JAMBI (WARTANEWS.CO) – Kepala Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi Regional Jambi, Muchamad Yusuf Salahuddin,SE, melalui Pejabat Hubungan Masyarakat Perum Bulog Divisi Regional Jambi, Ujang Ansori menyebutkan sampai dengan Agustus 2017, pihaknya sudah merealisasikan pembelian beras ditingkat petani hingga 10 persen lebih.
“Realisasi penyerapan beras ditingkat petani, sampai dengan per-28 Agustus 2017 ini, sudah mencapai 10,95 persen, atau sebanyak 1.057.475. Sementara target yang dibutuhkan Bulog pada tahun ini, sebanyak 14.660 ton,” ujarnya saat dikonfirmasi wartanews.co diruang kerjanya, Kamis siang (31/08/2017) di Kota Jambi.
Lanjut Ujang selama ini, produksi beras ditingkat petani masih didominasi oleh daerah-daerah penghasil, di sentra-sentra produksi padi yang tersebar di wilayah kabupaten dalam Provinsi Jambi, antara lain Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
“Petani kita disini, mereka lebih cenderung menjual berasnya ketimbang gabah, dan memang sudah budayanya seperti itu, dan soal harga pengadaan beras yang diserap Bulog ditingkat petani ditetapkan Rp7.300 per-kilogramnya sesuai Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah,” paparnya.
Adapun pengadaan beras ditingkat petani oleh Perum Bulog Divisi Regional Jambi, beserta seluruh Kantor Sub-sub Divre Perum Bulog di daerah kabupaten/kota, ungkapnya, masih diperoleh di sentra-sentra produsen beras, seperti Pengabuan dan Senyerang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Nipah Panjang dan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sebagian di daerah Tebo, Sarolangun, dan juga hampir semua daerah yang ada di wilayah Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh dan sekitarnya.
“Untuk pelaksanaan teknis dilapangan. Ada Satker di internal Bulog untuk pengadaan gabah dan beras ditingkat petani tersebut. Tapi kita di Jambi, malah lebih sering membeli beras dari petani ketimbang gabah, dengan dibantu unsur-unsur terkait dilingkup pemerintah daerah (pemda) setempat, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI), untuk membackup tugas kita dilapangan,” sebut Ujang. (Afrizal)