar berdasarkan hasil survey yang dilakukan Universitas Udayana, menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan secara murni terhadap kejadian stunting di 10 desa sampel lokus stunting di Kabupaten Gianyar diantaranya: kebiasaan ayah merokok, personal hygiene penyiapan makanan, kecukupan vitamin A, dan ketersediaan air minum yang bersih,” paparnya.

Dijelaskannya, upaya pencegahan yang dilakukan sejak Prenatal (sejak remaja sampai dengan melahirkan) sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Kesehatan, yaitu kesehatan ibu hamil, kesehatan reproduksi remaja, kawasan tanpa rokok dan sanitasi permukiman yang baik.

Sementara itu, upaya penanggulanan yang dilakukan sejak Posnatal (sejak bayi dilahirkan sampai dengan umur dua tahun/baduta), yakni kesehatan baduta dan makanan tambahan.

Sementara itu, Wakil Bupati Hairan menyampaikan bahwa dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemkab Tanjung Jabung Barat sudah mengajukan program penanganan daerah kumuh ke Pemerintah Pusat dan menganggarkan di APBD terkait asupan gizi.

“Dalam hal pencegahan dan penanganan, Pemkab Tanjung Jabung Barat sudah membentuk tim stunting di setiap desa ataupun kelurahan,” tuturnya.

“Setelah dilakukan dialog tanya jawab tadi, diambil inovasi daerah pencegahan dan penanganan stunting, diantaranya memasukkan program kesehatan Prenatal dan Posnatal dalam awig-awig Desa Adat, pengangkatan tenaga kontrak pendamping posyandu satu orang di setiap posyandu desa/kelurahan, digaji dari APBD untuk pencegahan dan penanganan stunting, sosialisasi stunting dalam kegiatan desa, monev baduta stunting dan penanganannya,” lanjutnya.

“Selain itu, setiap OPD mengampu salah satu desa terkait pencegahan dan penanganan stunting. Perdes terkait penunda usia pernikahan serta melibatkan Universitas atau Perguruan Tinggi dalam mengkaji dan riset terkait penyebab dan pencegahan stunting,” pungkasnya.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan pemberian cinderamata dan foto bersama. (Ilyas B)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *